22[REVISI]

25.3K 1.3K 46
                                    

WARNING!!!

21+

🖤🖤🖤

Tak terasa sudah dua bulan lebih Kanaya meninggal kan rumah itu sejak kejadian itu. Bahkan Kanaya menjalani kesehariannya seperti biasa, dia bahkan sekarang memiliki sahabat perempuan untuk pertama kalinya. Vio

Terkadang Kanaya pergi kerumah vio untuk mengusir rasa bosannya dengan mendandani vio yang menurutnya itu sangat lah cantik

Namun itu tak dapat dipungkiri
Bahwa terkadang dia teramat merindukan sosok pria yang menjadi kekasihnya, bahkan Kanaya hanya bisa menangis saat ia teringat sosok pria itu.

Usai jadwal hari ini. Kanaya memutuskan untuk pergi Ke cafe. Bahkan Cuaca hari ini pun juga tak mendukung, Langit yang mendung akhirnya menurunkan setetes demi setetes air yang kemudian menjadi hujan yang cukup deras

Kanaya sendiri sibuk memeluk dirinya sendiri. Ia juga lupa membawa Hoodie hitam yang biasanya akan ia kenakan saat hujan

Sangking sibuk dengan dirinya sendiri. Kanaya Sama sekali tak Menyadari kehadiran seseorang
yang sudah menyampirkan jaket
di bahunya

Kanaya tersentak melihat siapa pemilik jaket tersebut

"William" kanaya sontak memeluk william dan langsung menangis begitu saja

William menepuk-nepuk bahu kanaya pelan. Ia tau sahabatnya lagi dalam kesulitan saat ini

"Udah, udah jangan nangis dong. Lo gak malu apa udah gede gini masih nangis?" Ucapnya berusaha menenangkan kanaya

Kanaya mengelap ingusnya pada baju yang dipake william

"Jorok lu ya" kesal william menjauhkan kanaya dari dirinya

"Bodo" balas kanaya yang kini sudah duduk di kursinya masih dengan sesenggukan nya

"Btw. Ngapain Lo kesini?" Tanya Kanaya

"Lo yang ngapain di sini?" Bukannya menjawab, William malah bertanya balik menanyai Kanaya

Kanaya menangkupkan wajahnya, sesaat kemudian ia melihat William yang masih setia menatapnya.
Kanaya memamerkan senyumannya yang membuat suasana menjadi agak canggung

"Apakabar?"

Akhirnya Sapaan itu lah yang pertama kali keluar dari bibir Kanaya setelah hening beberapa saat

William menyisir rambutnya dengan jari-jari tangannya "Seperti yang Lo liat. Gue masih bisa jalan kan? Lo sendiri apakabar?"

"Sama kaya lo"

William mengangguk, pandangannya ia alihkan ke luar kaca, William melihat banyak pengendara maupun yang berjalan kaki dibasahi oleh air hujan

Kanaya sendiri menatap wajah William, Ia begitu rindu dengan sosok pria dihadapannya ini. Sahabat tergilanya. Namun ada sosok lain yang teramat ia rindukan dan begitu mengusik pikirannya

Yaitu ayahnya william

Adam.

Bahkan ia bingung dengan hubungannya saat ini, Memiliki hubungan namun tidak terhubung.

Pikirannya sudah berkelana tidak jelas sekarang, sampai William menyadarkannya kembali

"Nay?"

Kanaya menatap william yang memanggilnya dengan tampang seriusnya

"Lo masih mau kabur-kaburan?"

Mendengar perkataan William
Kanaya sontak diam dan mengalihkan pandangannya pada pemandangan dari luar kaca

Ayah SahabatkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang