20[REVISI]

23.5K 1.2K 35
                                    

Hai

🖤🖤🖤

Semenjak pengakuan Adam seminggu yang lalu,Membuat hari-hari Kanaya bagaikan malam tanpa bintang.

Seperti malam ini. Kanaya hanya berdiri di balkon sambil melamun yang tak jelas

Bahkan sekarang ia sedang melamunkan suatu hal yang tak pasti. Pikiran nya melayang entah kemana, sembari menggosok-gosokkan kedua telapak tangannya.

Kanaya menghembuskan nafasnya pelan. Ditatapnya langit yang gelap, udara yang menerobos masuk kedalam sweater hitamnya, helaian rambutnya berterbangan tersibak udara malam

Memejamkan matanya sekilas,
Kanaya menutup pintu balkon. Langkahnya kini menuju dapur
Tersenyum sesaat pada seseorang dihadapannya

"Gue udah Masakin sup jamur kesukaan Lo" . Kanaya mengangguk dan mengambil mangkuk untuknya

Sesuap ia teguk sup itu
Sungguh ini nikmat, Kanaya melihat orang itu dengan pandangan berbinar-binar

"Gimana? Masih sama kaya dulukan?" Tanya orang itu menampilkan senyuman manisnya

"Thanks Dean"

Usai mereka makan malam
Dean menatap Kanaya yang sedari tadi terlihat tidak fokus dengan apa yang ada hadapannya, meraka kini berada didepan tv, ia melihat pandangan kanaya yang berada tv namun ia tau bahwa kanaya pasti memikirkan hal lain

Dan udah seminggu juga kanaya tinggal di apartemen nya

"Nay lo gak ngampus gitu?"Kanaya menggelengkan kepalanya tanpa melirik Dean yang berada di sampingnya

Dean membuang nafasnya pelan."Lo kenapa sih nay?! Udah seminggu lo kaya gini?"

"Gue gapapa yan"

Dean sempat terkekeh sebentar
Kedua tangannya menyisir rambutnya kebelakang menggunakan jari-jari nya.

"Kalo gak apa-apa! Ngapain lo lari ke gue!"

Kanaya termenung sebentar.
Ia juga merasa apa yang diucapkan Dean memang ada benarnya

Karena pada dasarnya ia lari begitu saja

"Gue capek"

Setelah mengucapkan itu
Kanaya langsung pergi kekamar Dean

Lagi dan lagi ia teringat kejadian seminggu yang lalu.

-Flashback

"Dia anakku"

Bagaikan dilempar bom.

Kanaya langsung melongo tak percaya. Ia tak percaya dengan apa yang diucapkan adam

Anak

"TapiAku bisa jelaskan ini se-"

Adam yang berusaha menggapai bahu kanaya langsung ditepis

Plak

Dan hal yang tak terduga akhirnya terjadi juga. Adam sontak memegang pipinya.

"Dasar pembohong!" Kanaya langsung berlari menjauh dari Adam

Kanaya mencari ponsel di tasnya
Ia hanya memikirkan satu orang kali ini

Dean

Kanaya terus menghubungi Dean
Ia tak perduli dengan Adam yang  mengejar dirinya

Ia merasa begitu dipermainkan.

Kanaya berhenti tepat diluar pintu utama. Mencoba menghubungi dean lagi

Saat sebuah tangan melingkar diperutnya. Tanpa ia sadari kedua matanya meneteskan air mata

Ia merasa begitu lemah

"Sayang maafkan aku...aku tau ini salah ku" didekapnya gadis itu Dengan erat. Sedangkan Kanaya sendiri meronta-ronta ingin dilepaskan

"Om lepasin!!"

"Gak... sebelum Kamu dengar penjelasan dari ku!"

"Gak! lepasin om" kekeuh Kanaya

"Sayang, dengarin penjelasan ku".

"Om lepasin!" Teriak Kanaya lantang. Bahkan air matanya sudah bercucuran merembes dipermukaan wajahnya

Tiba-tiba pelukan itu terlepas sendiri dari Adam. Menjadi sebuah  kesempatan buatnya untuk kabur
Ia sama sekali tak ada melihat kebelakangnya

Sampai tak ia sadari bahwa kini dia sudah berada di jalanan...
Sudah berapa kali ia menelpon Dean hingga akhirnya panggilan itu tersambung

"Ha-"

"Dean cepat jemput gue!!!" Suaranya terdengar begitu gemetaran

"Lah? Lu kenapa!"

"DEAAAAAN JEMPUT GUE SEKARANG DEAAAAAN"

Buru-buru Dean menjemput Kanaya yang terdengar begitu menyedihkan
Hingga akhirnya Dean menemukan Kanaya yang terduduk dipinggir jalan dengan penampilan seperti tadi tapi tidak dengan wajahnya yang sudah berantakan. Bahkan ia melihat kanaya masih sesenggukan

Dean menghampiri Kanaya
Diusapnya kepala gadis itu dengan lembut. Kanaya pun yang melihat Dean langsung memeluknya erat dengan isakan yang semakin menjadi

-Flashback off

"Udah malem tidur gih"
Lamunan Kanaya langsung buyar
Saat tangan Dean menyentuh pundaknya

Sontak Kanaya terperanjat kaget "lo ngapain" tanyanya bingung melihatnya yang kini berada dikamar

Dean terkekeh sebentar "gue mau ambil kaos doang..." Menampilkan kaosnya yang kotor

Kanaya mengangguk dan masuk kekamar. Sedari tadi Kanaya hanya melamun di balkon seperti biasa.

Dean menghampiri kanaya.
Tangannya bergerak mengelus rambut pirang itu

"Jangan kaya gini lagi nay, gue gak mau lo kaya gini".Kanaya menundukkan kepalanya menatap jari-jari kaki mereka

Dean menghembuskan napasnya berat. Ditariknya dagu Kanaya untuk menatap dirinya

"Karna gue bakal ada untuk lo" ucapnya langsung mengecup bibir Kanaya sekilas dan langsung pergi meninggalkan kanaya

Kanaya sendiri tertegun
Tangannya bergerak mengelus
Bibirnya. Bukan ciuman ini lah yang ia harapkan





🖤🖤🖤

Dinext aja guys

👋👋👋

Ayah SahabatkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang