Trauma adalah egomu, kalau tidak ada niatan melawannya, trauma itu akan selalu menempel dalam dirimu seumur hidup.
______________________
Dua hari tidak masuk sekolah terasa sangat lama bagi Thania, apalagi tidak bertemu Bella dan Viola yang mewarnai kehidupan barunya. Thania berjalan cepat menuju kelasnya. Tanpa disadari di wajahnya terukir lengkungan manis yang membuat setiap cowok meleleh melihatnya, termasuk mereka-mereka yang pernah Thania tolak. Senyuman Thania semakin melebar mendapati Bella dan Viola ada di depan kelas XI IPA 7.
Thania berdeham cukup keras. Bukan hanya Bella dan Viola yang menoleh, semua yang ada di koridor juga.
"THANIAAAA!!" Bella menyambut kedatangan Thania dengan pelukan. Thania pun membalas pelukan Bella.
"Sini Vi sini," Thania mengisyaratkan agar Viola ikut berpelukan. Viola mengangguk lalu memeluk Thania dari sisi yang lain.
Empat cowok yang baru datang menyaksikan sesi kangen-kangenan Bella, Viola, dan Thania. Davine bersandar di ambang pintu menunggu pacarnya selesai melakukan hal yang menurutnya alay itu. Bagaimana tidak alay, baru saja tidak bertemu dua hari seperti orang tidak pernah bertemu dua tahun.
"Cemburu?" Alex menyikut lengan Davine.
Davine menoleh dan menatap Alex seolah berkata --Gak lah--. Melihat itu Galang dan Gilang tertawa kecil.
"Eh ada Davine." Ucap Bella, membuat Thania ikut menoleh ke sana.
"Eh ada mantan, eh." Sahut Galang yang langsung mendapat tatapan mematikan dari Alex.
"Jangan lupa pulang sekolah latihan." Bella melirik sekilas Alex, kemudian dia memasuki ruang kelas XI IPA 7 diikuti Viola.
"Ya." Balas Alex dingin.
"Gue ke kelas dulu." Mood Alex sudah rusak dipagi hari karena Bella yang semakin hari semakin cuek padanya. Cowok itu berjalan cepat meninggalkan area XI IPA tanpa memedulikan Gilang yang memintanya menunggu.
"Gue masuk dulu Dav." Galang menepuk pundak Davine dna melewatinya.
Kini di depan kelas hanya tersisa Thania dan Davine, dengan jarak yang cukup jauh mereka saling menatap. Meski Thania memulai tersenyum lebih dahulu, tetap saja Davine tidak membalasnya.
Davine mendekati tempat Thania berdiri, tatapannya masih tidak berubah sama sekali.
"Ayah ngomong apa aja?" Tanya Davine tanpa basa-basi.
"Cuma nanya tujuan gue ke Jakarta."
"Gak ada yang lain?"
Thania menggeleng.
"Oh. Yaudah." Davine melewati Thania, dengan cepat Thania menahan cowok itu. Dia tahu pasti Davine akan bolos di pelajaran pertama--Biologi.
Davine menatap tangan Thania yang menahan lengannya, kemudian pandangannya naik ke wajah Thania.
"Kenapa?"
"Bantuin ngerjain tugas biologi." Pinta Thania.
"Bercanda? Lo tau kan gue gak pinter biologi." Davine sedikit tertawa.
"Udah ah ayo." Thania menarik paksa Davine masuk ke kelas.
Baru saja tiba di ambang pintu, penghuni kelas langsung menyoraki mereka berdua. Sejak pertama Davine dan Thania resmi berpacaran mereka dekat sedikit disoraki, apalagi saat bergandengan. Semoga saja trending topic ini tidak berlangsung lama, telinga Davine risih mendengarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Retaliation
Teen FictionDavine Airlangga, THE COLDEST BOY EVER di SMA Gama. Tidak pernah yang namanya mau berurusan dengan cewek. Sebagian berpikir Davine pernah memiliki masa lalu yang kelam, ada juga yang berfikiran bahwa Davine tidak normal. BIG NO! Davine masih normal...