52. Ungkapan Rasa

154 9 0
                                    

Sekarang jarum pendek menunjukkan angka 7, Mei Sudah mendandani Juli dan membuat Juli sangat cantik kali ini! Karena tadi sepulang sekolah Juli mengajak Mei kerumahnya untuk membantu nya berdandan.

Kali ini Juli memakai celana pensil dan thisrt , jadi menujukkan lekukan tubuh Juli yang sangat Indah. Sebenarnya Juli tidak mau memakainya, dan karena keterbatasan baju yang dimiliki Juli rata rata semua kaos oblong.

Wajahnya hanya disapu bedak tipis dan lipteen tipis. Tidak terlalu menor dan tidak terlalu tipis. Jadi Juli sangat terlihat elegant tapi cantik.

"Good luck babe, gua berdoa semoga lo segera ditembak sama Andre ya... " goda Mei sambil merapikan rambut Juli yang tergerai.

"Thank's babe, semoga hahaa" tawa Juli dan Mei memenuhi kamar hitam merah ini.

Tawa mereka terhenti karena kak Nichol memberi tahukan, jika didepan ada yang mencari Juli. Dan tentu saja itu Andre.

Juli langsung menuju kebawah dan menemui Andre, yang sedang berbicara dengan Kak Nichol.

Kok akrab sih? Batin Juli, bingung.

"Ooh ini nih, yang udah dateng, okai, jangan bawa adek gua lama lama ya... " peringat kak Nichol kepada Andre.

"Ya udah kak, aku sama Andre berangkat dulu, byee." Juli dan Andre pun keluar dari dalam rumah dan masuk kedalam mobil Andre.

Saat tangan Juli ingin membuka pintu mobil, tiba tiba ada tangan yang sudah membukanya terlebih dahulu, ya pasti itu tangan Andre.

Ya tuhan, ganteng bener dah ni cowok. Batin Juli yang masih bengong menatap wajah Andre disampingnya.

"Ekhm, silahkan masuk..." suara Andre menyadarkan Juli dari lamunanya, dan dengan gugup ia langsung masuk, dan menormalkan jantung nya yang berdetak cepat.

----

Setelah duduk manis, dan memesan makanan Juli dan Andre berdiam saja, tanpa ada niatan untuk memulainya dahulu. Sama seperti di mobil tadi, hanya kesunyian dan suara lagu yang menemani mereka.

Andre menatap Juli yang sedang memakan spagetinya, hidung yang mancung, mata abu abunya, alis tebal, dan bulu mata yang lentik, seandainya lo punya tahi lalat, pasti lo sama persis sama dia...

"Engg, Juli?" panggil Andre.

Juli hanya membalas dengan deheman saja, karena ia masih fokus kearah makanannya.

"Gua mau ngomong nih." kata Andre yang sukses membuat jantung Juli berhenti, dan beberapa detik melonjat lonjat meminta keluar.

"Em, apa?" cicit Juli, karena ia sudah berusaha berbicara, tetapi suaranya seakan menyangkut di tenggorokannya.

"Gini, ekhm." Andre membasahi tenggorokannya "maaf... "

"Buat apa?" potong Juli, yang sudah fokus kesatu arah, yaitu depannya.

"Maafin gua karena gua... Kemaren udah jauhin lo." Andre mencari udara yang ada disekitarnya, ia merasa udara sangat sedikit disini!

"Udah dimaafin kok." potong Juli. Lagi. Ia melipat tangan didepan dada dan memperhatikan wajah tampan Andre yang sedang menghirup udara dalam diam. Dan terjadilah tatap menatap antara Juli dan Andre.

"Yaelah jangan dipotong bisa?" kesal Andre, karena sedari tadi ucapannya dipotong oleh Juli, dan Juli hanya tersenyum polos, untung sayang batin Andre.

"Sebenernya itu... Gua" ucap Andre dengan satu tarikan nafas.
Sedangkan Juli? Ia sudah susah bernafas, pasokan udara disekitarnya mengurang dan jantungnya heboh berloncat loncat.

Gua harus jawab apa ini? Batin Juli.

×××××××××××××××××××××××××××××××××

Jangan lupa VOTMENT ....
Kalo apa apa, ada yang salah atau yang lainnya bisa langung komen, dan langsung aku jawab lo...
Jadi pliss setelah baca cerita comment ya...  Maaciiw :))

Ps: maaf kalo ada typo

Mei dan Juli [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang