Chapter 2

311 18 1
                                    

#Medan, Sumatera Utara.

Sesampainya Egy didepan rumah Dini, Egy bergegas mengetuk pintu kayu tua tersebut dangan wajah sumringah.

"Tok..tok.. Assalamualaikum.." Salam Egy sambil mengetuk pintu.

"Wa'alaikumsallam.. Eh kau gik.." jawab gadis berparas cantik dengan kain tenun yang ia kenakan dengan rambut terurai berhiasan jepitan bunga melati.

"Ikut aku bentar yu.." sahut Egy sambil menarik tangan Dini.

"Ikut kemana gik.. Dini belum izin sama mamak..." jawab Dini kebingungan.

"Sebentar saja.." potong Egy.

Egy mengajak Dini untuk menaiki sepedanya.. Dan Egy membawa Dini ketempat dimana mereka sering menghabiskan waktu waktu luang mereka disungai berhias sawah sawah nan indah dipinggiran kota medan.

"Ada apa sih gik?" gerutu Dini.

"Duduk sini.. Disampingku.." seru Egy menyediakan tempat duduk untuk dini.

"Aku mau kasi tau kamu din.. Sesuatu yang indah.. Yang berharga sekali.." jelas Egy.

"Apa itu? " bingung Dini.

"Ini..." Jawab Egy sambil memberikan kertas berisikan bahwa ia berhasil mendapatkan beasiswa dijakarta.

"Apa ini?beasiswa? jerit Dini didalam hati.

" kenapa kau meninggalkan aku gik.. Kau memberikan ini disaat aku membutuhkan kamu disini gik.. Aku bingung gik harus senang atau sedih melihatmu meraih mimpi disana gik.." jerit hati Dini.

"Dini... Kau menangis kah?" tanya Egy sambil menenangkan Dini yang mulai meneteskan air mata.

"Apaa.. Tak Dini tak nangis.. Dini cuma kelilipan ko..." ucap Dini mengalihkan pembicaraan.

"Kau tak senang ya,, aku pergi kejakarta? Kau sedih ya.. Maafkan aku dini.. Aku harus pergi kejakarta untuk mimpiku din.. Cita citaku ingin sekali jadi pemain bola din.. Kau juga tau itu kan.. Kau harus tau aku janji akan kembali kekota medan ini untukmu din.. Aku janji.." ucap Egy menjelaskan semuanya.

"Tak.. Dini senang ko gik.. Kau pergi lahh... Dini tak apa.. Dini bisa telpon kau ini setelah kau sampai disana.." ucap Dini meninggalkan Egy sendiri.

"Din... Dini... Dengarlah aku dulu din.. Dini..." jerit Egy berupaya mengejar sahabatnya itu.

~~~~~~~~~~~~~~~~~
Sesampainya Dini dirumahnya dini bergegas kekamarnya untuk menumpahkan seluruh amarahnya.
"Assalamualaikum.." salam Dini sambil berlari menuju kamarnya.

"Wa'alaikumsallam.. Dini.. Kau kenapa nak" tanya Ibunda Dini.
Dini tak memperdulikan pertanyaan ibunya, ia langsung berlari dan mengunci pintu kamarnya.

"Egyy kenapa kau jahat sekali sihhh... Kau tak tau perasaanku.. Kau jahat!" tangis Dini memecah saat dia tau Egy akan pergi kejakarta.

"Kring....kringgg...kringg" suara telfon Dini berdering, namun dia tidak memperdulikannya.

"Aapa kau tak sadar selama ini siapa yang sayang kau gik.. Aku.. Dini... Dini tak mau kau pergi gik..." tangis Dini.

Disisi lain Egy yang berusaha menelpon Dini pun mencoba berusaha untuk menelpon Dini kembali namun hasilnya tetap sama.

"Aduhh din.. Angkat lah din..." ucap Egy gelisah.

"Kau ni kenapa gik? Mau pergi kejakarta bukannya senang malah bingung gelisah macam ni.." tanya Firza.

"Dini marah sama akuu" ucap Egy.

"Lahh kenapa dia yang merajuk seperti ini? Kan kau yang nak ingin pergi kejakarta. Ko malah dia yang marah" tanya firza.

"Halahhh berisik kau!" bentak Egy.

"Miss you Egy" (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang