ID-17845 berajalan turun dari arena dengan santai. Akan tetapi ia di cegat oleh Alfian tepat setelah ia turun. Pandangan mereka saling beradu satu sama lainnya,tapi diantara mereka yang paling mencolok adalah pandagan Alfian pada ID-17845. Pandangan penuh amarah dan kebencian.
"Yoh...selamat atas kemenaganmu!" sapa Alfian memberi selamat.
"....." namun ID-17845 tidak memberi respon,ia hanya terdiam dalam kata.
"Wah wah...tampaknya suasana siang ini cukup terik banget yah?! Anehnya lagi...saking teriknya,aku melihat fatamorgana yang membuatku merasa muak"
"Maaf...apa maksudmu sebenarnya? Terlebih lagi maaf...kau menghalagi jalanku!"
"Woyah! Maafkan aku kalo begitu. Tidak seharusnya aku menghalagi jalan seorang mantan panglima besar bukan?!" ucap Alfian sambil melirik kearah ID-17845 dengan penuh kesal.
"Sebenarnya apa yang kau inginkan?"
"Hahaha..."
*SWING* dengan secepat kilat layaknya tombak tajam yang di lepaskan,tangan kiri Alfian mengarah ke leher ID-17845.
"Jangan kau pura-pura bodoh dan tidak tahu maksud dari perkataanku! Aku tahu siapa dirimu,apa harus ku panggil dengan sebutan "Mantan Panglima Besar Viktor" Hah?!" bentak Alfian.
Mendengar hal itu,ID-17845 tidak menjawab lagi. Ia hanya terdiam,hal itu makin membuat Alfian semakin kesal dengannya. Saking kesalnya Alfian menarik kerah baju Alfian ke udara. Namun kekesalannya dengan sekejab berhenti seketika sebuah hawa yang kuat muncul di tengah-tengah pertandingan.
Alfian merasakan hawa yang begitu kuat,sampai-sampai hawa itu bisa menyesak kan dada. Nampak ID-17845 juga merasakan hal yang sama,namun bukan wajah tertekan yang ia tunjukan,melainkan sebuah wajah layaknya ketakutan. Keringat dingin turun dari kepala ID-17845 dengan derasnya.
(Pe perasaan apa-apa an nih? Kenapa jadi serasa tertekan seperti ini?) ucap Alfian dalam hati.
(Ha hawa yang kuat ini? aku tahu siapa yang memiliki hawa sekuat ini!) ucap ID-17845.
(Selain kakak,tidak mungkin ada orang yang bisa memiliki hawa membunuh sekuat ini! tapi ini bukan hawa membunuh milik kakak!)
(Hawa ini makin kuat terasa...) wajah ketakutan ID-17845 semakin terlihat jelas.
(Dia akan datang...) keringat dingin Alfian juga mulai deras mengalir dari kepalanya.
(Dia datang...)
(Dari sana...!) ucap mereka berdua bersamaan sambil melihat ke arah arena 3.
Dari sana terlihat sebuah awan hitam yang berputar-putar diatas arena tersebut,yang mana ditengah putarannya muli terlihat sebuah sosok yang keluar melalui awan itu. Sosok itu tampaknya berusaha mengeluarkan diri dari pusaran awan hitam itu, setelah usaha mengeluarkan diri berhasil. Sosok hitam itu langsung terjatuh cukup keras ke permukaan arena.
*KHABOOM*
"KYAARRRGGGGHHHHH...!", "ARRGGGHHHH" suara teriakan dari para peserta bergema di seluruh area Stadion.
Ledakan dari jatuhnya sosok itu memberikan sebuah hempasan kuat di udara,membuat peserta yang ada terhempas keluar dari arena. Kabut pasir mulai menutupi jarak penglihatan. Alfian yang saat itu tidak jauh dari tempat kejadian menyadari bahwa hal ini harus ia laporkan pada kakaknya.
"Kakak kau melihat kejadian ini kan?" ucap Alfian yang dengan segera melaporkan hal yang barusan ia lihat.
Akan tetapi tidak ada respon saat Alfian melaporkan hal tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
2 Pedang Samudra
FantasyIni adalah cerita yang mengisahkan perjalanan seseorang yang berusaha hidup di dunia yang sudah mati akibat perang nuklir yang telah terjadi dan juga pencarian jati diri yang ia telah lupakan selama beberapa tahun. Begitu banyak lika-liku kehidupan...