[21] - Ardyan's Wedding

3.5K 294 29
                                    


Pujian dari seluruh dunia pun tidak berarti, kalau orang tua sendiri tidak memuji kita.

____________________

Davine berjalan cepat menuju ruang guru untuk menemui Pak Ardyan. Dia sudah agak telat karena kejadian yang tidak terduga tadi. Sampai di ambang pintu, Davine mengedarkan pandangannya.

Pak Ardyan sadar akan kehadiran Davine di ambang pintu. "Davine!" Beliau memanggilnya.

"Iya Pak." Davine masuk ke sana dengan sedikit membungkuk. Dia menghormati guru yang ia lewati.

"Saya ada salah lagi Pak?" Tiba di meja Pak Ardyan, Davine langsung bertanya tanpa basa-basi.

Pak Ardyan malah tertawa.

"Santai Dav kamu gak ada salah."

Pak Ardyan membungkuk mengambil sesuatu yang ada di tasnya. Sebuah benda agak tebal dengan hiasan indah yang keluar. Beliau memberikan dua untuk Davine.

"Apa ini Pak?" Davine menerima tanpa membacanya.

"Satu untuk anak-anak IPA 7, yang satu untuk keluarga kamu."

Davine membalik benda itu.

Woh jadi selama ini Pak Ardyan masih jomblo, padahal Mama anaknya udah dua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Woh jadi selama ini Pak Ardyan masih jomblo, padahal Mama anaknya udah dua.

🔸🔹🔸🔹🔸🔹🔸

Makan malam kali ini keluarga kecil itu lengkap, termasuk sang Ayah yang super sibuk. Davine senang bisa makan malam bersama ayahnya, walaupun tidak ada percakapan sedikit pun di antara mereka.

Oh iya. Davine teringat sesuatu yang belum dia sampaikan. Cowok itu menghentikan makannya sejenak, dia mengambil sesuatu yang ada di tas ranselnya.

"Yah." Leo menoleh pada Davine yang memanggilnya. Tanpa ada jawaban, Davine langsung memberikan undangan yang dititipkan Pak Ardyan.

Leo meraih undangan itu dan membacanya, tertera nama Ardyan disandingkan nama seorang wanita yang asing bagi Leo.

"Dari?"

"Pak Ardyan," Davine mengerti pertanyaan singkat itu.

"Ardyan ngajar di sekolah Davine," Sahut Nada yang masih sibuk mendulang Leona. "Bisa kan Yah?" Imbuhnya.

Leo meletakkan undangan itu, dia beralih pada handphonenya. Pria itu sedang melihat kalender. Tanggal 18 Mei. Tidak ada keterangan di kalender handphonenya, artinya tidak ada kerjaan yang penting. Leo menatap Nada yang masih setia menunggu jawaban, lantas dia mengangguk.

RetaliationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang