That's My Girl.

19K 1.2K 26
                                    

Katelyn duduk di atas ranjangnya, malam ini akan dihabiskan dengan kamar barunya.

"Zera." Katelyn segera meraih ponselnya untuk menelfon Zera.

"Hey sayang, ada apa?" Sambut Zera.
"Apa kau bisa kemari Ze? Aku bosan." Ucap Katelyn.
"Ah, maaf sayang. Aku harus bersiap untuk minggu ini." Zera menghembuskan nafas beratnya.

Katelyn menepuk dahinya, bagaimana dia bisa lupa kalau minggu ini Zera akan menikah.

"Ya ampun, maafkan aku malam ini aku belum bisa membantu mu." Ucap Katelyn menyesal.
"Ya sayang, tidak apa. Lagi pula besok atau lusa kau dapat kemari."

Setelah itu Katelyn memutus panggilannya, lalu segera beranjak tidur.

**

Arthur dengan senyum lebarnya menyambut kedatangan gadis yang sedari tadi di tunggunya.

"Apa kabar, princess?" Tanya Arthur, saat Katelyn benar-benar berada di depannya.
"Baik." Jawab Katelyn.
"Lewat sini, princess." Arthur memeluk pinggang Katelyn untuk dibawa ke salah satu ruangan megah yang berada di dalam kastil itu.

Dan Katelyn belum pernah masuk ke ruangan ini sebelumnya.

"Your highness." Sapa wanita paruh baya yang membungkuk hormat pada Arthur.
"Dan gadis ini pasti, Miss Madison?" wanita anggun itu menyapa Katelyn dengan senyum manisnya.
"Kau benar, Amanda." Arthur sedikit menarik Katelyn lebih dekat dengannya.
"Katelyn, ini Amanda. Dia yang akan mengajarkan mu tata krama menjadi seorang puteri kerajaan." Ucap Arthur.
"Senang bisa bertemu dengan mu,Miss Madison." Amanda menjabat tangan Katelyn dengan sopan.
"Anda pandai memilih pasangan, pangeran. Dia terlihat lebih cantik daripada di majalah." Bisik Amanda pada Arthur yang masih dapat didengar Katelyn.

Katelyn mengigit pipi dalamnya gugup, dia sendiri dapat mendengar jantungnya berdetak kencang.

"Aku akan meninggalkan mu bersama Amanda, belajarlah dengan baik." Arthur mengecup lama pelipis Katelyn sebelum pergi dari sana.
"Mengerti?" Tambah Arthur.

Dan entah bagaimana, Katelyn mengagguk patuh begitu saja. Hah, akhir-akhir ini jantungnya sering tidak beres jika berdekatan dengan Arthur.

"Miss Madison, mari kita mulai. Pertama-tama perkenalkan saya Amanda Hamilton, saya yang akan mengajari anda bagaimana seharusnya seorang puteri berprilaku." Ucap Amanda yang disimak dengan baik oleh Katelyn.
"Pertama, kita mulai dengan cara jalan." Tambah Amanda.
"Aku punya sedikit bekal cara jalan yang baik Amanda, aku harus berjalan lurus dengan mengagkat dagu ku dan badan tegak." Ucap Katelyn sembari memperagakannya dengan berjalan beberapa langkah kedepan.
"Bagus, Miss Madison." Puji Amanda, cara jalan gadis di depannya memang sudah bagus. Tapi ada satu yang kurang.
"Kita ganti sepatu mu dengan high heels ini." Amanda menunjukan sepasang sepatu tinggi berwarna hitam.

Katelyn menelan kasar ludahnya, yang benar saja. Terakhir dia menggunakan sepatu hak tinggi saat dia pergi bersama Arthur, itupun karena paksaan oleh sang pangeran. Dan jangan lupa bahwa beberapa kali, Katelyn nyaris terjungkal karena sepatu tinggi itu.

"Apa kita bisa ganti pelajarannya, Amanda? Emm... Seperti bagaimana aku harus bersikap saat menyapa bangsawan lain?" Tanya Katelyn dengan cepat.
"Woww, anda terlalu bersemangat Miss Madison. Tapi kita harus belajar perlahan untuk memastikan anda benar-benar paham apa yang anda pelajari." Tolak Amanda dengan sopan, ya nona muda di depannya memang memiliki pesona yang berbeda dari gadis kebanyakan.

Katelyn akhirnya melepas sepatunya dan menggantinya dengan sepatu hak tinggi yang ditunjukan Amanda tadi, Demi Tuhan dia lebih baik berlari mengelilingi kota daripada harus menggunakan sepatu tinggi itu.

Marriage My PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang