Bagian XV : AMARAH & KESEDIHAN

17 2 0
                                    

Lalu terdengar suara langkah kaki datang dari arah belakang ku,terdengar langkah kaki yang tak serasi satu sama lain nya,kemungkinan ada dua atau lebih orang yang datang dari arah belakang ku. Selain itu,aku juga mendengar suara mereka yang saling melempar argumen.

Karena penasaran aku yang pada saat itu hanya terfokus pada Ryan dan Demian,langsung mengalihkan pandangan ku ke sumber suara yang tepat di belakang ku itu. Aku yang sudah mengalihkan pandangan ku ke sumber suara yang kudengar,terkejut melihat dua sosok baru yang baru saja kulihat saat ini.

Mereka berjalan sambil berdebat satu sama lain,entah apa yang mereka berdebat kan. Lalu aku kembali memandangi Ryan dan Demian,Ryan menutup mukanya sambil mengakat wajahnya kelangit sedangkan Demian membalik kan wajahnya sambil menutup mata. Lalu sejenak aku berpikir tentang suasana aneh yang baru aku alami.

"Mereka berdua kenapa memasang wajah kecewa seperti itu?" ucap ku melihat reaksi Ryan dan juga Demian.

"Mungkin mereka lelah...?" ucap suara misterius tepat berada di belakang sisi kanan ku.

"Bodoh...jawaban yang benar adalah,mungkin mereka senang dengan kedatangan kita" ucap suara misterius lagi yang berbicara di sisi sebaliknya.

Saat aku mendengar ucapan mereka yang secara tiba-tiba sudah ada dibelakang ku aku langsung terkejut lalu me-refleks menjauh dari mereka berdua,namun setelah diriku menjauh dari mereka. Mereka masih saja berdebat untuk hal yang tak penting.

"Hey siapa yang kau panggil bodoh hah...? lagipula jawaban mu itu payah sekali sama seperti pikiran mu...payah!" ucap sosok yang terlihat dari style nya dia sangat kalem,tidak mudah marah,pendiam,dan juga tidak berontak.

"APA MAKSUD PERKATAAN MU HAH...! kamu nya yang payah dasar banci otak udang!" ucap sosok satunya yang terlihat dari sisinya,ia adalah orang yang mudah marah,memberontak,dan banyak tingkah.

"APA KATA MU HAH...JAMBUL AYAM!" ucap sosok kalem yang sudah tak terliat kalem lagi.

"HAH...JAMBUL AYAM KATAMU...!" ucap sosok pemarah.

Mereka terlihat begitu saling membeni satu sama lain,mereka juga tidak akur dan selalu mengejek satu sama lain. Aku yang saat itu melihat tingkah mereka hanya diam sambil kembali melihat wajah kecewa dari Ryan dan Demian yang terlihat tidak sanggup melihat situasi yang terjadi.

Kemudian...

"Kalian berdua DIAMLAH...!" teriak Ryan dan Demian berbarengan.

Kedua sosok itu langsung terdiam mendengar Ryan dan Demian yang mulai mengamuk memarahi mereka dengan tatapan yang seram serta mengeluarkan kedua aura kuat mereka. Aku juga terkejut dengan yang dilakukan mereka berdua saat memarahi kedua sosok itu. Namun karena tindakan yang mereka lakukan seara tiba-tiba,aku melihat reaksi takut yang diberikan kedua sosok itu dengan mimik wajah yang begitu aneh.

Aku hanya tertawa melihatnya,anehnya awalnya aku ingin menangis dan juga ingin marah kepada Ryan dan Demian,tapi pada akhirnya hal itu tidak terjadi karena berubahnya situasi pada saat itu. mereka berempat yang melihat ku tertawa terbahak-bahak hingga air mata ku berjatuhan karena dibuatnya,mereka hanya memandangi ku dengan wajah penasaran.

Setelah aku puas menertawakan hal yang sudah kuanggap lucu. Akupun terdiam lagi sambil memikirkan tentang yang sudah kulakukan sebelum nya pada orang-orang disekitarku setelah aku tidak sadarkan diri saat penyerangan itu. pandangan ku langsung terfokus pada ke empat orang yang sudah berdiri didepan ku dengan wajah penasaran mereka.

Aku dan juga kesiapan ku langsung mulai berbicara,menanyakan akan hal yang selama ini sudah mengganggu pikiran ku.

"Ehm...baik,maaf kan aku sebelumnya karena udah menertawakan sesuatu yang gak jelas" ucapku tersenyum sambil menghapus air mataku.

2 Pedang SamudraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang