[09] Konyol

5.1K 417 17
                                    

-

"Mama! Mama!" teriakan Melan mengisi rumah mewah itu malam ini. Gadis yang hanya memakai piyama tidur berwarna biru muda itu berlari menuruni tangga.

Melan langsung melompat duduk ditengah-tengah kedua orangtuanya. Fani dan Aldi membelalak kaget dengan tingkah anak bungsunya.

"Jangan percaya yang dia bilang!" seorang remaja lelaki turun dari tangga dan segera menghampiri mereka.

"Ada apa nih?" tanya Fani menatap anak sulung dan bungsunya bergantian. Ichal berdiri disamping sofa menatap Megan tajam, memberikan isyarat agar dia tak mengatakan apa-apa.

"Masa tadi Melan nemu-"

Ichal menatap Melan lebih tajam dan langsung memotong ucapan Melan. "Nemu apa?!"

"Ah, enggak, bercanda kok." balas Melan sambil memeletkan lidahnya.

Ichal berdecak, lelaki itu mengambil kunci motor dan helmnya. Fani baru tersadar dengan penampilan anak sulungnya yang sudah rapi. "Kak, mau kemana?"

"Cari angin!" Ichal berteriak, nampaknya dia sangat kesal dengan adik bungsunya yang sangat menyebalkan. Sedangkan Aldi hanya terkekeh dan mengusap kepala Melan.

"Jangan gangu abangnya terus dong, jahil banget anak papa ini," ujar Aldi.

Melan tertawa cekikikan.

***

Pagi ini nampak mendung. Matahari Engan muncul dibalik awan kelabu. Melan melangkah buru-buru di koridor yang licin.

Dari arah belakang, Gito mengejar gadis itu, setalah hampir dekat lelaki itu menyentuh bahu Melan membuat gadis itu terkejut dan berbalik.

"Pagi Melan." lelaki itu menyapa dengan senyum mautnya yang membuat lutut perempuan manapun lemas melihatnya.

"Pagi Kak Gito," jawab Melan malu-malu sambil menyelipkan anak rambutnya kebelakang telinga.

"Udah sarapan belum?" tanya Gito, kali ini lelaki itu berjalan disamping Melan. Sebagian orang yang melihat mereka merasa sirik, dan juga senang.

"Udah kok, tadi Melan dibuat roti keju sama susu strawberry sama Mama." Melan menutup mulutnya karena tersadar kalimatnya terdengar begitu manja ditelinga Gito dan pasti lelaki itu akan ilfeel padanya.

Namun reaksi Gito berbanding terbalik dengan dugaan Melan. Lelaki itu justru tertawa dan mengacak rambut Melan sejenak, menghadirkan letupan-letupan dihati Melan.

"Lucu banget kalau lagi salting," kata Gito melihat Melan yang menunduk dengan wajah memerah.

***

Melan melangkah buru-buru menuju UKS setelah mendapat kabar bahwa Jihan sakit. Gadis itu membuka pintu UKS dengan kencang, sehingga membuat beberapa orang didalamnya kaget.

"Jihan?" Melan memangil karena tak mungkin gadis itu membuka satu persatu tirai disana.

Gadis yang namanya disebut membalas dari balik sebuah tirai sambil mengintip sejenak.

"Gilaa lo!?" serbu Melan kesal. Pasalnya Jihan bukan sakit beneran, dia hanya ingin kabur dari pelejaran fisika setelah ini. Dan dengan tak setia kawannya dia tak ingin mengajak Melan! Bayangkan guys!

"Apasih lo!" semprot Jihan. "Lo-nya aja yang kabur ke kantin padahal mau gue ajak! Udah deh, sini duduk samping gue, kasurnya empuk daripada rumus belibet Pak Agus!"

Melan mengikuti instruksi Jihan. Kedua gadis itu duduk diatas kasur tersebut dan mulai mengeluarkan ponsel masing-masing. "Enak juga ya ngadem disini," kata Melan.

"Iyaa, pak! Ini kasihan Anisa-nya pingsan, tolong sediakan tempat dong! Kena cairan kimia!" suara Bu Dina dengan khawatir terdengar. Melan dan Jihan saling pandang sejenak.

"Penuh, Bu!" Rina yang menjaga UKS menjawab. "Bentar saya cek."

Tiba saatnya tirai Melan dan Jihan yang dibuka dan kedua gadis itu langsung memberikan cengiran konyol.

"Kalian ngapain?" tanya Rina kaget.

"Cuma tes aja kasurnya empuk atau enggak, eheheh," jawab Jihan konyol.

***

Next? Jangan lupa vote dan coment yaa!

Bubay,

kharlynUlle.

29 Maret 2020.

Gelan & MelanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang