Arthur turun dari mobilnya ketika berhasil menyusul lamborghi yang berhasil memenangkan balap malam ini.
Entah semua terasa begitu lambat, ketika pintu mobil lambo itu mulai diangkat dan satu persatu kaki yang ditutupi sneakers biru itu mulai turun membawa sang empunya kaki keluar dari mobil yang membawanya pada kemenanga.
Betapa terkejutnya Arthur saat tau pembalap handal yang membawa lambo itu seorang wanita, wanita cantik dengan rambut coklat panjang yang menutup punggungnya yang sengaja diberi aksen curly di ujungnya.
"Seperti biasa, Katty memenangkan balapannya malam ini." Seru lelaki berkulit hitam dengan serenceng kalung rantai emas yang menggantung di lehernya.
"Dan ini hadiah mu, baby." Tambahnya sembari setumpuk uang pond yang terlihat menggiurkan dengan total yang tidak sedikit.
"Terimakasih, dude." Katelyn tertawa renyah.**
Katelyn menyenderkan punggungnya di badan mobil milik Zera.
Katelyn menempelkan ponselnya di telinganya sembari melirik arlojinya yang menunjukan pukul 2 A.M, sedangkan dia harus masuk kerja pukul 7 A.M
"Zera, kau dimana?" Tanya Kate saat Zera mengangkat panggilannya.
"Aku? Bersenang-senang, apa lagi?" Zera terkekeh ringan.
"Bawalah mobil ku, dan segera pulang Katty sayang." Baru akan menjawab, Zera langsung menutup panggilannya membuat Katelyn mengumpat kesal."Kau orang di balik kemudi mobil ini bukan?" Katelyn langsung membalikan tubuhnya, di sebrang mobilnya di sana pria itu.
"My prince." Katelyn langsung menekuk kakinya dan membungkuk tanda hormat, namun karena dia terlalu gugup jadilah dahinya membentur badan mobil.Arthur terkekeh melihat tingkah gadis di depannya, begitu menggemaskan di tambah dengan pipinya yang memerah malu.
"Selamat atas kemenangan mu." Arthur berdiri di samping Katelyn.
"Katty, right?" Tanya Arthur.
"Katelyn Madison, Your Highness."
"Bagaimana kau bisa melakukan itu? Maksud ku mengunakan teknik drifting dengan baik?" Tanya Arthur.
"Aku berlatih dengan keras, hingga aku bisa, yang mulia." Katelyn tidak berani menatap iris biru tajam milik sang pangeran.
"Menarik, aku bukan pembalap yang baik kau tau." Arthur menunjuk ferarinya yang penuh dengan goresan parah, Katelyn pun mengikuti arah yang ditunjuk Arthur.
"Tentu kau yang terbaik, Your Highness." Ujar Katelyn.
"Aku sangat mengagumi permainan mu." Puji Arthur.What? Kenapa terdengar sangat ambigu?
"Sebagai apresiasi ku, datanglah ke garasi pribadi ku. Kau bebas memilih mobil ku yang mana pun yang kau suka." Arthur memberi kartu namanya.
Demi Poseidon, apa ini nyata? Tampar aku, tampar. Teriak batinnya.
Dari kartu namanya saja berhasil membuat Kate terkesan dengan aksen elegan yang tak berlebihannya.
"Nice to see you, Miss Madison." Ucap Arthur.
"Nice to see you too, Your Highness." Sekali lagi Katelyn menekuk kakinya tanda penghormatan sebelum Arthur berlalu.**
Bunyi lonceng pintu terdengar kala Kate mendorong pintu kaca di depannya, pukul 5:30 A.M Kate sudah sampai di tempat kerjanya. Dia bekerja di sebuah cafe ternama di kota London, dengan mata yang sayu akibat kantuk yang masih menyerangnya Katelyn berjanan ke belakang meja kasir.
"Pagi Kate, kau tidak terlihat baik." Sapa Charlos yang sibuk di belakang mesin kopinya.
"Aku baik Charl, hanya sedikit mengantuk."Katelyn memasang kaca mata bacanya agar matanya tidak terlihat mengantuk.
"Baiklah segelas espresso untuk nona cantik ini." Charlos langsung memberikan cangkir kecil yang sudah diisi espresso yang harumnya menggelitik indra penciumannya.
"Terimakasih Carl." Katelyn menyesap sedikit demi sedikit kopi paginya, sebelum membersihkan kaca jendela dari luar.Katelyn menguncir rambutnya menjadi kuncir kuda, dengan topi hitam dan celemek yang sudah tergantung di lehernya Katelyn mulai melakukan kegiatan bersih-bersih sebelum cafe dibuka.
"Bersiap kawan, kita buka sekarang." Ujar Vera sembari membalik papan penanda bahwa toko kopi itu sudah buka sekarang.
Katelyn segera menuju belakang untuk menyeterilkan tangannya sebelum menulis isian dari kue keberuntungan yang disediakan caffe ini.
"Hi Ree, berapa kertas yang kau isi pagi ini?" Tanyanya.
"Baru lima puluh dengan ini." Ree mengangkat secarik kertas yang sudah digulung untuk dimasukan ke dalam kue keberuntungannya.
"Baiklah, semangat Ree." Katelyn mulai menuliskan kata-kata keberuntungan terbaiknya, hingga pukul 12 A.M dia berganti menjadi pelayan.**
"Di sini sedikit kacau saat jam makan siang, begitu?" Katelyn langsung mengambil notes kecil untuk mencatat pesanan dari pelanggannya.
"Ya begitu kelihatannya." Ucap Vera yang membawa nampan yang terdapat kotak berisi fortune cookie.
"Tolong bawakan ini, ke meja di sana aku harus ke toilet." Tambah Vera seraya menyerahkan nampan itu.Katelyn langsung membawa pesanan itu ke meja yang di tuju.
"Silahkan pesanannya tuan, semogakau menemukan keberuntungan mu terimakasih." Katelyn langsung berlalu karena harus mendatangi pelanggan yang memanggilnya.
**
Arthur membaca koran yang di pegangnya, bahkan hingga wajah tampannya itu tertutupi oleh kertas buram itu.
"Silahkan pesanannya tuan, semoga kau menemukan keberuntungan mu, terimakasih." Arthur lantas menurunkan koran itu, dia hanya menemukan sekotak fortune cookies yang tadi dipesannya.
Arthur mulai meraih cangkir espressonya dan menyesapnya sedikit demi sedikit, dia kemari atas rekomendasi dari adiknya Athala. Dia bilang kafe ini memiliki kue keberuntungan yang enak, hal ini membuat Arthur ingin membuktikannya sendiri.
"Kau akan menemukan gadis cantik." Bacanya, Arthur terkekeh pelan saat membaca tulisan yang ada di dalamnya.
"Kau ingin mencoba keberuntungannya Mike? Mereka bilang aku akan menemukan gadis cantik." Arthur mendorong kotak kue itu ke arah Mike.
"Kau akan mendapat kabar gembira." Baca Mike.
"Baiklah aku akan menunggu kabar gembira itu, pangeran." Tambah Mike.Arthur mengagguk, matanya menangkap objek yang menarik perhatiannya.
"Mike kau lihat dia? Bukankah dia gadis yang semalam itu?" Tanya Arthur sembari menunjuk Katelyn.
"Dia terlihat berbeda dengan kacamatanya, pangeran." Jawab Mike yang di tanggapi anggukan setuju oleh Arthur.
"Jadi, keberuntungan anda terjawab pangeran." Goda Mike.
"Saya juga mendapat kabar gembira bahwa pangeran ku menemukan gadis cantiknya." Tambah Mike.
"Panggilkan dia dan bayarkan pesananya." Ujar Arthur."Hey nona, bawakan bill kami." Mike melambaikan tangannya ke arah Katelyn.
**
"Hey nona, bawakan bill kami." Pria besar dengan pakaian serba hitam itu melambai ke arahnya.
Katelyn lantas mengagguk dan membawakan tagihan milik pelanggannya, sebelumnya Katelyn membenarkan topi dan celemek hitamnya.
"Silahkan Tuan." Katelyn memberikan bill itu lalu menunduk menatap sepatu sneakers putihnya yang nampak kusam.
"Ini nona, 30 pond kembalinya untuk mu saja." Katelyn menerima kembali buku hitam kecil itu.
"Terimakasih tuan." Ucapnya sembari sedikit membungkuk.
"Kau sangat terlihat cantik dengan kacamata itu, angkat dagu mu Miss Madison." Bisik Arthur tepat di telinga Katelyn.Katelyn merasa pernah mendengar suara ini sebelumnya, tapi dia tidak berhasil mengingat siapa pemilik suara ini. Akhirnya Katelyn mengangkat kepalanya untuk melihat siapa yang membisikan kata-kata itu.
Matanya lantas membulat saat mengetahui Arthurlah yang membisikan kalimat itu.
"Your Highness." Tanpa mengurangi rasa hormat Katelyn menekuk kakinya tanda hormatnya.
"Senang bisa bertemu dengan mu lagi Miss Madison, tapi aku harus pergi sekarang." Arthur tersenyum tipis melihat betapa lucunya gadis di depannya ini.
"Ah ya, kapan kau akan mampir ke garasi ku?" Tanya Arthur.
"Malam ini mungkin, tapi itu jika anda tidak keberatan Yang Mulia." Ujar Katelyn.
"Baiklah, pukul 7 kau harus ada di sana Miss Madison, aku menunggu mu."**
Terimakasih banyak❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage My Prince
Fantasy#6 Duke in 13.05.18 #15 Historical Fiction 19.08.18 #33 Historical Fiction 21.07.18 Menikah dengan seorang pangeran, adalah mimpinya dulu. Ya DULU bukan sekarang. Tapi bagaimana jika mimpinya itu terwujud? Menikah dengan pangeran dan menjadi seorang...