Kanaya membantu William untuk duduk. William masih menatap ayah dan kakeknya bingung. Apa hanya dia yang merasa bingung malam ini
Ia melihat rafael yang sudah tertidur dipangkuan sang kakek.
"Maksudnya kakek apa?" Tanyanya bingung disampingnya terdapat sang ayahnya yang masih menatap dirinya berapi-api.
Apalagi saat ini kanaya tengah berada disampingnya
"Loh kenapa, Kamu gak mau dengan kanaya?" Tanya sang kakek masih dengan santai
"Bukan gi-"
"Ayah kalau ingin membuat masalah jadi runyam lebih baik pulang, lagian juga gak kesian sama bodyguard ayah yang daritadi berdiri didekat pintu?"
Ayahnya menatap enam orang bodyguard nya yang setia menemaninya "Kau mengusir Arnold grisham?! Kau mengusir ayahmu sendiri adam grisham?!" Tanyanya menatap putranya tajam sedangkan yang ditatap hanya mengusap wajahnya kasar
Kanaya baru saja mengetahui bila nama pria tua itu adalah Arnold grisham. Pria yang masuk dalam jajaran orang terkaya didunia. Bahkan adam pun juga masuk dalam jajaran tersebut
Pantas saja ia merasa tak asing
Ia menghampiri adam berupaya menenangkan pria itu. Tangannya masih mengepal akibat emosinyaMerasa tak berhasil kanaya mengecup rahang adam dan benar seperti apa yang dipikirkan. Emosi yang sedari terus saja tersulut akhirnya larut dengan sebuah kecupan.
Kanaya mengelus lengan pria itu dengan lembut. Arnold yang melihat bagaimana kanaya dapat meluluhkan adam tersenyum tipis.
Ia teringat dengan dua menantunya dulu. Helen kadang akan diam ditempatnya bila adam emosi, sedangkan yang satunya hanya akan mengelus lengan adam seperti yang dilakukan kanaya barusan
Arnold masih memperhatikan kedua insan itu. Ia melihat kanaya yang membicarakan sesuatu yang dapat membuat adam langsung tersenyum.
Arnold menghembuskan nafasnya "kalian berdua ayah restuiin" ucap Arnold akhirnya
Adam dan kanaya menatap Arnold tak percaya. Dapat adam lihat ayahnya tersenyum, dan detik itu juga kanaya sontak memeluk adam
"Akhirnya kita direstui sayang" ucapnya membuat kanaya yang berada dipelukannya mengangguk antusias. Beda dengan William yang menyaksikan kedua orang dua
Jadi fungsi dari bogeman ayah nya tadi itu apaan?
"Kakek bisa jelasin gak maksudnya apa sampai cucu mu yang ganteng ini harus menerima bogeman dari putramu?!" pintanya menatap sang kakek bertanya
Arnold terkekeh melihat William yang menjadi korban disini "maafkan kakek. Memang hobi kakek memancing emosi ayahmu itu" ucapnya membuat William dan adam menatap sang kakek tak percaya
William menghampiri sang kakek "ah kakeek...jadi gemes deh" gemes William mentoel pipi sang kakek. Bukannya bahagia Arnold malah mengetok kepala cucunya dengan tangannya
"Berhenti William" tegasnya menjauhkan William dari hadapannya membuat William memberengut kesal
"Jadi kapan kalian akan menikah...apa kalian sudah menentukan bulan dan tanggal yang tepat?"
