[25] - Uncover

930 66 7
                                    

Play CINTA SALAH

Biar lebih greget!
Happy Reading!!
____________________

Jangan beri harapan. Kalau cuma niat bermain

-Nathania-
----------------------------------------

Jam pelajaran Pak Maman hari ini kosong karena beliau menghadiri workshop di Surabaya. Thania sudah mengerjakan tugas yang diberikan Pak Maman. Kini dia merasa sangat bosan di kelas, apalagi Davine keluar kelas, Bella tidak masuk karena sakit, dan Viola ada pembinaan olimpiade. Thania menghela napas gusar. Sudahlah, daripada dia bosan di kelas, lebih baik dia keluar.

"Than mau ke mana?" Tanya Sam.

"Ke..." Thania berpikir sejanak. "Ke kantin."

"Oh, yowes. Hati-hati ya pacarnya babang Davine." Cowok itu tersenyum tengil.

Thania hanya mengangguk-angguk lalu pergi keluar kelas. Dia berjalan sambil mengedarkan pandangan, berharap bertemu Davine. Tapi dia tidak mendapatinya, yang dia lihat malah Rania.

Gadis itu melempar tatapan tajam padanya, sejurus kemudian dia tersenyum sinis. "Thania.. Udah berapa lama lo sama Davine?" Tanyanya dengan nada yang tidak sopan.

"Bukan urusan lo." Thania malas menjawabnya.

"Kayaknya udah lama banget deh kalian, uh langgeng banget ya." Rania tertawa. "Tapi sayang..."

Thania mengernyit, apa sebenarnya mau Rania. Daripada dia terbawa emosi lebih baik dia pergi. Thania berjalan cepat melewati Rania.

"Davine punya rahasia yang gak lo ketahui." Kalimat itu mampu membuat Thania berhenti. Thania langsung memutar balik tubuhnya menghadap Rania lagi.

"Apa maksud lo?"

Bukannya menjawab Thania. Gadis itu malah mengambil handphonenya. Sepertinya Rania sedang mencari sesuatu yang dia sebut rahasia Davine.

Davine nyembunyiin apa dari gue? Thania jadi gelisah saat ini. Apa mungkin cowok itu menduakannya? Tapi selama ini Thania tidak melihat satupun tanda-tanda Davine memiliki kekasih lain.

Setelah berhasil menemukannya. Rania menyetel rekaman dari handphonenya di depan Thania.

Gue Ramdan, temen sekelas lo. Gue mau kasih tau rahasia Davine yang disembunyiin dari lo. Semua berawal ketika cowok-cowok di sekolah ini jadiin lo bahan taruhan karena lo nolak semua cowok yang nembak lo. Lo inget ketika Galang nembak?

Thania masih ingat betul bagaimana Galang menembaknya dan Thania menolaknya. Dia masih ingat seberapa pedas ucapannya pada Galang. Padahal, sejujurnya Thania tau tidak ada satupun gadis yang mengadu padanya tentang kebrengsekan Galang.

Thania menolaknya murni karena dia memang tidak mencintai Galang. Dia tidak ingin menyakiti Galang dengan cara menerimanya, dia lebih memilih menyakitinya dengan cara menolaknya.

Davine tau semua itu Than. Davine marah, Davine murka, Davine benci sama orang yang nyakitin sahabatnya, orang itu lo.

RetaliationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang