Chapter 21

127 10 1
                                    

2 hari sudah kejadian itu berlalu, dimana Egy sangat menggebu - gebu terhadap Ica. Ia tidak ingin kehilangan Gadis yang ia cintai untuk kedua kalinya.

Kini Egy hanya terdiam memikirkan kata - kata yang ingin ia ucapkan ke gadis pujaannya itu.

"Pokonya gimanapun caranya, gue harus bisa nembak ica. Gue ga mau kehilangan dia. Dia harus jadi milik gue." batin Egy.

"Argh!!!" kesal Egy sambil mengacak - acak rambut pirangnya.

"Assalamualaikum.. Gik!! Kau kenapa gik?" tanya Firza.

"Berisik kau!" bentak Egy.

"Daripada kau marah marah tak jelas macam orang gila. Mending kau ke asrama Ica sana." ucap Firza.

"Buat apa aku kesana. Cuma buat sakit hati saja." balas Egy.

"Kau itu tak tau isi hati Ica. Karna kau belum mencobanya Gik. Kau ini menginginkan seorang gadis, tapi kau tak berani buat mendekatinya. Kau ni lelaki bukan sih. Masa sama gadis macam ica saja takut." pekik Firza.

"Sekarang ku tanya. Memang kau punya gadis? Tak kan! Sok menyindir aku tapi kau sendiri masi jomblo!" celoteh Egy.

"Yasudah lah pasrah saja" balas Firza.

Egy memutuskan untuk pergi tidur agar ia bisa melupakan semua yang terjadi antara dia dan Ica.

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

"Gik kau mau langsung ke kelas atau kekantin dulu??" tanya Firza.

"Aku mau liat baby Ree kasihan dia udah beberapa hari ga aku perhatikan." ucap Egy sambil mengenakan jas almamater berwarna hitam.

"Bilang saja kau rindu kah" goda Firza.

"Sekali lagi kau cakap macam itu ku lempar kau dari atas apartemen!" balas Egy.

"Selow ee mass"

Firza sudah pergi tanpa jejak, ia memang ada kelas pagi untuk melengkapi nilai hariannya yang masih kurang.

"Hhh kenapa gue jadi merasa bersalah gini ya sama ica..
Ga seharusnya gue ngelakuin itu ke ica..
Ini semua karna ego gue yang berlebihan yaallah..
Gue harus bikin ica ga marah lagi sama gue. Harus!" batin Egy.

Egy langsung bergegas meraih tas ranselnya dan pergi meninggalkan asramanya.

Egy berjalan menyusuri sekitar daerah asramanya untuk membeli sesuatu.

"Emm permisi pak saya mau tanya boleh?" tanya Egy.

"Oh ya mas tanya apa??" balas Seorang lelaki berkemeja biru.

"Toko bunga deket sini dimana ya mas??" tanya Egy.

"Ohh mas nya cari bunga? Itu mas, mas lurus aja dari jalan ini, nanti ketemu pertigaan disana ada toko bunga dipaling pojok mas tokonya." balas Lelaki itu.

"Oh gitu ya mas, yaudah makasi ya mas maaf merepotkan" ucap Egy.

"Iya mas sama - sama"

Egy kemudian berjalan mengikuti arahan yang dikatakan oleh lelaki tadi.

"Ohh ini toko nya, alhamdulillah.. Semoga aja ica suka sama bunga yang gue beli"

"Permisi mba, saya mau cari bunga lily yang paling cantik ya mba" ucap Egy.

"Oke mas ditunggu ya, saya ambilkan dulu" balas Mba kasir.

"Ini mas bunganya, oh iya mas bisa tulis kata - kata loh dikertas ini, ini saya kasih kertasnya, nah mas bisa tulis disini kata - kata indah buat orang yang mau mas kasih bunga ini" ucap mba kasir.

"Ohh boleh deh mba" balas Egy.

Egy menuliskan sebuah kata manis untuk Ica. Yang kemudian ia lipat membentuk hati yang disematkan disela bunga lily.

"Terimakasih ya mba.." ucap Egy.

Egy bergegas untuk kembali ke asrama dan memberikan bunga itu untuk Ica.

Egy berjalan menyusuri sela - sela asrama sampai ia dititik dimana ia akan mengungkapkan perasaanya selama ini kepada Ica.

Gue harus berani.

Belum sempat Egy mengetuk pintu kamar Ica, ia terkejut saat ia merasakan bahwa ada seseorang yang memeluknya dari belakang.

°°°°°°°

"Loh egyy.."

"Siapa Ra??" tanya Ica.

"Itu emm.."

"Siapa sih coba gue liat"

"Tapi ca tunggu" cegah Rara.

Ica membuka pintu dan betapa terkejutnya ia ketika ia melihat Egy berpelukan dengan seorang gadis berparas cantik itu.

"Egy kamu kemana aja sih, aku kangen banget sama kamu" ucap gadis itu.

"Apaan sih lo! Gue ga kenal sama lu! Lepasin gue!!" bentak Egy.

Ica berbalik badan dan pergi meninggalkan Egy.

"Ica tunggu--"

"Udah??" tanya Ica.

"Udah dramanya? Udah pelukannya? Seneng kan dipeluk sama cewe?? Hhh" jutek Ica.

"Ca tunggu" ucap Egy sambil menggenggam lengan Ica.

Ica terdiam.

"Maafin gue, gue ga kenal sama cewe itu, gue itu kesini mau kasih lu bunga" ucap Egy.

"Ohh mana sini bunganya?" tanya Ica.

Ica meraih bunga lily yang diberikan oleh Egy.

"Makasih. Udah basi!" bentak Ica sambil membuang bunga lily kesukaannya itu ketempat sampah.

"Ca.."

Ica tidak menggubris dan pergi berlalu.

Arghh!!!

Emosi Egy memuncak dan ia memutuskan untuk pulang ke asramanya.

Brukk!!

Arghhh!!!!

Egy sangat kacau, sampai ia menyakiti dirinya dengan melampiaskan emosinya ke kaca kamarnya.

Egy sangat frustasi.

Entah apa yang kini Egy fikirkan.

Ia kacau.

Ia sangat kacau.

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

Happy Reading❤

"Miss you Egy" (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang