Katelyn banyak menghabiskan hari-harinya bersama Zera, dia berusaha melupakan semua masalahnya dengan membantu Zera menyiapkan pernikahannya.
Seperti siang ini, mereka berada di salah satu butik kenamaan yang ada di kota London.
"Jadi bagaimana?" Zera memutar tubuhnya di depan Katelyn.
Katelyn menatap Zera dari atas ke bawah, dengan tatapan penuh penilaian.
"Coba yang ini." Katelyn memang yang memilihkan gaun untuk Zera, karena Zera sendiri yang memintanya.
"Baiklah, aku coba." Zera segera meraih gaun itu lalu membawanya ke ruang ganti.Katelyn menatap punggung Zera dengan senyum leganya, betapa beruntungnya Zera akan menikah dengan pria yang mencintai dan dicintainya. Dan Katelyn berharap mereka akan hidup bahagia hingga maut memisahkan.
Sembari menunggu, Katelyn mengitari butik itu. Membuka satu persatu deretan gaun yang digantung.
Dan sebuah gaun cantik berhasil mencuri perhatiannya, gaun dengan aksen bunga yang cocok untuk menyambut musim semi.
Katelyn melirik papan harga yang tergantung di gaun itu.
"Kau bisa mengambil itu Kate."
Katelyn sedikit terkejut saat tiba-tiba Zera sudah ada di sampingnya.
"Tidak, ini terlalu mahal." Katelyn kembali menyimpan gaun itu di tempatnya semula.
"Anggap itu kado dari ku, Katty." Zera kembali mengambil gaun yang tadi dipegang Katelyn.
"Zera, jangan berlebihan." Katelyn menahan sisi lain gaun itu.
"Tidak ada yang berlebihan untuk sahabat baik ku ini." Zera tetap membawa gaun itu sembari menarik Katelyn kedepan ruang ganti.
"Cobalah gaun itu, dan yang ini juga." Zera meraih gaun putih yang sepertinya sudah disiapkan.Katelyn keluar dari balik tirai itu, gaun yang dipilihnya sangat sempurna dipakai olehnya.
"Sempurna." Seru Zera dengan girang.
"Cepatlah ganti pakaian ini, lalu kita bersiap ke gedung."**
Tiga hari tanpa gadis sarkas itu di sisinya, membuat Arthur merasa kehilangan.
"Apa yang mengusik pikiran anak ku ini?" Mandeline mengecup singkat puncak kepala Arthur.
"Dan dimana wanita biasa mu itu? Kenapa dia tidak belajar dengan Amanda?" Tanya Mandeline.
"Namanya Katelyn, mam." Arthur tahu ibunya tidak terlalu menyukai Katelyn.
"Terserah." Mandeline duduk di depan Arthur.
"Lagi pula dia bukan gadis baik untuk mu, menikahlah dengan Mona. Akan menyenangkan jika tour kerajaan ku dijalankan bersama Mona." Ucap Mandeline dengan senang.
"Kau belum mengenalnya mam, dia gadis yang baik." Arthur berdiri untuk beranjak dari sana.
"Tentu aku lebih tahu yang terbaik untuk mu, son." Mandeline turut berdiri.
"Tidak mam." Ucap Arthur.
"Jika saat perayaan ulang tahun mu dia tidak datang, maka artinya kau akan menikah dengan Mona." Tutup Mandeline lalu beranjak dari dana.Arthur menekan pangkal hidungnya, bisakah dia membuat Katelyn kembali padanya dengan waktu lima hari?
Arthur melihat undangan pernikahan yang waktu itu diantarkan oleh Katelyn.
"Aku akan mendapatkan mu, Katelyn."
**
Athala, dia tengah berada di sebuah pusat perbelanjaan yang berjarak dua blok dari kastilnya.
"Bagus yang ini atau ini?" Tanya Athala pada dua pengawalnya, kedua tanggannya memegang dua dress yang sangat cantik.
Ya karena puteri kerajaan tidak boleh keluar sendirian maka Athala harus diantar oleh pengawalnya. Jika saja Katelyn ada di sini, pasti Athala tidak akan melakukan kegiatannya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage My Prince
خيال (فانتازيا)#6 Duke in 13.05.18 #15 Historical Fiction 19.08.18 #33 Historical Fiction 21.07.18 Menikah dengan seorang pangeran, adalah mimpinya dulu. Ya DULU bukan sekarang. Tapi bagaimana jika mimpinya itu terwujud? Menikah dengan pangeran dan menjadi seorang...