36-END[REVISI]

25.8K 976 75
                                    

🖤🖤🖤

Tepat seperti yang dinanti-nantikan. Kanaya melirik pria yang kini duduk disampingnya sambil menggenggam tangannya sedari tadi

Masih tak ia sangka, pria yang ia anggap ayah sahabatnya mampu mengucapkan ijab kabul dihadapan semua hadirin yang berakhir dengan kalimat SAH

Speechless. Kanaya melihat seluruh tamu yang menghadiri pernikahannya hari ini.

Ia melihat ayah mertuanya tengah berbincang dengan pamannya, Gangga. Pamannya yang menjadi walinya tadi saat pengucapan ijab Kabul

Kanaya melihat William menggendong rafael dan disebelahnya juga ada febi disampingnya. Sudah ia duga

Dan ia kembali melihat alfa dengan gadis yang masih ia ingat si no name, vio. Ternyata mereka bersama meskipun masih menjadi tanda tanya bagaimana bisa mereka bisa secepat itu pendekatannya

Untuk Matthew, david, dan axel. Mereka masih tetap bertiga. Bedanya mereka bertiga bersama pasangan mereka masing masing

"Ada apa sayang?"

Kanaya terlonjak kaget mendengar suara adam barusan. Kaya merinding gitu

"Ah....aku cuma melihat tamu hari ini aja mas" jujurnya tak kuat melihat adam yang entah mengapa terlihat begitu mempesona. Dasar duda penuh pesona!

Adam terkekeh mendengarnya "mas merasa bahagia sekali hari ini, bahkan untuk menjelaskannya saja terlalu rumit...intinya mas bahagia sekali" jelasnya mengambil kedua tangan kanaya dan mengecupnya lembut

Kanaya terharu mendengarnya "makasih ya mas" gumamnya melihat adam yang mengerutkan keningnya bingung

"Karena?"

"Karna udah nerima aku yang kaya gini" kanaya menundukkan kepalanya malu untuk menatap adam

Adam mengangkat kepala kanaya untuk menatap dirinya "seharusnya itu kalimat mas sayang. Mas yang harusnya berterima kasih sama kamu, terima kasih ya udah mau terima mas yang kaya gini, ya kamu tau lah apa maksud mas. Dan terimakasih untuk segalanya. Hari, waktu, bahkan semua yang udah kamu gunakan untuk menemani mas. makasih banget ya sayang"

Kanaya tersenyum haru mendengar kalimat tersebut "jangan nangis, jangan nangis" ucapnya mengingatkan dirinya sendiri

Adam terkikik geli "kalo nangis sekarang jangan ya, kecuali kalo nanti malam"

Kanaya mengerutkan alisnya bingung "memangnya nanti malam kenapa?" Polosnya bertanya seakan tak tahu apa apa

"Mas harap kamu untuk nanti malam menangis meminta lebih. Mas sangat berharap" jelasnya dengan seringainnya

"Hah?"

Adam menepuk dahinya pelan. Ini nih jeleknya kanaya kalo bolotnya kumat "sayang dengerin mas ya" adam mendekati bibirnya pada telinganya "ntar malam mas minta lebih saat kamu mendesah" bisiknya menjilati telinga kanaya dan menjauh

Kanaya membeku mendengarnya, dengan pipinya yang merona namun tak terlihat karna tertutup makeup. Kanaya menghadap adam yang terseyum dengan seringainnya

"Gimana udah paham?" Tanya adam mengelus lembut pipi kanaya yang memanas "kok panas ya ini mukanya" jahilnya menoel-noel pipi kanaya

Sesaat kemudian adam mengaduh sakit diperutnya "cubitannya ganas, mas harap nanti malam lebih ganas" adam mendekatkan dirinya pada kanaya bergeser sedikit duduknya

"Mas mesum" kesalnya membuat adam terkikik geli

Adam merangkul kanaya dan mengecup keningnya "jangan malu sayang, lagian mas juga udah berapa kali coblos kamu hm" tanyanya mengingatkan kanaya

"Dasar cabul"

"Tapi kamu sayang kan?"

"Ish aku sebel deh sama mas" rajuknya membuat adam semakin semangat menjahili istrinya ini

Sedangkan disisi lain
William tengah memperhatikan mereka dengan pandangan, geli, Jijik, Mual, Jangan ditanya lagi gimana sudah ia memandang pasangan mesum tersebut

Tapi tak sia-sia ia memungut kanaya yang tengah menggembel saat itu, seandainya ia tak membawa kanaya kedalam rumahnya apa ada kemungkinan hal ini akan terjadi? Sangat minim untuk terjadi hal itu...

William tersenyum bangga, seenggaknya untuk saat ini ia bangga pada dirinya. Karna melihat kebahagiaan orang lain dirinya pun ikut bahagia juga

William tersenyum melihat febi disampingnya yang tengah tertawa dengan rafael di gendongannya, melihatnya saja jantungnya udah deg degan.

William mengecup kening febi sekilas "aku mencintaimu" ucapnya menatap febi dengan lembut

Febi tersenyum hangat. Febi berjinjit mengecup pipi William "aku pun mencintaimu" balasnya dengan senyumannya




🖤🖤🖤

T A M A T

Ayah SahabatkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang