[1] ARJ || SAD ENDING [Completed]

22. Habis hujan munculah pelangi.

Seperti kita berada di tempat yang sama dengan dimensi yang berbeda.

😲

***

Awas Typo!.

*.*.*.*.*.*

Saat ini , Jeslyn dan Alex sudah berada di Rumah Sakit yang mana sesuai ide Alex. Jeslyn sudah terlihat tenang dari sebelumnya. Begitu juga Alex.

Mereka berdua sudah memastikan bahwa anak yang di evakuasi tadi adalah Dinda. Sudah hampir 2 jam ini Dinda berada di ruang UGD.

Drŕrrttt...

Rio's Calling.

Alex menoleh sebentar kearah Jeslyn yang sedang duduk disampingnya.

Ia berjalan menjauh dari Jeslyn dan segera menerima panggilan dari sahabatnya.

"Ada apa Yo..."

"Lo dimana sih? Gue cariin dirumah kata nyokap lo , lo ada di tempat sepupu lo. Gue cari di apartement sepupu lo-"

"Intinya lo cari gue apa mau curhat sih ? Hah?"

"Yeeeee.. buroks. Ini ada keadaan genting nih."

"Sok iyeeee banget lo."

"Emang iye. Ck... ini ada temen lo ya lagi jadi bongkahan es nih."

"Siapa? Lo dari tadi muter-muter mulu."

"Yaaaah... sok tau dia. Eh gue dari tadi diem disini , siapa bilang gue muter-muter."

"Penting gak sih? Keburu pulsa gue abis nih."

"Dasar si Bambang... perasaan gue yang nelpon situ deh ah."

Alex menghela napas nya lelah. Ia lelah dengan hidupnya ini....

"Jadi gini Lex...."

...        (diam)

"Apaan?"

... (sunyi.....)

Tutt.. Tutt.. Tutt...

Benar kan... kan.. kan...

Sudah terduga.

Alex melihat kearah ponselnya tak percaya. Bunyi mengerikan saat bertelepon , ia mendengarnya sendiri. Dan itu sangat mengerikan.

Mengetahui bahwa...

Si ketua kelas lagi nggak ada pulsa sok oke nelpon orang duluan.

Gitu juga belum sampai ke inti pembicaraan.

Alex berbalik dan kembali duduk disamping Jeslyn. Ia merasa bersalah kepada Jeslyn , sudah membiarkan wajah cantiknya dibanjiri air mata.

"Jeslyn.."

Suara yang sangat familiar itu membuat Jeslyn mendongak , begitu juga Alex.

"Papah?"