Adam menggeleng "kami belum menentukan bulan dan tanggal yang sesuai" tuturnya. Kanaya yang berada disamping adam mengelus punggung pria itu dengan lembut
Adam melirik kanaya yang tersenyum hangat padanya
"Kenapa gak bulan ini aja yah" usul William kepada sang ayah
Adam dan Arnold menggeleng tak setuju. "Bulan ini masih sibuk-sibuknya William"
"Dan kakek bulan ini masih banyak yang harus diurus" ucap sang kakek
Kanaya menatap mereka satu persatu. Ia sebenarnya memiliki tanggal yang menurutnya pas untuk pernikahan mereka
"Emm gimana kalau bulan depan tanggal enam belas?" Usulnya yang membuat ketiga pria tersebut sontak mengangguk setuju
"Oke jadi bulan dan Tanggal sudah di tentukan...oke ayah juga akan pergi karna banyak yang harus ayah kerjakan" ucap Arnold sembari berdiri
Arnold menghampiri kanaya dan memeluk gadis itu erat. Kanaya terenyuh. Ia rindu dengan pelukan ayahnya tak sadar ia meneteskan air matanya
"Hei ada apa sweetie?" Kanaya menggeleng "aku hanya teringat dengan pelukan orang tua ku daddy" akunya mengelap pipinya yang basah akibat air mata nya
"Maafkan daddy yang tak bisa berbuat apa-apa sayang" Arnold mengecup kening kanaya. Arnold mengetahui bahwa kanaya merupakan anak yatim-piatu dari William
Adam mengerutkan keningnya bingung. Apa tujuan ayahnya hanya ini? Memeluk calon istrinya tepat didepannya
Arnold berhenti melangkah "dan untuk William terimakasih karna sudah memberi tau siapa calon menantu kakek...nanti kakek kirimkan apa yang kamu inginkan..kau memang cucu terbaikku" ucapnya membuat William mengacungkan jempolnya. Arnold berlalu diikuti oleh bodyguard nya
Sepergian arnold. William menjatuhkan dirinya tepat disofa
"Capeknya" William memejamkan matanya sebentarAdam menatap putranya sekilas "maafkan ayah" ucapnya yang tadi sempat melihat rahang William
William terkekeh "gak apa apa yah. Lagian juga siapa yang akan senang berbagi dengan apa yang sudah menjadi milik nya?" Sahutnya menatap kanaya yang berada di samping sang ayah
Ah bahagianya kisah mereka berdua. Gak sia-sia ia ikut campur kisah cinta mereka
Ia melirik rafael yang tentram tanpa gangguan. William langsung menggendong Rafael ke atas menuju kamarnya
Sedangkan adam dan kanaya masih disofa. Adam melirik kanaya "aku masih gak nyangka dengan semuanya" ucapnya mendekap kanaya erat
"Dan sebentar lagi aku akan menghadirkan adik buat William dan Rafael" ucapnya membuat kanaya yang berada di dekapannya merona
"Yaudah ayo tidur" adam langsung menggendong kanaya ala bridal style. Kanaya terlonjak kaget dan selanjutnya tertawa
🖤🖤🖤
Paginya kanaya langsung melihat disampingnya yang terasa kosong. Tadi malam mereka hanya tidur seperti umumnya sambil berpelukan, mengingat nya saja pipinya kembali merona. Sontak kanaya menggeleng kan kepalanya dan bangkit berdiri
Kanaya melangkah menuju dapur berniat membuat sarapan. Ia dikejutkan dengan Adam yang sudah menyiapkan sarapan, ia melihat sekelilingnya
Rafael yang sedari tadi menunggu sarapan bersamaan dengan William yang tingkah lakunya sebelas dua belas dengan rafael
Kanaya ikut duduk disamping Rafael "daddy aku lapar" kanaya menirukan suara anak kecil yang diikuti oleh Rafael dan William
"Sabar ya anak-anak ku, sebentar lagi"
"Oke daddy" sahut mereka bertiga kompak. Adam tertawa mendengar kalimat itu
Ketiganya menatap sarapan yang sudah berada dihadapan mereka "gimana?"
Kanaya lah yang lebih dulu menyantapnya "ini sungguh enak daddy" kanaya pun langsung menyuap nasi goreng buatan adam
William dan Rafael pun mengangguk setuju.
Adam tersenyum bahagia mendengarnya "oke kalau begitu silahkan di nikmati" ujarnya ikut memakan nasi goreng buatannya
🖤🖤🖤
KAMU SEDANG MEMBACA
Ayah Sahabatku
ChickLit-R E V I S I Ini semua berawal dari aku yang diusir oleh ibu pemilik kos-kosan yang aku tinggali, sehingga sahabat tergilaku yaitu william grisham. dengan seenak udelnya dia menyuruhku tinggal dirumah bak istana miliknya (orang tua nya)Dan dari s...