[29] - Beating

1K 63 8
                                    

Usai menjenguk Ramdan. Davine langsung pulang ke rumahnya, dia melarang temannya untuk datang hari ini karena pasti ayahnya akan marah setelah kejadian kemarin. Siang tadi Davine sudah mengabari Nada bahwa dia sudah ada di sekolahan. Nada juga sudah mengomelinya melalu telepon, entah apa yang terjadi setelah ini.

Davine memarkir motor CBR-nya di garasi rumahnya, kemudian menutup lagi garasi yang sudah dia buka. Davine menenteng tasnya dan masuk ke dalam rumah tanpa mengetuk.

Kedatangannya disambut oleh Leo dan Nada yang ada di ruang tamu. Mamanya itu tersenyum lebar lalu berlari menghampiri Davine dan memeluknya.

"Davine!! Kamu buat Mama khawatir aja!" Nada memeluk erat anak sulungnya itu.

Tak lama kemudian Mamanya melepas pelukan. Leo ganti mendekati Davine dengan tatapan misterius.  Cukup lama Leo menatapnya. Mata pria itu menajam namun memperlihatkan sebuah kekecewaan. Davine tidak berani menatap balik ayahnya, dia memilih untuk menunduk. Di sana dia melihat tangan ayahnya menegang.

PLAK! Tangan kurus namun kuat itu mendarat sempurna di rahang Davine

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

PLAK! Tangan kurus namun kuat itu mendarat sempurna di rahang Davine.

PLAK! Tangan kurus namun kuat itu mendarat sempurna di rahang Davine

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Maksud ayah apa?" Davine memegangi rahangnya yang nyut-nyutan. Ini pertama kalinya Davine menerima tamparan dari ayahnya. Rasanya sangat sakit.

Leo semakin menatapnya tajam, "Ayah gak pernah ngajarin kamu mainin perempuan," nada bicaranya rendah dan dingin seperti biasanya.

Davine mengernyit, dari mana ayahnya tau soal itu?

"Kalau memang kamu gak sayang sama Thania buat apa kamu dekati dia. Kamu cuma bertujuan hancurin hati dia?" Leo semakin mengintimidasi Davine.

"Ayah bilang ayah gak pernah ngajarin Davine mainin perempuan.." Davine mengangkat kepalanya dan menatap dingin ayahnya. "..Ya bener, Ayah bahkan gak pernah ngajarin apapun ke Davine. Ayah cuma laki-laki dingin yang gak pernah mau tau soal anaknya." Lanjutnya.

"Ketika Davine jadi cowok brengsek gini, ayah nyalahin Davine?" Davine tertawa hambar.

"Ke mana aja Yah?" Lanjutnya lagi.

RetaliationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang