Dari hari dimana Katelyn bangun dari komanya, dia lebih penurut dan lebih ceria dari sebelumnya.
"Pagi." Sapa Katelyn dengan riang ketika membuka pintu apartemennya untuk ku.
"Pagi juga." Balas ku sembari mengecup lembut dahi gadis itu.
"Kau sudah siap?" Aku mengenggam tangannya, lalu menariknya ketika Katelyn mengaggukan kepalanya.Jujur, aku lebih suka Katelyn yang penurut ini daripada Katelyn yang pembangkang. Walaupun aku juga tersiksa saat Katelyn merasakan sakit kepala yang sering kambuh akibat kecelakaan hari itu.
"Kau ingin es krim?" Aku menengoknya yang berjalan di samping ku.
"Boleh, tapi rasanya akan lebih baik jika dimakan di siang hari." Katelyn balas menatap ku dengan senyum tipis yang membuat hati ku menghangat.
"Tentu," aku mengangguk setuju. "Apa saja untuk mu, princess." Tambah ku sembari mengusap tangan kirinya yang melingkar di lengan kanan ku.Hari ini kita dijadwalkan untuk melakukan sesi pemotretan, hanya formalitas semata untuk melengkapi pertunangan kita. Lagipula sejak kita bersama, kita juga belum memiliki foto bersama. Jadi tidak ada salahnya kan?
Apalagi sekarang kita sekarang berada di butik kepercayaan ibu ku, tentunya untuk mengantar Katelyn bersiap dengan gaun yang dipilihkan ibu, dan Athala.
Sementara Katelyn bersiap, aku menaut diri ku di depan cermin setinggi badan ku. Aku merapikan lagi dasi dan jas hitam ku, juga tatanan rambut ku.
Senyum ku mengembang kala menangkap bayangan Katelyn yang berdiri di belakang sana.
"Sudah?" Tanya ku.
"Tentu." Katelyn menyusul berdiri di samping ku, dia turut merapikan gaunnya.Aku membuka ponsel ku ketika sebuah notifikasi masuk. Sudut bibir ku terangkat sedikit saat membaca pesan dari Athala.
"Cepat kemari, aku harus melihat calon kakak ipar ku."
Aku tidak membalasnya, melainkan memilih untuk penyimpan ponsel ku di saku celana.
"Ayo, kau ingat? Siang ini kita harus makan es krim bukan?" Aku melingkarkan tangan ku pada pinggang rampingnya, lalu menariknya.
"Tentu, aku ingin rasa vanila." Aku lihat sinar mata antusiasnya menerawang jauh membayangkan semangkuk es krim vanilanya.**
Sejuknya siang musim semi masih kalah dengan senyuman dari Katelyn. Gadis itu banyak tersenyum ramah pada pelayan kerajaan yang kebetulan lewat di dekatnya.
Katelyn memeluk lengan kiri Arthur dan menyandarkan kepalanya di bahu pria itu.
"Kau lelah?" Tanya Arthur.
Mereka duduk di pinggiran air mancur yang berada di taman belakang kastil, Arthur memang memilih pemotretan mereka dilakulan di sekitar kastilnya.
"Kenapa?" Arthur merasakan perubahan suasana hati gadisnya itu.
"Kau menjanjikan es krim pada ku, tapi sampai selesai pemotretan saja kita belum beranjak." Ucapan Katelyn lebih mirip gerutuan dengan nada rendah.Arthur hanya terkekeh pelan membuat Katelyn semakin menekuk wajahnya muram.
"Baiklah, maafkan aku." Ucap Arthur masih dengan kekehan ringannya.
"Tidak mau." Katelyn melepas tangannya dari lengan Arthur.Arthur beralih untuk bersimpuh di depan Katelyn, sembari mengenggam tangan gadis itu. Bukannya memelas pada Katelyn, Arthur malah menatap gadis itu dengan senyum penuh ejekan nan menyebalkannya.
"Gadis ku ini marah?" Ejek Arthur.
"Tidak." Balas Katelyn cepat.
"Hah, dasar gadis." Tambah Arthur.
"Hah, dasar pria." Balas Katelyn.Dan jadilah adu tatapan tajam oleh keduanya, bahkan mungkin tatapan mereka bisa membuat sebongkah es mencair karna saking tajamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage My Prince
Fantasy#6 Duke in 13.05.18 #15 Historical Fiction 19.08.18 #33 Historical Fiction 21.07.18 Menikah dengan seorang pangeran, adalah mimpinya dulu. Ya DULU bukan sekarang. Tapi bagaimana jika mimpinya itu terwujud? Menikah dengan pangeran dan menjadi seorang...