44. Kebenaran

210 15 2
                                    

Author pov

Setelah berganti pakaian, Andre langsung menemui Mei yang sedang menunggunya di montor.

Kali ini Andre sudah muak, muak sekali karena ia harus berpura pura membenci Juli. Bebannya sudah menumpuk ia tak bisa menunggu sendiri, ia butuh orang untuk memberikannya solusi.

Sebenarnya Andre ingin menceritakan semua kepada Mei, karena ia menganggap Mei sudah pantas dan Andre sudah mempercayai nya.

Mei berangkat ke cafe blue, bersama Andre yang membonceng nya.

Setelah sampai mereka turun dan memesan makanan dan minuman kepada pelayan untuk menemani mereka berbicara.

"Kenapa kok kamu gak mau ngajak Juli?" tanya Mei sambil memainkan sedotan yang ada di gelas nya.

"Hm... Itu cuman, pengen kita berdua aja jalan jalannya," jelas Andre, dia juga berdusta karena alasan utamanya bukan seperti itu.

"Oh." sebenarnya Mei juga merasa aneh pada sifat Andre, yang sering tidak mau bersama Juli.

Emangnya kamu kenapa sih, kayak ngehindarin Juli gitu? Tanya tanya Mei pada dirinya sendiri, ingin mengatakan tapi tidak enak.

"Erghm, kamu kenapa sih kayak ngehindar Juli gitu?" Mei menyedot minumannya dan mencomot kentang gorengnya. Sambil menunggu Andre menjawab.

"Gak papa kok sayang, tapi sebenernya.. " kata kata Andre menggantung, sebelum mengatakan lebih lanjut ia menelan ludahnya sendiri karena merasa gugup dan takut.

"Aku mau cerita tentang sesuatu sama kamu, berharap kamu ngasih solusi atau apalah, gak papa kan sayang ku?" Andre tersenyum menggoda untuk Mei, mencoba menghilangkan rasa gugup yang melebihi menembak Mei dulu dan takut.

"Emang apaan?" sedari tadi yang memakan hanya Mei, dan Andre ia hanya meminum jus nya saja.

"Tapi kamu janji gak boleh marah, ataupun benci sama siapa aja." tangan Andre terulur menggenggam tangan Mei yang sedang terulur untuk mengambil kentangnya.

"Jadi, dulu sebelum aku pindah ke Jakarta, aku sempet punya sahabat-yang berubah menjadi pacar." jari jemari Andre mengusap punggung tangan Mei menggunakan jempol tangannya.

Sedangkan Mei, ia merasa firasat buruk akan terjadi, tapi ia tak bisa menebak apa firasat buruk itu.

"Aku dan Olla, nama pacar aku itu, udah pacaran semenjak masuk SMA sampai kelas X , dan liburan tapi waktu itu-aku gak tau kalo hari itu aku sama dia - terakhir ketemu sebelum dia menghilang dan... " Andre menghirup udara panjang untuk melanjutkan perkataannya.

Mei hanya diam menunggu kelanjutan cerita Andre, sebenarnya dia juga kasian dan... Cemburu dengan Olla.

"Meninggal dunia." tangan Mei menggenggam erat tangan Andre, menyalurkan kekuatan untuknya.

"Maaf, kalo kamu bakal cemburu atau apa, jujur sebenernya... " Tangan Andre terulur untuk mengganti mengusap Pipi kanan Mei.

"Aku itu menghindari Juli... Karena... Dia, persis kayak Olla, cewek yang selalu aku sayangi, gak tau kenapa waktu pertama kali ketemu aku langsung ngerasa kalo dia itu milikku. Iya aku suka, sayang sama Juli." Terlihat Mata Mei sudah berkaca kaca karena tak kuat menerima kenyataan yang sangat sangat sakit

"Aku harap kamu jangan benci sama Juli ya Mei, aku berharap semoga sahabat tak identik yang aku tahu ini gak bakal kepisah. Kamu boleh benci aku, karena udah nyakitin kamu, tapi jujur aku dulu berusaha ngelupain Juli tapi aku gak bisa, hati ini udah keukir sama nama Julietta Victory." Andre mengusap kedua pipi Mei yang sudah mengalir air asin disana.

"I... Iya, aku gak marah kok, a.. Aku gak papa." Mei berusaha tersenyum bahkan hatinya sakit. Perih.

Setelah selesai menangis Mei ingin bertanya kepada Andre, akan hal perasaanya.

"Hm. Andre?" panggil Mei yang sudah tenang.

"Apa?" Andre mendongakkan kepala menatap Mei.

"Kamu... Beneran sayangkan sama Juli? Kamu gak nganggep sayang kamu ke Juli cuman karena Juli persis sama Olla?" pertanyaan itu keluar saja dari bibir kecil Mei. Walau terdengar gugup.

Andre menimang nimang perkataan Mei sebelum menjawabnya "Iya.. Aku sayang banget sama dia, tapi aku juga sayang sama kamu sebagai sahabat." Andre tersenyum ramah kepada Mei yang menatapnya sendu.

Mei bersyukur ternyata cintanya selama ini hanyalah obsesi semata untuk memiliki Andre, bukan Kasih sayang.

Dia juga menyadari bahwa Cinta nya akan kembali seiring waktu, dia akan merelakan Andre untuk sahabatnya. Dan tugas pertamanya adalah menyakinkan Juli bahwa Cinta pertama memang ada.

"Ia, jadi kita sahabatan aja, dan inget jangan lo nyia nyiain sahabat gua!" ancam Mei sambil tersenyum.

"Iya, gua janji. Eh tapi gua beneran gak yakin kalo Juli beneran suka sama gua," ucap Andre ragu.

"Hm, gua bakal berusaha buat kalian deket dan jadian deh hehehe," kekehan Mei keluar, dan Andre mengangguk semangat.

"Jadi kita putus dong?" yakin Mei dengan statusnya ini.

Mei tidak menduga bahwa malam ini, hatinya terbuka dan pikirannya, bahwa Cinta menyangi, dan obsesi memiliki, itu memang ada, ia yakin seratus persen bahwa jodohnya akan datang lebih baik dari pada yang sebelumnya.

Yang bisa menyayanginya lebih dari dirinya sendiri, menjaganya, memperhatikannya, dan mencintai nya.

Dia juga menyadari bahwa persahabatan harus diperjuangkan. Mementingkan bersama dari pada keegoisan sendiri.

Sama halnya dengan Andre yang sudah lega akan semua masa lalunya, dan masa depannya dengan Juli. Dia akan bertekad untuk mencintai, menyayangi Juli.

Gua bakal ngejar lo nama yang selalu ada di hati gua ucap hati Andre.

×××××××××××××××××××××××××××××××××

Jangan lupa VOTMENT ....
Kalo apa apa, ada yang salah atau yang lainnya bisa langung komen, dan langsung aku jawab lo...
Jadi pliss setelah baca cerita comment ya... Maaciiw :))

Ps: maaf kalo ada typo :))

Mei dan Juli [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang