Stop It!!

18.3K 1.3K 16
                                    

Arthur menatap langit cerah dari jendela pesawatnya, setelah kemarin sore "menyelamatkan" calon istrinya, Arthur langsung menuju Austria karena tugasnya sebagai bangsawan Inggris.

"Bagaimana kabarnya?" Tanya Arthur tanpa menatap Mike.
"Kehidupan Miss Madison berjalan normal lagi, yang mulia." Jawab Mike.
"Kenapa tidak anda sendiri yang menanyakan kabarnya? Atau anda dapat memberinya kabar terlebih dahulu, karena harus diketahui bahwa wanita akan sangat senang jika lelakinya menyempatkan diri untuk sekedar memberinya kabar." Tambah Mike.

Arthur tidak akan marah jika yang menasihatinya adalah Mike, baginya Mike adalah orang kepercayaan, body guard dan juga saudaranya sendiri.

"Janganpun untuk memberinya kabar Mike, aku sendiri masih belum tahu perasaan macam apa yang aku rasakan padanya." Arthur mendesah lelah.

Sudah berhari-hari dia menanyai pertanyaan itu pada hatinya, namun belum ada jawaban. Yang pasti dia harus memiliki Katelyn.

"Jika boleh saya sarankan, jangan menikahinya karena obsessi mu yang mulia. Tapi menikahlah dengannya jika kau benar-benar mencintainya." Mike lalu undur diri untuk kembali ke kursinya.

Arthur sendiri semakin bingung, dia terlalu bodoh dalam hal ini. Dulu, dia boleh saja mengencani model kelas dunia manapun sesuka hatinya. Tapi tentu, hanya sekedar untuk penghiburnya di tengah kesibukan. Tapi, dia merasakan sesuatu yang berbeda kala dia bertemu Karelyn.

"Aku merindukannya." Harus diakui dua hari tidak bertemu gadis bar-bar itu, membuat Arthur merindukannya.
"Mike, apa jika aku merindukan seseorang itu berarti aku mencintainya?" Tanya Arthur, kali ini dia sedikit memutar badannya ke belakang demi menengok Mike.

Mike hanya terkekeh di sana, ya pria itu melihat pangerannya tumbuh dari bayi hingga menjadi lelaki yang mewarisi karisma dan ketampanan dari ayahnya. Tapi Mike sendiri tidak menyangka jika pangerannya tidak tahu apa-apa soal membedakan perasaannya.

"Tidak tentu pangeran, itu tergantung hati mu." Mike tersenyum penuh, menjadi hiburan tersendiri melihat pangeran angkuh di depannya ini menjadi kekanak-kanakan saat menghadapi masalah hati.
"Padahal aku berharap aku benar-benar mencintainya." Arthur sedikit tertunduk lesu di sana.
"Anda dapat mencintai dan dicintai oleh Miss Madison, pangeran. Karena cinta datang karena terbiasa." Tambah Mike.

Melihat Arthur kembali duduk dengan tenang, Mike diam-diam tersenyum tipis. Dia tahu bahwa Arthur mencintai Katelyn, ayolah mata seseorang tidak dapat berbohong bukan? Begitu juga mata Arthur, dari caranya menatap Katelyn sangat mudah terbaca bahwa pangeran muda itu mencintai Katelyn.

"Maaf pangeran, tapi anda harus dapat mengartikan perasaan itu sendiri." Bisik Mike dengan nada serendah mungkin.

**

Katelyn duduk menyangga dagunya dengan tangannya, ini hari minggu dan Katelyn masih belum ingin kembali bekerja. Dan entah kenapa pagi ini kakinya membawanya berjalan tak tentu arah, hingga sampailah dia di taman kota.

"Mommy look, dia pacar Pangeran Arthur bukan?" Katelyn langsung mengarahkan pandangannya pada sumber suara, dia mendapati gadis kecil berambut pirang yang tengah menarik tangan ibunya. Entah kenapa dia merasa "terpanggil" begitu?
"Kelihatannya begitu honey." Timpal wanita yang dipanggil 'mommy' itu.
"Aku ingin sekali mengajaknya bersalaman, apa boleh?"

Diam-diam Katelyn mendengarkan pembicaraan ibu dan anak tersebut, membuat hatinya sedikit berdetak karena disebut 'pacar Pangeran Arthur.' Dan saat mendengar derap langkah cepat, Katelyn semakin berdebar. Tapi pandangannya tak lepas dari gadis muda itu.

Gadis kecil itu berlari riang ke arahnya, dengan senyum lebarnya. Tapi saat tinggal beberapa langkah dari Katelyn gadis itu berbelok ke arah lain, membuat tatapan Katelyn mengekori gadis itu.

Marriage My PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang