20. yeay makan gratis

260 26 0
                                    

Secara bersamaan mereka terbangun, dari mimpi buruk dan menyenangkan. Buruk karena mencintai seorang pria yang sama dan menyenangkan karena naik level untuk menjadi seorang sahabat yang memang sahabat, menemani saat suka dan duka.

Sudut bibir mereka melengkung keatas, mereka merasa senang sekali, karena ujian persahabatan mereka sudah mereka lewati.

"Wooi, kebo! Bangun!" teriak Kak Nichol dari balik pintu kamar Juli.

"Iya, iya, nih udah bangun kok." kaki ku sudah turun dan menginjak pada lantai.

Dan mulai membersihkan diri dan memakai seragam sekolah.

Tetapi sesudah itu Juli menggeser, memainkan ponsel nya sambil tersenyum senyum sendiri.

Jullietta
Gua jemput lo, sama kak Nichol, buruan siap siap :)

Sedangkan Mei yang sudah siap itu, kembali menyungging senyum diujung bibirnya.

Mei sudah siap untuk menunggu jemputan dari Juli dan Nichol. Ia sudah duduk di kursi tunggu diteras.

"Tin tiiin." suara klakson mobil membuat Mei terburu buru memasuki mobil kak Nichol.

"Pagi... Sahabat gua," pekik Juli sambil terus senyum senyum.

"Pagi, Meilla," sapa kak Nichol sambil tersenyum dan tetap fokus kearah depan.

Mei sudah tau kalau mereka sama sama mimpi itu...

Yang membuat Mei dan Juli semakin mempereratkan tali persahabatn kami.

"Pagi, my friend," Jawa Mei sambil tersenyum kearah Juli, yang ada di depan Mei.

"Ya..h gua dikacangin deg," gerutu kak Nichol sambil berpura pura marah kepada kami.

"Hahahaha," tawa Mei dan Juli secara bersamaan karena muka kesel kak Nichol.

"Resek lo," elak Kak Nichol dengan wajah yang lucuuuu.

"Dah, turun lo," perintahnya kesal. Sambil menyilangkan tangannya didepan dada.

"Jangan cemberut lagi dong," ucap Juli dengan wajah cute nya.

Kami melewati lorong lorong kelas sambil tertawa dan bercanda.

"Eeh, lo, udah baikan niih," goda Roi dengan menaik turunkan kedua alisnya.

"Eh Jul kayak ada yang ngomong ya?" kata Mei berpura pura tidak tahu kalau dekatnya ada Roi yang mukanya, Mei pastikan sih ditekuk.

"Hiih, sereeem." tawa Mei dan Juli hampir saja meledak jika tidak ada Andre.

"Anying lo," gerutu Roi sambil berkacak pinggang.

"Sudah, sudah, sekarang kita rayain aja gimana?" Andre mencoba menengahi Roi, Mei, dan Juli yang akab bersiap perang dunia.

"Tawaran menarik," ucap Juli.

Ooh lumayan nih, buat TOD gua nanti, batin Mei sambil menyeriangai tajam kearah Juli.

Sedangkan Juli takut akan seringai itu, pasti gak akan ada yang beres deh ucap hati Juli.

"Tapi di restaurant Juli ya.. " ajak Mei, yang dibalas pelototan Juli.

Memang bunda Juli memiliki restaurant dan cafe, menjadi satu, itupun akan ia wariskan terhadap Juli.
"Yeay, makan gratis." seolah Roi yang tadi memelas sekarang sudah sehat dan bugar.

"Apaan bayar sendiri sendiri," cibir Juli tak terima.

"Tenang ada gua," bujuk Mei kepada Roi. Tak lupa tangan nya menggegam erat tangan Roi.

Adduh! sumpah gua gak kuat aargh! Gerutu Roi dalam hati karena tanganya yang dipegang Mei.

"Oke nanti jam 7 malem lo, cowok harus jemput gua sama Juli!" perintah Mei dengan tegas.

Waah, ada niat terselubung nih di otak Mei batin Juli sambil bergidik ngeri.

×××××××××××××××××××××××××××××××××

Ditunggu VOTMENT nya... Kalo bisa sih Wajib! Hehehe, dan jangan lupa follow wattapad aku..

nb : maaf kalo ada typo :')

Mei dan Juli [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang