Bagian XXVI : YANG TERPENDAM

8 1 0
                                    

Tampak Rhino sudah memasang wajah seriusnnya,ia benar-benar akan menyerangku dengan senjata tersebut.

"Si sial aku masih belum bisa menggerakan tubuhku kerena luka ini!" kesalku.

Aku mencoba mencari jalan keluar ditengah kepanikan ini. aku berusaha memanggil Ryan kembali namun sedikitpun panggilanku tidak diresponnya.

"Ke kenapa di saat seperti ini panggilanku gak diresponnya...?" tanyaku.

Dari kejauhan Rhino mulai mengisi daya untuk melakukan penyerangan untuk mengakhiri pertandingan ini.

"Eh...bagaiman dengan si kembar tersebut?" ucapku yang teringat akan Redd dan Blues.

"Redd...Blues kau mendengarku kan?"

Dari alam bawah sadarku.

"Redd...Blues kau mendengarku kan?" suara ku menggema.

Saat itu Redd dan Blues sedang bertengakr akan sesuatu. Tampaknya mereka sedang bertengkar merebutkan sesuatu.

"Woi...Redd mana kue sisa tadi malam?!" tanya Blues yang menyampingkan sikap kesopanannya.

"HUH...sudah jelas ku makan lah! Kan tidak ada yang makan juga,jadi daripada mubazir mending aku yang makan!" ucap Redd yang sedang bersantai diatas batu besar tanpa besalah.

"Ja jadi ka kamu benar-benar memakannya...?" ucap Blues.

"Hm..." angguk Redd.

Lalu dengan cepat Blues menarik kerah baju Redd dan melakukan tarik dorong karena kesalnya.

"KENAPA KAU MEMAKANNYA DASAR BABI LAUT?" teriak Blues kesal.

"WOI...JANGAN TARIK-TARIK BAJU ORANG,NANTI ROBEK NIH!" teriak balik Redd.

Lalu mereka berdua saling beradu kepala,sebelum akhirnya mereka mulai bertengkar hingga adu jotos. Hal tersebut membuat mereka melupakan panggilan ku,panggilanku tak dihiraukan sama sekali karena mereka sedang asik sendirinya. Aku jadi tidak bisa memita bantuan pada mereka.

"Bagaimana ini...? satupun kepribadianku tidak merespon panggilanku walau aku sudah berkonsentrasi penuh" aku mulai panik.

"Pengisian daya 100%,lebih baik kau menjawab sekarang atau dengan serangan ku ini aku akan mengakhiri semuanya...!" tegas Rhino kali ini.

Kali ini tampak sebuah bola cahaya muncul dari balik tangan mekanik tersebut,kemungkinan besar itu adalah salah satu serangan andalannya yang akan ia lancarkan. Aku dalam keadaan panik,tubuhku bergetar dengan kuatnya. Dalam hati diriku berpikir keras apakah ini akhir dari perjalananku.

(Apa aku akan kalah hari ini juga? Sial...!) ucapku dalam hati.

Lalu terdengar suara misterius yang muncul didalam kepalaku,suara itu terdengar mengundang membuat mataku terasa berat,pandanganku kabur,badanku terasa tidak mempunyai kekuatan untuk menopang diriku lagi,dan kepalaku terasa pusing yang begitu hebatnya. Rasa sakit tentu kurasakan,namun aku tetap berusaha sadar.

"Riko teki wa warui seishitsu desu"

"Su suara ini bicara apa sih..." ucapku kesakitan

"Kooun no Hantai wa hiun desu"

"Egh...aku sudah diambang batas,aku sama sekali tidak tahu apa yang sedang ia katakan. Tapi,rasanya kukenal banget suara ini!"

Suara aneh itu terus berulang kali berucap entah menggunakan bahasa dari mana,aku sama sekali tidak mengerti akan bahasanya. Lalu seketika karena sakitnya semakin menjadi akupun terjatuh dan terkaapar tak sadarkan diri.

"Boku wa anata ni akui dewa arimasen"

Setelah suara itu berhenti,tampak tangan muncul dari balik kegelapan. Rhino yang melihatku tiba-tiba saja jatuh terkapar tepat didepannya membuat ia kebingungan dan betanya-tanya.

2 Pedang SamudraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang