16. Kawan Lama (1)

3K 159 7
                                    

Aku hanya takut jika suatu saat yang kini kusebut kawan jadi lawan.

**

AWAS TYPO!!!

@_@

yeay w comeback , ada yang rindu? Enggak? Yaudah. :v

~

Semua menatap Bara seolah bertanya , apa yang sedang terjadi sampai-sampai Bara menraktir makan siang di cafe ini. Walaupun Bara tidak pelit atau perhitungan , tapi Bara jarang sekali menyempatkan waktu walau sekedar makan seperti ini.

"Bara? Lo kesambet apaan sih? Aneh banget." Komentar Rio yang memang merasa janggal dengan Bara.

"Dia lagi jatuh cinta. Udah lo jangan kepo." Balas Alex.

Ken dan Bara , keduanya tak jauh berbeda. Daripada berbicara tak penting mereka lebih memilih diam. Memang dari mereka berempat , Ken dan Bara lah yang paling sulit untuk membaur.

"Jatuh cinta?" Tanya Rio heboh.

Bara menoleh kearah Alex tajam , sedangkan Ken menoleh tanpa niat kearah mereka.

"Hehehehe... bercanda Bar."

Setelahnya mereka sibuk dengan urusan masing-masing. Ken dengan game di ponselnya , Rio dan Alex yang sibuk menggosipkan siswi-siswi di sekolahnya , dan Bara yang sibuk memandang photo seseorang di ponselnya.

"Sorry , nunggu lama."

Semua menoleh. Mereka terkejut , ternyata Jeslyn dan Alvina yang datang.

"Boleh gue duduk?" Tanya Jeslyn.

Bara mengangguk saja. Ken dan Rio yang masih tak mengerti memandang teman-temannya dengan ekspresi seperti bertanya.

"Maaf , bisakah aku duduk-"

"Lo! Lo duduk disini.. ehmm... gue keburu laper." Sela Ken yang melihat Alvina ingin duduk di sebelah Jeslyn tapi sudah di tempati Rio.

"Iya."

Dan mata elang Bara masih senantiasa memperhatikan Alvina. Rasanya ia mulai gila , karena benar-benar menyukai mata gadis seperti Alvina.

Kegiatan pemesanan makanan pun juga tak terhindarkan dari kericuhan yang dibuat oleh Alex.

Sampai akhirnya mereka selesai menghabiskan makanan dan minuman masing-masing. Awalnya memang ada Rio , namun 20 menit lalu Rio berpamitan untuk pulang karena ada urusan mendadak.

"Thanks Erghhh... siapa nama lo? Gue lupa." Tanya Jeslyn.

Alex yang memang sensitif pada Jeslyn menoleh dan menjawab Jeslyn.

"Wah parah , udah ketemu berkali-kali juga. Nama dia Batu , eh Bara."

"Nama gue Bara , lo gak perlu berterima kasih. Oh ya , gue juga mau kasih ini ke lo." Bara merogoh tas ranselnya.

Ia mengeluarkan dua gelang. Sepertinya.

"Setuju." Seru Ken.

[1] ARJ || SAD ENDING [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang