Hiding.

15.9K 1.2K 8
                                    

Hingga tibalah hari dimana pernikahan Zera dilangsungkan.

Katelyn sudah siap dengan gaun yang di pilihkan Zera waktu itu, gaun putih dengan panjang ¾ yangbertambah cantik saat dikenakan olehnya. Tidak lupa dengan riasan tipis dan sepatu dengan hak yang tidak terlalu tinggi.

"Apa kau ini sahabat ku yang bernama Zera?" Gurau Katelyn saat dia berhasil merampungkan tatanan  rambut Zera.
"Ya, siapa lagi selain aku." Zera mendegus kesal.

Katelyn dengan terampil memasang hiasan dan kain tipis itu di kepala Zera.

"Rasanya baru kemarin aku bertemu dengan mu, ternyata kau hari ini akan menikah." Ucap Katelyn yang disahuti kekehan dari Zera.
"Kenapa?" Tanya Katelyn, dia rasa tidak ada yang lucu tapi kenapa Zera terkekeh?
"Kau sudah seperti ibu ku, dia sudah mengatakan kalimat itu berkali-kali." Jawab Zera.

Setelahnya mereka terdiam, hanya desahan nafas lega dari Katelyn yang terdengar.

"Aku senang kau akan menikah dengan Aidan, dengan begitu aku tidak perlu mengkhawatirkan kebahagiaan mu." Katelyn mengusap bahu telanjang Zera, sebelum menurunkan kain pada kepala Zera hingga menutupi wajah gadis itu.
"Ayo kita keluar, ibu mu pasti sudah menunggu di luar." Ajak Katelyn.

**

Arthur duduk di salah satu kursi yang disediakan. Dia mendatangi upacara pernikahan Zera, ya walaupun sebenarnya Zera mengundangnya malam nanti, saat pesta pernikahannya.

Arthur menatap pengantin pria yang sudah berdiri di altar menunggu pasangannya datang. Sebenarnya upacara pernikahan ini hanya untuk keluarga besar kedua pengantin, tapi karena Arthur berkuasa kenapa tidak?

"Dimana Katelyn?" Tanya Arthur pada dirinya sendiri, sudah dari tadi dia duduk di sini. Tapi Arthur juga tak kunjung menemukan gadisnya.

Hingga iringan pengantin wanita mengalihkan perhatiannya. Tapi yang paling menarik bukanlah sang pengantin, tapi gadis yang membantu memegangi ekor gaun sang pengantin.

"Perfect." Ucap Arthur tanpa di sengaja.

Matanya terpaku pada Katelyn, bahkan matanya tidak berkedip sekali pun seakan takut gadis itu akan hilang tiba-tiba.

Senyum Arthur semakin mengembang saat Katelyn berjalan di sampingnya. Hingga tatapan mereka todak sengaja bertemu, Arthur berharap gadis itu akan melempar senyum manisnya, tapi nyatanya Katelyn malah dengan cepat mengalihkan pandangannya ke arah lain seolah dia tidak melihat Arthur.

**
Sesudah Katelyn mengiringi Zera hingga ke depan altar, dia mengambil duduk di kursi deretan depan.

Tanpa sadar Katelyn mendegus kesal, dia sendiri tidak menyangka kalau Arthur akan datang dalam upacara pernikahan ini.

Tidak mau melewatkan momen sahabatnya ini, Katelyn berusaha bersikap masa bodoh atas ke datangan Arthur.

Senyum bahagianya mengembang saat sahabatnya berhasil diikat dalam janji di hadapan Tuhan.

Saat mereka berciuman, Katelyn segera memalingkan wajahnya. Dia merasakan wajahnya memanas, baiklah dia memang wanita dewasa tapi untuk melihat hal seperti itu sangat dapat mengusik ketenangannya. Ditambah tatapannya yang tak sengaja bertemu dengan tatapan Arthur.

"Oh God." Erang Katelyn saat merasakan pipinya lebih memanas.

**

Dari belakang sana, Arthur terus menatap punggung Katelyn. Dia tahu gadis itu tengah berusaha mengacuhkannya. Gadisnya itu sangat cantik, terlebih saat pipinya merah padam tadi.

"Aku akan membawa mu kembali, Kate." Ucap Arthur.

Dan hal yang di tunggu tiba, saat sang pengantin akan melempar bucket bunga.

Marriage My PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang