Pertandingan babak Final akhirnya dimulai. Aku dan Ken bertatap muka di arena yang cukup luas dibandingkan arena sebelumnya. Disana ribuan prajurit yang menonton serta mantan peserta dari babak sebelumnya menonton dengan seriusnya. Angin berhembus dengan lembutnya,menerpa tubuh kami.
Sebelumnya di ruang ganti.
"Huh...?" ucapku.
"Hm...?" desah Ken.
"Kyaa...ke kenapa kau bisa ada disini?" teriak ku.
"Aku yang seharusnya bertanya seperti itu...dasar orang asing!" ucapnya dengan wajah serta tatapan yang cukup seram.
"Ekh...sudahlah! mari kita lupakan kejadian ini" ucapku sambil berjalan meninggalkan ruang ganti.
"Tunggu dulu! ada sesuatu yang ingin kubahas denganmu...!" ucap Ken yang mencoba menghentikan langkah ku.
"Eh...? Apa yang ingin kau bahas disaat seperti ini denganku?" tanyaku.
"Dengarkan baik-baik dan camkan ucapan ku ini..." jelasnya.
"Haduh...gak perlu kau berbelit-belit,ayo cepat katakan dan selesaikan di arena!" pinta ku.
"Aku akan membunuhmu!" ucapnya dengan tatapan serius.
"Heh...? HAH...!" teriak ku.
"Apa kau bercanda? Kau menghentikan ku hanya untuk mengatakan hal tak penting tersebut!" ucapku.
"Lebih baik kau tidak menganggap remeh omonganku ini,karena kemungkinan nyamamu betul-betul tidak akan selamat dipertandingan kali ini" tegas Ken dengan seriusnya.
Setelah mengatakan hal tersebut ia pun berjalan duluan dan meninnggalkan ku dibelakang tanpa menolehku sama sekali. Dalam hati ada rasa kesal yang muncul setelah ia sudah berjalan cukup jauh.
"Memangnya siapa dia...? berani sekali dia mengancamku seperti itu!" kesalku.
Saat ini kami sudah saling berhadapan di arena pertandingan yang di buat cukup megah dan meriah.
"Wow wow...semuanya APA KABAR...!" sambut Erl dengan semangat.
"Hihihi kembali lagi bersama kami,komentator bersaudara yang bakal menemani kalian di pertandingan babak Final ini...!" ucap Arl.
"Kali ini kita sudah melihat peserta yang sudah saling berhadapan di arena. Tampak mereka saling bertatap muka dengan wajah yang begitu seriusnya...!" ucap Erl.
"Kelihatannya mereka sudah sangat siap untuk memulai pertandingan ini kak?!" ucap Arl.
"Tampaknya kau benar dek...! mereka sudah terlihat tidak sabar untuk memulai adu jotos disini hahaha...!" tawa Erl.
"Kalau begitu mari kita mulai puncak acaranya...!" ucap mereka berdua.
"HOREE...!" teriak para penonton.
"Pertandingan babak Final...DIBUKAAA...!" teriak Erl dan Arl.
Sesaat ketika bunyi sirine berbunyi kami pun langsung bersia-siap dalam posisi. Kedua pedang kulepaskan dari sarung pedang yang ada di belakangku,Ken juga melakukan hal yang sama. Ia mengeluarkan pedangnya yang dimana tampak jelas pedang tersebut sangatlah tajam dan mengeluarkan aura pembunuh.
Aku mencoba mangambil posisi bertahan,dengan kedua pedang kutegakan keatas sambil mengambil posisi kuda-kuda yang kuat. terlihat dari kejauhan,Ken mengambil satu langkah kedepan dengan posisi kaki kanan tepat didepan kaki kirinya.ia berdiri tegak sambil mengarahkan pedangnya kedepan wajahnya,pedang teersebut menghadap kebawah dengan posisi tangan kiri memegang bagian terdalam atau yang biasanya disebut bagian tumpulnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
2 Pedang Samudra
FantasyIni adalah cerita yang mengisahkan perjalanan seseorang yang berusaha hidup di dunia yang sudah mati akibat perang nuklir yang telah terjadi dan juga pencarian jati diri yang ia telah lupakan selama beberapa tahun. Begitu banyak lika-liku kehidupan...