47

296 5 0
                                    

Terlalu cepat pagi membangunkan manusia dari kelembutannya yang begitu tenang. Bahkan sebelum matahari menampakkan dirinya di sisi timur dan suara kokok ayam terdengar begitu ringan sekaligus berat. Menandakan segala yang harus dimulai dari kedua mata yang terkadang enggan untuk membuka.

"Bangunlah anak muda," ujar Pertapa itu menggoyang pundakku dengan jemari tangannya yang telah dimamah usia. "Ada sesuatu yang ingin aku tunjukkan padamu."

Aku pun bangun dengan sesegera. Berterimakasih terhadap malam yang melindungi kelelahanku dan tubuh yang selalu menjagaku dalam segala waktu dan ingin.

"Akan ke mana kita pagi ini?"

"Hmm .. Bangkitlahlah dulu anak muda. Kau nanti akan melihatnya sendiri dengan segala milikmu."

Pertapa itu membawaku pada malam yang bernama pagi, di mana segala yang ada di sekitarku berbisik-bisik dan tertawa dalam keriangan yang tak tertutup-tutupi.

"Lihatlah dan dengar anak muda! Segala yang ada di sekitar kita lebih berbahagia jika kita semua lebih banyak memejamkan mata. Tidakkah kau dengar suara-suara kebahagiaan ini? Di mana rasa takut bahkan tak mampu mendekat dan semua rasa benci menguap dalam kesadaran yang begitu memahami."

"Aku mendengarnya Pertapa. Betapa menakjubkanya semua ini."

"Ya," dia mengangguk lemah dan menutup kedua matanya sambil berkata, "Manusia telah membawa ketakutan di segala tempat yang mereka datangi. Tak ada lagi yang mampu tertawa dengan lepas, di mana manusia berumah dan tinggal di dalamnya. Dan di sini, lihatlah anak muda, segala kehidupan begitu lepas dari rasa takut dan kengerian yang berlebih."

Kami pun beranjak, menelusuri jalan setapak tanah yang bercabang, yang mana kegelapan membuat manusia menjadi begitu lemahnya dalam kekurangannya yang tak mudah ditutup-tutupi. Malam merenggut kesombongan manusia dan menjadikannya begitu ciut dan penuh perasaan cemas. Malam membungkus apa-apa yang dikenal dan diketahui manusia. Menjadikan segala sesuatunya menjadi penuh misteri. Itulah sebabnya, manusia tak pernah merasa damai dengan apa-apa yang tak dikenalnya. Segala yang tak terlihat dan nampak asing pada akhirnya selalu menjadi musuh atau dipandang dalam penuh kewaspadaan.

"Lalu, apakah manusia adalah keberadaan yang salah?"

Pertapa itu berhenti sejenak. Lalu menggelengkan pelan kepalanya yang terlihat lebih kecil dan begitu rentannya. "Dari mana datangnya manusia? Tak seorang pun yang tahu. Tuhan, dewa-dewa, atau? Tak ada yang pernah benar-benar tahu akan hal itu. Untuk apa sebenarnya manusia ada? Semua orang hanya mampu berdebat dan tak pernah menemukan jawabannya yang pasti.Manusia adalah kesalahan besar, dan akan selalu menjadi kesalahan besar bagi setiap makluk yang bukan manusia. Tapi apakah manusia menganggap keberadaan mereka adalah kesalahan? Aku ragu anak muda. Saat agama-agama menciptakan manusia. Segala sesuatu yang ada di dunia ini menjadi cemar dan terlihat buruk. Pernah kau melihat seekor kalajengking memiliki agama?"

Aku menggeleng. "Tidak."

"Tidakkah manusia menggunakan agama untuk membunuh kehidupan lainnya atas nama kesucian, pengorbanan, ritual, dan sebagai ganti diri? Kenapa manusia tak melakukannya kepada diri mereka sendiri? Kau tahu anak muda, agama menyucikan manusia dengan menolak manusia sebagai sumber ritual dan menjauhkannya sebagai korban. Dan sebagai gantinya, seluruh kehidupan selain manusia pantas untuk mati demi kesucian manusia yang dinilai lebih tinggi. Oh betapa hebatnya mereka membuat sejarah dan kisah dongeng! Itulah awal dari segala bencana. Dan mereka yang kini ada di sekitar kita, lebih merasakan kedamaian saat seluruh manusia tengah jatuh tertidur."

Kami pun terus mengayunkan kaki dalam ketenangan yang begitu redup dari suara bising. Tak lama kemudian, aliran air yang begitu bergemuruh, masuk dalam pendengarku dan membuat hati melonjak.

"Di manakah kita kini?" tanyaku dengan penuh keraguan. "Dan suara apa ini yang mirip gemuruh dan air yang memercik?"

"Kau akan segera tahu anak muda. Ikutilah aku. Dan diamlah untuk sesaat. Segala yang bersuara akan menjadi keberadaan yang tak diinginkan di tempat ini."

DUNIA YANG MEMBOSANKANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang