[POV PARA COGAN]
Mulmed : Gilang - Alex - Galang
“Gila lo Lex!” teriak Galang tepat di depan wajah Alex.
“Ludah lo kampret!” Alex mendorong muka Galang dengan tangan kirinya.
“Emang lo gila Lex. Lo bisa dapatin cewek yang lebih cantik, lebih baik, lebih pintar dari Bella. Ngapain lo ngajak balikan dia?” sahut Gilang yang juga tak percaya dengan cerita Alex.
“Oh, atau lo gamon?” Galang ikut-ikutan memojokkan Alex.
“Ya! Gue gamon mau apa lo pada hah?” Alex jadi menyesal bercerita kalau tadi setelah tampil dia menemui Bella dan mengajaknya balikan tanpa basa-basi.
Aneh rasanya melihat dua cowok yang tadinya di sekolah seperti es berjalan tiba-tiba berbicara asyik seperti itu. Sebenarnya mereka hanya melepas topeng esnya. Itu sudah mereka lakukan sejak dulu, memasang topeng es ketika di depan umum lalu melepasnya saat hanya berempat. Kecuali Galang, dia tak pernah memasang topeng es kapapun dan di mana pun. Dan satu lagi, Davine, dia juga tak pernah memasang topeng es karena memang begitu adanya.
“Terus dia terima lo gak?” tanya Gilang.
“Butuh waktu katanya,” Alex merebahkan tubuhnya di kasur.
“Palingan ujung ujungnya ditolak!” timpal Galang.
“Gak mungkin cowok kayak gue ini ditolak sama cewek. Apalagi Bella, gue yakin dia masih cinta.” Kata Alex dengan sangat percaya diri. Padahal belum tentu Bella akan menerima kembali cowok yang telah menyakiti dan memutuskannya.
“Sstt!” Galang meletakkan telunjuknya di depan mulutnya.
“Kampret, gue ngomong dikacangin,” Alex melototi Galang yang mengabaikannya.
“Gal, Alex ngajak omong tuh." Gilang semakin membuat Alex kesal.
Galang ternyata bukan hanya mengabaikan Alex, dia pun mengabaikan Gilang. Dia mendekat ke sofa hitam yang ada di ruangan itu. “Davine tidur!” bisik Galang pada kedua sahabatnya. Di sekolah memang Galang menyebut mereka teman karena mereka bukanlah mereka yang asli, di luar itu Galang menganggap mereka lebih dari sahabat.
“Foto tidak ya.. foto tidak ya?” Ucap Galang seperti menyanyikan lagu milik Al-Ghazali.
“Foto saja lah.. foto saja lah” sahut Gilang.
"Foto aja udah." Alex ikut menyahuti walau masih kesal.
Mendapat restu dari dua sahabatnya, tanpa ragu-ragu Galang mengambil potret Davine saat tidur. “Kirim tidak ya?” Galang bersenandung seraya menunjukkan hasil potretnya.
“Kirim aja. Rejeki buat cewek-cewek,” Gilang terkekeh geli mengucapkan kata-katanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Retaliation
Teen FictionDavine Airlangga, THE COLDEST BOY EVER di SMA Gama. Tidak pernah yang namanya mau berurusan dengan cewek. Sebagian berpikir Davine pernah memiliki masa lalu yang kelam, ada juga yang berfikiran bahwa Davine tidak normal. BIG NO! Davine masih normal...