Chapter 32

36 5 3
                                    

Jakarta.

Pagi ini adalah hari dimana Egy mengakhiri sekolahnya dan berangkat ke Polandia untuk melanjutkan studi. Egy sudah menyiapkan semua barang yang akan ia bawa. Mulai dari pakaian, buku, dan lain - lain, tidak lupa ia juga harus melupakan Ica demi pendidikan nya.

"Gik, kau besok mau berangkat ke Polandia kah?" Tanya Firza ketika melihat Egy tengah mengemas barang - barangnya ke dalam koper besar.

"Iya za" singkat Egy.

"Kau ga pamitan sama Ica kah?" Lanjut Firza lagi.

"Nanti aku pamit za, kau tenang saja" balas Egy.

"Gik, jangan sampai kau tidak pamit gik, dia itu sayang sekali sama kau. Jangan buat dia menangis gik" lanjut Firza.

Egy terdiam sejenak dan seketika pikirannya menuju kepada Ica.

"Za, aku titip barang ku ya, tolong lanjut beresin, aku mau pergi dulu" Egy bergegas pergi meninggalkan Firza.

"Loh gik, ko aku yang beresin? Mau kemana kau!"

"Tolong za!" Singkat Egy.

Egy pergi menuju salah satu toko buku yang terletak di jalan besar dekat sekolahnya itu, Egy terlihat ingin membeli sesuatu, namun ia masih bingung memilih barang apa yang akan ia beli.

"Beli ini ajadeh" ujar Egy dalam hati.

"Mbak bungkusin ini ya. Oiya pake kotak ya mba biar bagus" request Egy.

"Iya mas" balas mba kasir.

Setelah Egy menyelesaikan pembayarannya ia bergegas keluar toko dan berjalan menuju asrama Ica untuk memberikan bingkisan tersebut. Berharap Ica akan menyukai bingkisan darinya.

"Assalamualaikum Ica"

"Waalaikumsalam. Egy?"

"Hmm.. boleh ngobrol sebentar ga?" Tanya Egy yang masih mematung di ambang pintu.

"Boleh. Disana aja ya" tutur Ica sambil menunjuk ke arah bangku kayu yang terletak didepan kamar asramanya.

"Ca.."

"Ya?"

"Hmm.. ini buat kamu" Egy menyodorkan kotak biru muda berhiaskan pita yang sedari tadi Egy genggam.

"Buat aku? Apa ini?" Tanya Ica bingung.

"Buka nya nanti aja ya kalo aku udah pergi" pesan Egy.

"Pergi kemana?" Tanya Ica lagi.

"Besok aku mau ke Polandia" balas Egy.

"Oh iya, lupa hehe maaf ya. Yaudah ini aku terima, makasih ya Egy" ica membalas Egy dengan senyuman.

"Maafin aku ya selama ini belum bisa jadi yang baik buat kamu. Insyaallah kita ketemu lagi" ucap Egy.

"Amiinn. Yaudah aku masuk ya Dadah" singkat Ica yang segera pergi memasuki kamarnya, entah apa yang ia rasakan, mungkin lelah atau hancur ketika mendengar Egy yang akan pergi jauh.

Ica memilih untuk berdiam diri di kamarnya. Egy memang tidak salah jika memilih pergi untuk melanjutkan studi nya. Namun Ica merasa bahwa ia belum bisa melakukan yang terbaik untuk Egy, Ica masih belum siap jika harus melupakan teman terbaiknya yaitu Egy.

***

Egy berjalan menyusuri lorong sekolah untuk yang terakhir kalinya, esok orang tuanya akan tiba dijakarta untuk mengantarnya ke bandara, sebelum ia bertolak ke negri Eropa nanti. Lagi lagi Egy merasakan ada sebuah gejolak dihatinya yang sangat membara, ingin meledak ledak, rasanya Egy tidak sanggup menahannya.

"Miss you Egy" (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang