Chapter 7

227 15 1
                                    


Satu jam berlalu saat ibu hamil itu mengalami kontraksi yang membuat Egy, firza dan ica panik sekarang waktunya proses persalinan, Egy yang tak berpengalaman dalam menemani wanita menjalani persalinan terlihat panik.

"Mas... Istrinya sudah pembukaan 9 dan sekarang waktunya melahirkan, mas bisa menemani kan?" tanya suster.

"Hahh??" kaget Egy.

"Bisa bisa sus.. Kan dia suaminya.. Jadi dia yang nemenin sus.. Dia mau kok ya kan.." ucap ica sambil mencubit lengan Egy menisyaratkan untuk mengiyakan jawabannya.

"Aduh... I'ya iya sus" ucap Egy.

"Gik... Kau jangan pingsan ya.." celetuk Firza.

"Za tolongin aku za... Tolong lah.." ucap Egy yang meminta tolong namun tak direspon oleh ica dan firza.

"Ayo mas masuk" ucap Suster.

"Iya iya sus.." ucap Egy sambil memakai masker dan baju serba hijau yang biasa dikenakan dokter atau suster yang masuk keruang bersalin.

"Duhh... Masa gw si yang nemenin ibu ibu ini lahiran... Mana serem banget lagi nanti kalo ada orok yang keluar dari perut ibu itu.. Ditambah lagi banyak darah.. Ihhh ga bisa bayangin hamba yaallah.. Egy harus berani... Huhhh..." ucap Egy dalam hati sambil menghela nafas dalam dalam.

"Ayo mas... Temenin ya istrinya.." ucap Suster.

Egy memasuki ruang bersalin dengan wajah pasrah.

"Ayo bu hitungan ke 3 dorong kuat kuat ya bu... Satuu.... Dua..."jerit dokter.

" aduhhh sakit banget mas!!!! Sakit banget dokk!!!!" jerit Ibu itu sambil menjambak rambut Egy.

"Iya iya bu tapi jangan jambak saya bu!! Yaallohhh!!!" jerit Egy.

"Dua... Tiga... Ayo bu dorong bu!!" jerit Dokter.

"Oakk... Owakk..." suara tangisan Bayi yang baru ibu itu lahirkan.

"Hah? Bayi... Hahhh astagfirullah... Brukkk..." tiba - tiba Egy jatuh Pingsan.

"Dok suami nya pingsan dok.." ucap suster.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
15 menit Egy jatuh pingsan dan ia terbaring diranjang rumah sakit dengan infus ditangannya.

"Dimanaa.. Ini..." tanya Egy terbangun dari tidurnya.

Terlihat seorang gadis yang mengendong seorang bayi laki laki yang masih merah.

"Makasi ya gik..." ucap ica.

"Ha'ah.. Sama sama... Gw bisa nemenin ibu itu lahiran? Serius? Gw ga kabur?" tanya Egy.

"Iya.. Tapi lo pingsan.." ucap Ica.

"Hehehe.. Maaf gw kan ga pernah nemenin ibu hamil lahiran." ucap Egy sambil menyengir kuda.

"Nih gendong.." ucap Ica sambil menyerahkan Bayi itu.

"Ko gw yang gendong.." bingung Egy.

"Tinggal gendong aja.." ucap Ica.

Egy pun menggendong bayi yang lahir akibat pertolongan yang egy berikan kepada ibunya bayi itu terlihat tersenyum dipelukan Egy, dan Egy merasakan kehangatan seorang ayah yang bahagia melihat anaknya lahir, meskipun bayi itu bukan anak Egy.

"Masyaallah... Ini kah yang namanya perasaan bahagia?
Apa sebahagia ini kah jadi seorang ayah.. Kenapa hamba bahagia sekali ketika melihat bayi ini yaallah bahagia.. Baru kali ini hamba bahagia sekali yaallah... Sungguh besar karuniamu yaallah... Sungguh indah ya allah... Sungguh hangat yaallah..." ucap Egy dalam hati.

Terlihat dibelakang Egy, ica yang sedang duduk disofa sambil memperhatikan Egy menggendong bayi itu.
"Gila ya ni cowo... Dia sayang banget sama itu bayi,, padahal kan itu bukan anaknya.. Tapi dia keliatan sayang banget...
Sempurna banget yaallah.. Udah ganteng, baik, ke ayahan banget lagi masyaallah... Perfect banget...
Hhhhh.....
Ishh apaan si ko gw jadi suka sama dia... Baru ketemu juga udah suka sukaan.. Ga boleh ca ga boleh inget kata ka syarah..." ucap Ica dalam hati.

Egy pun membalik badannya kearah Ica duduk.
"Hmm.. Kamu mau gendong?" ucap Egy.

"Hah? Emm... Dia udah tidur ya.. Uhh kasian... Nangis terus.. Tadi.."ucap Ica.

"Iya... Nih mending kamu bawa ke ruang bayi aja deh, kasian nanti kalo dia bangun dengar kita bicara." bisik Egy.

"Yaudah deh..." jawab Ica sambil menggendong bayi itu dan membawanya keruang bayi.

~~~~~~~~

"Krek...."

"Emm... Bu.. Ibu udah sehat?" tanya Ica.

"Udah mendingan ko mbak.. Makasi ya mbak udah mau nolongin saya dan bayi saya, kalo ga ada mbak saya ga tau nasib saya kaya gimana..." ucap Ibu tersebut.

"Iya bu sama sama." jawab Ica.

"Emm... Nama ibu siapa?" tanya Egy yang tiba tiba masuk ke ruang inap itu.

"Nama saya.. Marisa mas.. Mbak sama mas ini namanya siapa?" tanya ibu marisa.

"Nama saya Egy bu, nama dia Ica bu." jawab Egy.

"Oh iyaiya... Makasi ya mas udah bantu saya..." ucap Ibu Marisa.

"Oh iya ibu ga telfon suami ibu?" tanya Ica.

"Suami saya belum pulang mbak.. Dia masih bertugas dipapua dan sampai sekarang dia belum pulang..." jawab Ibu Marisa.

"Terus keluarga ibu dimana?" tanya Egy.

"Keluarga saya ga ada yang memperdulikan saya,, mereka tidak setuju dengan pernikahan saya dengan suami saya, jadi kami memutuskan untuk tinggal dijakarta berdua." jawab Ibu Marisa.

"Udah apa Gy.. Nanya mulu si lu kaya wartawan." ketus Ica.

"Yaudah si.. Selow.." jawab Egy.


"Miss you Egy" (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang