Kejutan

363 32 7
                                    

Teman, tidak akan menusukmu dari belakang.

Aula telah terisi penuh. Riuh suara memenuhi semua penjuru aula ini. Mereka membicarakan calon Ketua OSIS favorit masing-masing. Yang paling banyak disebut namanya adalah Wino. Pendukungnya memang bejibun banyaknya. Sayangnya, euforia ini tidak akan berlangsung lama.

Pemilihan Ketua OSIS telah dilakukan secara voting dua hari berturut-turut kemarin. Dan kebanyakan orang memprediksikan dengan yakin sekali siapa yang akan terpilih di periode kali ini. Kecuali tentu saja tiga orang yang selalu berharap bahwa kandidat itu tidak akan menjadi Ketua OSIS selanjutnya. Beberapa minggu belakangan ketiga orang ini juga sudah melakukan misi rahasia mereka. Misi yang hanya mereka dan segelintir orang yang tahu, termasuk kakek Ano.

Pada suatu ketika, saat mereka berkumpul di rumah Ano untuk membicarakan hasil tugas masing-masing, kakek Ano datang dan berceletuk, "Ahahaha kalian seperti detektif cilik yang berusaha menangkap kriminal. Lihatlah di cermin ekspresi kalian itu ahahaha." Dan ketiga anak itu pun saling berpandangan lalu tertawa. Mereka memang menjadi semakin dekat.

Ano pun sampai meralat perkataannya pada Banzai.

"Zai, aku minta maaf ya pernah mengatakan bahwa kamu anak pemalas. Aku... tidak tahu yang sebenarnya."

Banzai bahkan sudah melupakannya. Dia memegang pundak Ano dan berkata, "Sudah lupakan saja yang lalu lalu. Aku juga bukan anak yang mudah menempatkan diri. Mungkin saja benar jika aku ini pemalas."

"Kamu memang agak aneh, tapi jelas lebih baik dari Geng Juara ehehehe," celetuk Ano.

"Aneh kamu bilang? Kamu dan emosimu itu yang yang lebih aneh sepertinya... ahahaha..."

"Yasudah yasudah. Kita sama-sama aneh..."

Mereka pun tertawa bersama. Seperti teman yang sudah kenal lama.

"Hei, kalian tertawa sendiri nggak ngajak-ngajak aku." Tiba-tiba Mala muncul sambil bersedekap.

"Ini urusan cowok..." ledek Banzai sambil menjulurkan lidahnya. Mala jadi jengkel dan cemberut. Tapi dia tertawa lagi. Dia merasa lucu sekaligus lega. Akhirnya dia punya teman-teman seperti mereka. Begitulah mereka, saling cocok satu sama lain. Yah, di dunia ini mungkin kita perlu melakukan perjalanan yang lebih panjang atau menunggu waktu yang lebih lama sampai kita menemukan lingkaran orang-orang yang senada dengan kita. Setelah kita menemukan mereka? Pegang erat dan jangan mudah terlepas. Teman yang baik sekaligus tulus itu langka.

Hari ini, jantung mereka berdegup lebih cepat dari biasanya. Mereka tidak sabar mengetahui hasil dari misi rahasia yang telah mereka lakukan.

Misi rahasia membongkar jati diri Geng Juara di depan semua orang. Sekaligus memberantas praktik bully di sekolah ini.

"Tes. Tes. Selamat siang semuanya."

Suara Kepala Sekolah menggema melalui pengeras suara.

"Di hari yang bahagia ini, perhitungan voting pemilihan Ketua OSIS periode tahun ini telah selesai. Saya yakin kita semua yang ada disini sudah tidak sabar bukan mengetahui hasilnya? Siapapun yang terpilih saya harap dapat memimpin murid-murid di sekolah ini ke arah yang lebih baik, lebih berjaya, lebih berprestasi, lebih beradab dan juga lebih cerdas dari tahun sebelumnya. Melalui program-program yang akan dilaksanakannya di tahun dia menjabat, Ketua OSIS yang terpilih akan mengawal murid-murid di sekolah ini semakin mengembangkan kemampuan mereka..."

Kepala Sekolah terus melanjutkan pidato pembukanya dengan wajah yang berseri-seri. Sesekali dia melirik ke donatur paling berpengaruh nomor dua di sekolah ini. Lalu melirik juga ke donatur paling berpengaruh nomor satu. Pria bersetelan parlente itu menganggukkan kepalanya. Tanda dia setuju dengan semua ini. Permintaan dari anaknya sendiri.

Fake FriendsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang