39. Seberapa baik aku , itu urusanku.

2.3K 100 4
                                    

Aku terlalu memaksakan kita dan berakhir saling melukai. Tuhan , Ampuni keegoisan ini.

💎💎

"Gue lanjut dimana ? belum tahu. Kenapa?" jawab Jeslyn.

Gue mau satu kampus. - Batin Alex.

Jeslyn mengangkat kedua alisnya saat Alex malah bengong menatapnya.

Ia mengibaskan telapak tangannya tepat di depan wajah Alex.

"Ah , nggak apa-apa. Cuma nanya doang." Jawab Alex tergagap.

Sebenarnya dalam hati Alex hanya ingin mengubah topik serius tadi . Ia sudah tidak tau harus berkata apa lagi.

Tapi , kenapa jawaban Jeslyn tidak pasti juga?

Bukannya bagus jika mereka bisa bersama sampai kuliah nanti?

Goblok banget sih , bagus di gue sengsara di Jeslyn. Tapi , maksut dia apa ya tadi bilang gue ada di hati nya?

"Woiiii... Lo bengong kenapa sih? Panggilin Alvina."

Alex melamun lagi , astaga.

Eh tunggu , Alvina sedang tidak ada. Gadis itu sudah tidak ada sejak , entahlah Alex sendiri juga tak menyadarinya sejak kapan gadis itu sidah tidak bersamanya.

Bara juga tiba-tiba menghilang.

"Hah? Alvina? Alvina nggak ada. Nggak tau kemana , dan Bara juga tiba-tiba nggak ada."

"Hah? Maksut lo?"

Alex menatap serius ke arah Jeslyn , menjelaskan dari sudut pandangnya tadi.

"Jadi gini , pas gue disini nungguin lo , tiba-tiba Ken, Rio ,Bara sama Alvina dateng , Alvina sambil nangis sesenggukan dan nanyain lo kenapa bisa kaya gini. Trus tiba-tiba sepupu lo dateng marah-marah , waktu itu gue fokus debat doang. Trus pas nyokap sama bokap lo dateng , mereka berdua hilang entah kemana."

Jeslyn mengangguk-angguk paham , ia tersenyum samar mendengar penjelasan Alex dimana Alvina menangis sesenggukan.

Kenapa gadis itu menangisi Jeslyn? Mereka tidak sedekat itu.

Raut Jeslyn yang tadinya tersenyum menyadari ada yang salah.Ia menjadi datar.

Apa beneran gue nggak deket? Selama ini , dia yang lebih sering gue temui dan bicara sama gue. Jeslyn? Lo bener-bener ikhlasin Iqbal? Bagus Jey , temen lo sekarang bukan Iqbal doang.

"Jeslyn?"

"Eh , iya?"

"Gue harus pulang , nyokap gue nyariin. Nanti malem gue balik kesini lagi."

Alex pamit dengan tergesa-gesa.

Sampai ia , salah meletakkan ponselnya di nakas dan berlari keluar ruangan.

"Alex?!"

Laki-laki berbalik saat tangannya hampir menyentuh pintu.

"Nanti malem lo nggak perlu dateng." ucap Jeslyn tenang.

Alex mengerutkan keningnya. Kenapa?

"Oke , tenang aja." ucap laki-laki itu sembari tersenyum lalu membuka pintu dan pergi.

Saat Alex pergi , Ken dan Rio juga berpamit pada Jeslyn. Mereka masuk sebentar untuk pamit dan mendoakan agar Jeslyn cepat sembuh.

Ah , menyebalkan.

Hanya kata itu yang ia ucapkan dari tadi dalam hatinya. Di saat ia baru masuk sekolah , masalah seperti ini muncul.

Apakah Jeslyn masih bisa masuk ke sekolah dengan masalah seperti ini?

[1] ARJ || SAD ENDING [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang