Bagian XXII : TEKANAN TAK TERTAHAN

3 1 0
                                    

Pertandingan kedua pun akhirnya dimulai,beruntung nya aku sudah melatih gerakan ku untuk pertandingan ini. Panggilan dari si kembar untuk mempersilahkan peserta agar segera memasuki arena,keteguhan hati serta kondisi fisik yang prima sudah kusiapkan. Rasa ragu menghilang saat aku mulai melangkah keluar dari lorong yang langsung menuju arena,sorakan penonton belum berhenti sama sekali

"Huft..." keluh ku.

"Kau sudah siap untuk bertarung,orang asing...?" tanya Rhino.

"Hm...aku sudah siap!" jawab ku sambil mengangguk.

"Baguslah kalau begitu,karena aku juga tidak akan mau kalah" ucap nya dengan wajah datar.

(Kalau tidak salah,Rhino akan bertanding dengan Linda. Aku jadi menghawatirkan nya,apa ia sudah mempersiapkan diri?)

Dari balik lorong lainnya yang gelap di ujung arena. Tampak peserta lainnya sudah berada disana menunggu panggilan masuk,Linda juga terlihat berada disana. Ia terlihat sangat ketakutan hingga ia tidak berhenti berputar-putar ditempatnya saking grogi nya,Diana sempat memperhatikan tingkah teman satu lating nya itu.

"Lin...apa yang kau lakukan?" tanya Diana.

Linda yang terus ketakutan itu sampai-sampai tidak merespon pertanyaan Diana,ia malah masih terus berputar-putar tak menentu sambil berguman.

"Bagaimana nih...? Aku belum mempersiapkan sama sekali mental ku,bagaimana kalau nanti saat aku bertemu dengan nya malah ia bakal menatap ku dengan tatapan aneh atau yang lebih parah lagi ia gak mau melihat ku...argh...hu hu hu..." guman Linda sambil menangis.

"LINDA,SEBENARNYA ADA APA DENGAN DIRIMU..." teriak Diana kesal.

*Hiks *Hiks Linda langsung terdiam dan terisak-isak.

"Ya ampun...sebenarnya kamu ini kenapa sih? Sama sekali tidak merespon ku atau merasakan kehadiran ku,lagipula sedikit lagi pertandingan akan dimulai. Jadi,apa yang sebenarnya masih kau pikir kan saat ini?" tanya nya.

"Maaf kan aku,maaf kalau aku sama sekali tidak merasakan kehadiran mu. Aku cuma sedikit kepikaran akan sesuatu!" Linda memohon maaf.

"Hey...kita kan sudah berteman cukup lama,jelas aku menghawatikan dirimu saat ini. Kamu bisa menceritakan nya padaku setelah pertandingan selesai,jadi aku mohon padamu jangan sampai kamu tidak konsen di pertandingan ini itu aja. Itu sangat berbahaya bila kamu tidak konsen di pertandingan" saran Diana.

"Baiklah...terima kasih saran nya" ucap Linda dengan senyuman.

Melihat temannya yang sudah kembali semangat lagi membuat Diana sedikit tenang,pertandingan kedua pun akhirnya dimulai dengan semangat yang bergelora. Semua teriakan serta sambutan semangat berkumpul menjadi satu di arena pertandingan,panggilan peserta pun diseru kan.

Seluruh peserta babak kedua memasuki arena,aku langsung menuju arena pertandingan yang sudah disiapkan. Babak kali ini akan menentukan nasib ku selanjutnya,entah aku dapat melakukan nya atau tidak. Aku hanya mengeluh dalam hati agar pertandingan ini bisa cepat selesai,tapi kelihatan nya itu sangat lah tidak mungkin.

"Bagaimana kabar mu sekarang orang asing?" ucap Diana menyapa.

Sebenarnya aku agak tidak suka panggilan itu,tapi memang benar bahwa aku adalah orang asing bagi mereka jadi aku hanya bisa menerima kenyataan pahit ini.

"Baik,kamu gimana?" ucap ku.

"Sangat baik,sampai-sampai aku sudah tidak tahan lagi untuk menghancurkan mu disini!" jawab nya.

Diana memandang ku dengan tatapan benci dan juga jijik seperti tatapan Ken saat melihat diriku. Tatapan tidak suka nya mulai tampak terlihat saat pertandingan akan dimulai.

2 Pedang SamudraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang