57. Ini yang namanya sahabat!

141 10 0
                                    

Malam ini hati Mei berdetak lebih cepat dari sebelum sebelumnya, tangan Mei telah digenggam oleh sahabatnya, Juli tersenyum menenangkan, karena ia tahu bahwa Mei sedang gugup dan takut.

Bedak tipis dan eyeshadow  sudah menghiasi kulit putih Mei, lipgloss sudah menambah kecantikannya malam ini, rok  sedengkul, dan baju thisrt, sudah melekat sempurna ditubuh ramping Mei, tak lupa tas, sepatu adidas berwarna hitam sudah mempercantik penampilan Mei, oh jangan lupakan jaket jeans, yang menambah penampilan Mei terlihat elegant, tapi keren.

Tetapi, jangan lupakan jasa seorang Juli yang membantu mencarikan baju untuk Mei, sangat cocok untuk sifat Mei yang feminim, tapi terlihat keren.

"Tenang aja Mei, gua dulu kayak lo kok! Itupun parah gila," canda Juli supaya sahabatnya ini  bisa tersenyum untuk menetralkan gugupnya.

"Hmm," gumam Mei sambil tersenyum tipis.

"Gua doain semoga lo bakalan ditembak dan nyusul gua hahaa." Juli, Andre, dan Roi sudah menyiapkan ini matang matang.

"Ya udah apa perlu gua ambilin minum, dari tadi lo tegang mulu." Juli berdiri dan ingin mengambilkan minuman untuk menghilangkan gugup Mei sementara.

Tetapi sebelum itu Mei sudah berdiri dan memeluk Juli. Sambil berkata "gua takut, gua takut, kalo Cinta yang gua rasa ke Iyo, cuman obsesi semata Juli... Gua takut ngecewain Iyo, sebenernya gua tau kalo Iyo itu suka gua, gua tau, tapi gua berusaha membalas, tapi? Gua cuman bisa sampe sini!" dan terurailah pelukan antar sahabat ini.

"Iya gua tau Mei, tapi gua yakin kalo lo sayang sama Iyo, bukan obsesi. Gua lihat waktu Iyo banyak yang ngejar dulu, gua lihat dimata lo ada rasa cemburu kan?" Mei pun mengangguk tetapi langsung menggeleng.

"Dan lo yang selalu nguatin gua waktu gua gak percaya sama Cinta pertama, and you look?  Akhir nya gua yang duluin lo, hahaa." dalam keadaan serius ini Juli malah tertawa mengingat betapa kekeuhnya dia jika Cinta pandangan pertama itu tidak ada.

"Hahaha, iya gua ngakak waktu Juli masih kekeh, buat nyimpen perasaan." Juli dan Mei tertawa bersama, sebelum bel rumah Mei berbunyi.

"Good luck! Gua juga mau kencan sama Andre, hahaa." sambil menuruni tangga Juli dan Mei selalu bercanda. Lumayan untuk mengurangi kegugupan Mei.

"Byeee, jaga nih sahabat gua!" lambaian tangan Juli mengantarkan Mei dan Roi pergi meninggalkan pelantaran, rumah Mei.

Dengan segera Juli bersiap dan pergi menuju suatu tempat.

×××××××××××××××××××××××××××××××××

Jangan lupa VOTMENT ....
Kalo apa apa, ada yang salah atau yang lainnya bisa langung komen, dan langsung aku jawab lo...
Jadi pliss setelah baca cerita comment ya...  Maaciiw :))

Lanjut tidak?

Ps: maaf kalo ada typo

Mei dan Juli [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang