01

87.9K 2.7K 29
                                    

Halo gais

ini my first story.
Dan sumpah saya
gugup pake banget

Oke langsung baca aja ya gaes :)

♡♡♡

Segelas cangkir kopi menemani kesendirian nya menunggu seseorang di cafe saat ini, kopi yang ia resapi sedari tadi tak terasa tersisa setengah dari cangkir tersebut

Sembari menunggu orang itu, ia meletakkan kepalanya dilekukkan kedua lengannya, sesekali ia melirik jam di lengan kirinya. menghembuskan napasnya kasar, kedua matanya kini melihat-lihat setiap sudut cafe.

Kembali ia pun menaruh kepalanya dilekukkan kedua lengannya, Kenapa ia merasa waktu begitu lambat? Dengan rasa kesal, ia sama sekali tak merasa, bahwa orang yang ia tunggu sedari tadi telah berada dibelakang dirinya hingga akhirnya ia sadar karna orang tersebut mencubit lehernya.

sontak saja ia mendongakkan kepalanya melihat siapa yang barusan mencubit lehernya itu.

Orang itu tersenyum lebar, bukannya membalasnya dengan senyuman balik, ia malah merengut kesel. kedua tangannya sontak bergerak memukul orang itu tanpa ampun! Ia merasa begitu kesal saat ini. sedangkan yang dipukul tertawa dengan kedua tangan berusaha menahan pukulan dari dirinya....

"Hei..heiii berhenti! maafin gue" pintanya yang masih saja mendapatkan pukulan kecil darinya. "tadi jalanan lagi macet makanya gue lama nyamperin lo" jelasnya

Ia mencebik kesal. "Lo tau? lo itu nyebelin! Bahkan gue udah gak sabar untuk ngebunuh lo saat ini" kesalnya membuang muka

Dengan kekehannya, orang itu mengambil duduk di hadapannya. Orang itu masih saja mendapatkan hiburan darinya saat ini. dengan gemas diberinya cubitan maut di pipi nya yang dibalas cubitan juga di lengannya...

"Gemes banget sih gue sama lu kanayaaaa" ucapnya masih ingin mencubit pipinya

"Gue malah benci ama luuu William!!!" Balas kanaya melotot

Dan ya yang sedari tadi menunggu ialah kanaya-

Dan yang ditunggu ialah William-

"Hahaha ampun deh, Oiya sebetulnya tujuan lu ngajak gue ke sini ngapain" tanyanya penasaran. Pasalnya perempuan dihadapannya bukan tipe yang hobi bikin repot, tanpa terkecuali dirinya

Gadis itu menghembuskan napasnya panjang, kedua matanya melihat kanan-kiri, takut ada yang mendengarnya "seperti biasa ibu kosan ngusir gue"

Bukannya iba, pria itu malah tertawa "hhaha kenapa bisa?" Tanyanya heran, soalnya kanaya ini setaunya memang sering di usir oleh ibu kos-kosan nya.."ohya...ohya gue tahu, ini pasti karna lo belanjaiin semua uang lo demi dapatkan tas itu kan?" Tebaknya menunjuk sebuah tas yang berada di atas meja.

"Lo gak bakal paham bodoh! ini tas yang paling gue incar" jawabnya memeluk tas itu erat seakan tas itu adalah barang penting

"Yang bodoh disini gue apa lo!? jelasnya lo gak bayar kosan demi tas itu kan?" Ucapnya jelas

"Lantas apa peduli lo hah" asalnya tak suka kalimat William barusan

William memutar matanya malas "Kalau gak ada yang peduli sama lo terus siapa yang bakal peduliin diri lo selain gue? Hah...?! Lo mau hidup di pinggir jalan?" Jelasnya kini menaikkan alisnya sebelah sembari berharap kanaya cepat paham

Kanaya terdiam sesaat, ia nampak memikirkan sesuatu hingga akhirnya ia memukul pelan kepalanya "astaga begonya gue" sesalnya setelah berpikir beberapa detik tadi

William sadar bahwa ia sekarang menyesal bersahabat dengan kanaya yang ternyata otaknya lemot pake banget "Baru sadar situ bego" gumam nya pelan sembari menghabiskan kopi milik kanaya tadi

"Gimana ini gue tinggal dimana" ucapnya menarik rambutnya frustasi

"Gatau gua ikan"jawab William asal,
Kan kan kan!!! Udah kaya gini baru mikir dasar lemot

"Will gue harus gimana?!" Tanyanya dengan mata yang hampir berkaca kaca

William yang melihat kanaya seperti ini akhirnya menghembuskan nafas nya kasar..."Ya udah tinggal dirumah gue aja"

Kanaya memikirkan gimana bila dirinya tinggal bareng William kelak. Pasti deh bakal jadi babunya ntar

"Gak! lo pasti nyuruh gue jadi babu lo kan?!" tudingnya

Gini amat punya sahabat, diajak tinggal bareng, biar gak jadi gelandangan malah dikatain seakan nyari babu.

"Gue juga kalo nyari babu tipenya bukan kaya lu ya! ogah gue kalo lu jadi babu gue"

Kanaya merasa tak terima, bisa bisanya dia bukan tipe babu William. Eeeh wait, lagian dia juga gak mau jadi babunya William! " Lu yaaak!!!"

"udah ayo buruan...lu mau apa kaga ni? ntar bokap gue nyariin gue lagi" ajaknya seraya melihat jam ditangan kirinya

"Yaudah deh ayo" pasrahnya
Pikirnya gapapa lah jadi babu atau gak asal ada tempat tinggal pun.

Kanaya lantas membayar minumannya, ia menarik koper dan membawa tas kesayangannya, berlari mengikuti William yang kini telah di dalam mobil, sesampainya didalam mobil ia menaruh kopernya di jok belakang sedangkan tas kesayangannya ia peluk dengan erat, William yang berada di samping hanya menatap dirinya datar

disepanjang perjalanan hanya radio lah yang menemani perjalanan mereka menuju rumah william

♡♡♡

Sangkyu

-Revisi

Ayah SahabatkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang