-
Melan membuka matanya perlahan. Yang dilihatnya pertama kali adalah ruangan berwarna putih. Dia mengedarkan pandangannya dan menemukan sosok Jihan duduk di bangku depannya.
"Jihan!" teriak Melan. "Kita belum di surga, kan?"
Jihan yang saat itu sedang bermain ponsel terkejut. Dia memandang Melan kemudian merotasikan kedua bola matanya. "Lo pingsan sejak dua jam lalu!"
Melan tersentak, gadis itu melirik jam di dinding UKS. Sekarang rupanya sudah jam istirahat. Melan memijit pelipisnya, berusaha mengingat-ingat.
"Ji?"
"Apa?"
"Eum..." Melan memainkan lidahnya. "Siapa yang bawa gue ke sini?"
Jihan menghembuskan nafas panjang. "Sorry to say, Mel. Tapi yang bawa lo kesini, Pak bambang."
Mata Melan membulat. "Jangan bilang dia yang gendong gue!"
Jihan mengangguk.
Melan memekik. Pak Bambang itu guru olahraga yang sangat genit dan hobi modus sama siswi-siswi SMA Harapan. Pencapaian indah macam apa ini yang sedang dialami Melan!?
Melan berdecak dan merengek. "Kan ada Gelaann!"
Jihan tersentak. "Lo berharap Gelan gendong lo kesini kayak di novel-novel? Mimpi lo, bangun ini dunia nyata bukan wattpad!"
Melan mencibir. "Gue malu!"
"Nggak apa-apa, orang tadi pak Bambang gendong lo ala bridal style, padahal anak XI IPA 1 yang cowok banyak lo yang mau gendong lo tadi, tapi pak Bambang terlalu gercep!"
Melan meringkuk. "Terserah."
Jihan tertawa. "Udah nggak usah sedih, nih gue beliin lo makanan tadi!"
Melan melirik Jihan cepat. "Ah, sejak kapan lo sweat gini sih, Jih?"
Jihan mendelik. "Gue mah selalu sweat!"
"Iya, kalau mau gue bantuin lo dekat sama kak Ichal!" lanjut Melan sembari meraih kantong plastik dari tangan Jihan.
"Btw, tadi gue udah chat kak Ichal kalau lo sakit jadi katanya dia bakal jemput lo kesini, terus samperin lo di UKS."
Melan berhenti membuka kotak nasi didepannya. "Jihannn! Lo gilaa? Kalau kak Ichal lapor sama Mama gue bisa mati!"
***
"Pelan-pelan kan bisa kak, gue lagi sakit nih!" protes Melan karena Ichal berjalan dengan begitu cepat menuju parkiran.
"Nggak usah bawel lo, makanya tugas itu dikerjain!"
Melan mendelik menatap punggung Ichal. Emang dia sering kerja tugas!? "Kepala gue lagi sakit, jangan ikut-ikutan, ceramah!"
"Biarin!" sahut Ichal melangkah menuju motor besarnya. "Siapa suruh jadi cewek males bener!"
Melan berteriak. "Gue cakar juga lo nih!"
Ichal tertawa. "Gue tinggalin, mau?"
"Nggak dong, uhh, kakakku SAYANGGG!" teriak Melan menekan kata sayang dan segera naik ke boncengan Ichal.
Sedangkan, Gelan yang ada beberapa meter didekat mereka mengernyit. "Sayang?" ulang Gelan. Perasaan banyak yang bilang dia dekat sama Gito. Kok malah sama cowok lain? Kayaknya dari sekolah lain lagi. Jadi gosip yang bilang dia playgirl beneran?
***
"Ma tadi Melan masuk UKS karena dijemur di bawah tiang bendera!"
"Ih, nggak kok, ma!" balas Melan.
"Beneran Ma, anemia-nya kambuh!"
Melan menarik rambut Ichal kencang. "Diemm!"
Ichal mengeleng. "Gue bakal-"
"Oke, fix gue bakal sebarin foto aib lo ke Jihan biar tuh cewek tahu kelakuan cowok yang disukainya!"
"Melan, gila lo? Udah repot-repot gue ke sekolah lo tadi buat jemput lo malah kayak gini balasan lo?!"
Melan mendelik. "Sepakat nggak nih?"
Ichal mendengus. "Gila!"
"Ada apa nih ribut-ribut?" Fani muncul dari dapur dan menatap kedua anaknya yang tak pernah akur. "Tumben pulang bareng?"
Melan tersenyum. "Mama kayak nggak tahu aja, Kak Ichal kalau ke sekolah Melan palingan mau lihat degem-degem!"
Ichal mengumpat. Kenapa adik perempuannya sangat licik! Sedangkan, Fani mengeleng-geleng. "Udah kalian berdua ganti seragamnya, terus makan!"
***
Next? Jangan lupa vote dan coment yaa!
Bubay,
kharlynUlle.
18 Maret 2020.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gelan & Melan
Teen Fiction'Dua magnet beda sisi yang saling tarik-menarik.' Melan itu gadis centil dengan sifat meledak-ledak seperti petasan. Sedangkan, Gelan itu lelaki kaku dengan wajah dingin bak kutub es. Melan suka mengganggu Gelan, menurutnya tak ada yang lebih seru k...