Bagian XXXIV : PILIHAN

3 1 0
                                    

Akhirnya waktu yang ditunggu telah tiba. Kini adalah waktu dimana diriku sebagai pemenang dalam pertandingan yang sebelumnya akan memilih calon anggota berikutnya. Tinggal dua kursi lagi yang harus ditempati. Entah siapa yanng harus kupilih kali ini,akupun tidak tahu siapa yang harus kuambil untuk mengisi kekosongan dari dua tempat tersebut.

Dari awal sebenarnya hal ini tidak ingin kulakukan,karena bagiku pemilihan ini cukup merepotkan. Apalagi pemilihan ini dilepas tangan ke diriku oleh si Faisal sialan itu,yang se-enaknya saja memerintahku. Bodohnya lagi aku mau aja di perintah.

"Aah...ini merepotkan saja" ucapku kesal sambil menggaruk kepalaku dengan kasar.

Aku berjalan menusuri lorong demi lorong yang ada. Tapi entah kenapa ada yang aneh saja dan terlintas di kepalaku. Padahal tempat ini cukup asing bagiku,tapi kenapa sedikitpun aku tidak merasa tersesat? Ditambah lagi,suasana disini sangat sama dengan waktu ku di markas yang lama. Apa mungkin interior disini dibuat sama dengan saat dimarkas lama?.

Aku terus berjalan menusuri jalan lorong ini,lalu aku tersadar akan sesuatu yang menghentikan langkahku. Aku melihat kearah dinding yang tepat berada di sisi kiri lorong tersebut,tampak terlihat sebuah pigora besar terpajang disana. Ku langkahkan kakiku ke sana.

Namun,aku terkejut sesaat melihat pigora tersebut,pigora yang didalamnya terdapat sebuah foto lama dari seluruh anggota lama prajurit revolusi. Tapi,bukan itu yang aku kagetkan. Melainkan foto tersebut...tidak penempatan foto tersebut sama dengan dimana saat aku berada di markas lama. Aku kembali melihat sekelilingku, dan benar saja. Tempat duduk yang tidak jauh dari foto bingkai ini pun berada persis dengan posisi tempat duduk di markas lama yang mana pernah digunakan Linda saat menangis.

"Ada yang aneh disini! Bagaimana bisa tempat ini bisa sama persis dengan saat markas lama?" tanyaku penasaran.

Aku pun semakin dibuat bingung. Setidaknya kalo pembangunan ini dibuat dengan rancangan yang sama. Seharusnya masih ada sedikit perbedaan yang mencolok. Namun di markas sektor 4 ini sama sekali tidak berbeda jauh dengan markas pusat. Penempatan interiornya serta posisi ruang dibuat sama dan tidak ada yang berbeda sama sekali.

Lalu,sebuah tangan muncul dan memegang pundak kiriku dari arah belakang. Pikiran ku yang kacau langsung tersadar dikarenakan tepukan tersebut.

"Apa yang kau lakukan X?" tanya suara yang terdengar tidak asing tersebut dari arah belakangku.

Aku pun berbalik,dengan wajah pucat pasi ku berbalik memandang sosok yang bertanya itu,keringat dingin pun mengalir dengan deras. Pada akhirnya,pandangan mata kami terhubung satu sama lain. Sosok yang sekarang sedang berada di depanku adalah Eve.

"E Eve?!"

"Hey hey...ada apa dengan dirimu? Apa kesehatanmu masih belum stabil? Liat wajahmu pucat,iih...keringatmu banyak banget!"

"Aku pikir siapa? Tenang saja aku gak apa-apa!" jawabku dengan leganya.

Wajahku yang sebelumnya pucat langsung kembali normal seketika Eve menyadarkanku dari kebingungan ini.

"Sebenarnya ada apa sih? Apa yang membuatmu menjadi pucat seperti itu?"

"Eve...aku mau tanya sesuatu padamu?"

"Hoy...gimana sih lu? Gua nanya malah luh balik nanya! Yaudah apa yang ingin kau tanyakan?"

"Gini Eve...sebenarnya aku penasaran dengan area di markas ini? Aku ingin tahu kenapa tempat ini sama seperti dengan yang ada di markas pusat?"

"Lah...! kamu belum tahu toh? Markas ini memang dibuat persis dengan markas pusat dikarenakan memudahkan untuk mengingat. Apalagi suasananya dibuat sama persis dengan markas pusat. Jadi setiap anggota dimana pun sektornya tidak akan iri dengan anggota yang berada di posisi markas pusat. Karena suasana yang sama maka bila salah satu sektor dilumpuhkan maka mereka akan berpindah ke sektor lain yang mana sektor tersebut tidak akan berbeda dengann sektor yang lama"

2 Pedang SamudraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang