42. First Kiss

235 17 0
                                    

Author pov

Setelah latihan dan membersihkan diri. Juli langsung kerumah Mei, tak lupa izin terlebih dahulu dengan abang cerewetnya. Mei meminta Juli datang kerumah nya, karena Mei ingin berbicara penting dengannya.

Seperti biasa mereka berdua sedang duduk di rooftop rumah Mei. Menikmati setiap sentuhan angin. Mereka menggunakan pakaian tidur nya masing masing.

"Kenapa Mei?" tanya Juli to the point. Untuk mengetahui kenapa ia dipanggil.

"Ehkm, gua mau cerita sama lo." terlihat dari gelagat gelagat Mei, ia merasa sangat gugup. Kalau bisa disebut Salah Tingkah.

Juli masih diam menunggu cerita selanjutkan dari Mei.

"Kita kan, ngalamin semua bareng bareng ya... Dari kecil, masa kanak kanak, masa bocah, masa puber, masa first love, kita selalu cerita... " basa basinya, sambil menghirup udara malam.

"Jadi...?" tanya Juli yang sudah tak sabar ingin mendengarkan kelanjutan cerita Mei, selalu memakai basa basinya dulu.

"Ya... Gua mau bilang kalo... First... Kiss gua udah diambil sama anak." aku nya sekarang. Membuat Juli membelalakan matanya karena terkejut.

Adduh kok sama ya kayak gua... Hari ini fist kiss, Mei sama gua diambil batin Juli tak menyangka.

"Terus siapa orang nya?" Andre? Tanya Juli, memancing Mei untuk mengatakannya, terlihat Mei sedang sangat sangat SALTING.

"I.. Iya, itu... Roi," jawabnya cepat. Bisa dilihat kedua pipi Mei sedang memanas dan merah. Menahan malu yang cukup besar. Eh kok pipi gua panas ya? Tanya Mei dalam hati. Mencoba berpikir kenapa dia bisa blush.

"Cieealah, Blushing Meilla... " goda Juli. Ya.. Juli sudah tahu kalau Roi menyukai sahabatnya dari dulu, dari sorot matanya, perlakuannya, perhatiannya kepada Mei. Jadi Juli bisa menebaknya, apa lagi saat Andre dan Mei berpacaran terlihat raut muka cemburu Roi.

"Eh, kok bisa?" pancing ikan lagii...

"Iya, tadi gua belum dijemput sama mama, eh pas banget ujan mau turun, suara halilintar pula! Tapi untung ada Roi yang dateng buat nolongin gua, dia nganter gua pulang, lah pas di bonceng sama dia... Ada suara halilintar dua kali, jadi gua refleks meluk dia dong dari belakang, eh dia tambah bilang kayak gini 'kalo takut peluk gua aja gak papa kok' gitu." Juli masih Setia mendengar curhatan sahabatnya.

"Pas udah nyampek dia turun dan nunggu di depan pintu rumah pas. Nah disitu gua kepeleset, eh... Badan gua nindihin badan dia, da.. n bibir gua.. Sama dia.. " belum selesai berbicara Juli sudah tertawa, tak bisa menahan tawanya yang sudah membuncah perutnya.

"Iya gua tau apa yang terjadi, jadi lo gak perlu detail. Lihat pipi lo, lo blushing.. Hahaha." tawa Juli menggelegar di malam hari itu. Sedangkan Mei dia cemberut.

"Eh, tapi.. Gua juga mau jujur Mei. Tapi lo jangan marah ya... Ke gua atau pun orang yang gua sebutin," jelas Juli sebelum melanjutkan Cerita nya.

"Apaan? Iya gua janji deh," ucap Mei, dengan wajah yang penasaran seperti hantu yang penasaran. Hahaha Author lucu -_-

"Sama kayak lo... First kiss gua.. Udah keambil sama anak, Andre. Itu pun gak sengaja kayak lo kok suer." kedua tangan Juli membentuk V jari telunjuk dan tengahnya ia angkat.

"Apa!" kaget Mei karena ia tak percaya bahwa kedua sahabat ini mengalami hal hal yang sama.

"Maaf, beneran. Eh tapi lo jangan marah ya sama Andre... " ucap Juli takut takut.

"Hahahaha... Ya ampuun tuhan penuh kejutan gak sih Juli? Kita first love samaan, puber samaan, bahkan first kiss kita samaan. Ya ampun." tidak marah, ya.. Mei tidak marah dengan Juli ataupun Andre, karena itu hanyalah tidak kesengajaan .

"Eh, tapi gua juga ngerasain hal aneh waktu meluk Roi, Juli?" tanyanya Sambil Cerita Mei.

"Apaan?" Juli menatap Bintang Bintang yang menghiasi malam yang Indah ini.

"Gua... Ngerasa jantung gua deg degan deket Roi, malah ngelebihin sama Andre, kalo lo? Sama Andre?" tanya Mei lagi.

"Ya.. Gitu gua sama kayak lo yang lo rasain waktu sama Roi, tapi gua masih belum percaya sama Cinta pandangan pertama." jujur Juli. Memang hatinya masih labil atau semacamnya.

"Berarti lo... Beneran suka sama Andre Juli," jelas Mei, walau hatinya perih saat mengatakan itu.

"Tapi gua, gak mau ngerasain Cinta lagi, semenjak pria first love kita, takut sakit hati, hehehe." Juli menyengir konyol.

"Yaah terserah lo deh," pasrah Mei.

Biar saja takdir menentukan alur permainan kisah Cinta, kisah persahabatan. antara umatnya.

Tapi ingat! Jika kamu berani merasakan Cinta, berarti kamu harus berani merasakan sakit hati karena Cinta. Tak ada kata Cinta jika tidak ada kata sakit hati.

×××××××××××××××××××××××××××××××××

Jangan lupa VOTMENT ....
Kalo apa apa, ada yang salah atau yang lainnya bisa langung komen, dan langsung aku jawab lo...
Jadi pliss setelah baca cerita comment ya... Maaciiw :))

Ps: maaf kalo ada typo :')

Mei dan Juli [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang