Dinding hatiku yang terlalu lemah atau dia yang terlalu kuat sebagai pendobrak?
⚪⚫⚪⚫⚪⚫⚪⚫⚪⚫⚪
Diculik Mike, yang sangat terobsesi memiliki Thania yang sudah cantik saat ini adalah hal yang mengerikan. Bukan hanya diculik, Mike berani menyentuh-nyentuh Thania di luar batas. Lebih mengerikannya lagi, Davine menyaksikan itu. Dan dia membiarkan itu terjadi. Davine tidak ada usaha untuk menyelamatkan Thania, dia malah tersenyum menang.
Entah kenapa mendapat senyuman semacam itu dari Davine rasanya sangat sakit.
Sakitnya terasa nyata.
Walau itu hanyalah mimpi singkat saat Thania pingsan.
Mungkin untuk saat ini, itu hanyalah mimpi. Tidak ada yang bisa memprediksi kejadian itu akan selamanya menjadi mimpi atau akan menjadi nyata suatu saat. Thania hanya bisa berdoa agar kemungkinan kedua tidak terjadi.
"Thania, are you okay?" Davine menggoyahkan tubuhnya Thania, itu membuatnya tersadar dari lamunan.
"Ya, I'm okay." Thania mencoba tersenyum, walau dirinya tidak benar-benar baik. Dia masih belum bisa menghilangkan bayangan mimpinya.
Davine merendahkan tubuhnya, ia mengintip wajah Thania. Mulutnya bilang baik-baik saja, tapi raut wajahnya tidak bisa berbohong. Davine tau gadis ini sedang memikirkan sesuatu yang membuatnya bersedih.
"Kita pulang sekarang?" Davine melingkarkan tangannya pada bahu Thania.
Thania melirik tangan Davine yang ada di bahu kirinya, "Acaranya belum selesai Dav."
"Tapi keadaan lo gak baik, Viola pasti bisa ngertiin keadaan lo sekarang ini." Nada bicara Davine merendah. Acara tiup lilin dan make a wish Viola sudah selesai, saat ini pun para tamu undangan sibuk sendiri menikmati kudapan yang ada di sana. Davine kira dia bisa membawa Thania pulang sekarang.
Thania hanya bergumam.
"Gue anggap itu persetujuan. Ayo." Davine menarik tangan Thania.
Thania memperkuat dirinya di posisi semula.
"Gue baik-baik aja Davine." Ucap Thania dengan lesu.
Dasar cewek sok strong. Batin Davine kesal. Sudah jelas-jelas wajahnya pucat, gelisah, pipinya lebam, nada bicaranya lesu, masih saja mengelak. Davine baru sadar ternyata serumit ini menghadapi seorang gadis. Apa kabar Alex yang menghadapi banyak gadis?
"Oke. Lo yang buat gue ngelakuin ini." Davine mendekatkan wajahnya pada wajah Thania.
Hap!
"Dav.. turunin gue.." Ucap Thania lesu. Dia terlihat tidak ingin marah-marah saat ini.
Davine semakin tertarik menggodanya. Dia tidak menuruti ucapan Thania, justru dia malah berlari menggendong Thania hingga keluar dari rumah Viola. Sebelum itu, Davine bertemu Viola dan berpamit pulang duluan, Viola bisa mengerti keadaan Thania saat ini.
"Balik Dav, gak enak sama Vio." Rengek Thania sedikit manja.
Davine menggeleng sambil membuka pintu mobilnya. Dia mendudukkan Thania, lalu segera menutup pintu sebelum Thania memaksa keluar lagi. Cowok itu mengelilingi mobil lalu duduk di jok kemudi. Baru saja dia duduk sudah mendapat tatapan tajam dari Thania saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Retaliation
Ficção AdolescenteDavine Airlangga, THE COLDEST BOY EVER di SMA Gama. Tidak pernah yang namanya mau berurusan dengan cewek. Sebagian berpikir Davine pernah memiliki masa lalu yang kelam, ada juga yang berfikiran bahwa Davine tidak normal. BIG NO! Davine masih normal...