[03] Manusia Langkah

6.3K 545 16
                                    

-


"Mel!" seru Jihan sambil menggoyangkan pundak sahabatnya yang memandang kosong kedepan dimana lapangan sekolah tertera.

"Ada Kak Gito cariin lo!" Melan yang sedang memandang kelapangan dimana kelas Gelan sedang berolahraga mengernyit. Gadis itu berbalik dan menemukan sosok Gito dengan senyum hangatnya mendekat. Jihan otomatis bergerak masuk kedalam kelas tak ingin menjadi obat nyamuk.

"Lagi liatin apa?" tanya Gito, lelaki itu ikut bersandar di pilar samping Melan. Matanya meneliti kiranya apa objek yang sedang Melan pantau dari sini.

Melan tersenyum. "Cuma lihat kelas XI IPA 1 olahraga, kebetulan jam kosong."

Gelan menganguk. Dia menyodorkan minuman yang dari tadi dipegangnya kepada Melan. "Buat lo."

"Ah?" Melan terkejut karena dia tak haus, namun gadis itu menerimanya kala melihat sosok Gelan melangkah dan duduk dipinggir lapangan.

"MAKASIH KAK! MELAN KELAPANGAN DULU!" teriak Melan disaat dia berlari dengan cepat menuruni tangga dekat kelasnya. Gito bahkan ngilu, membahayakan kalau dia jatuh. Tak lama kemudian sosok gadis itu sudah muncul dibawah menganggu seorang cowok yang Gito kenal sebagai Gelan. Lelaki serius yang tak pernah main-main apalagi dengan gadis seperti Melan.

"Gelan!" Melan berteriak, dia mendekati dan duduk disamping Gelan. Reflek, murid-murid XI IPA 1 melirik kearah mereka. Melan si gadis paling kontroversial dengan segala tingkah-tingkah ajaibnya yang selalu membuat heboh sekolah sekarang duduk disamping Gelan dengan wajah manisnya itu?

"Buat lo," kata Melan, dia menyodorkan minuman dingin yang tadi diberikan Gito padanya kepada Gelan tak peduli bahwa Gito masih mengamati mereka. "Lo pasti capek, kan?" lanjut Melan sambil duduk disamping Gelan yang cuek.

"Terima dong, pegal tangan gue," kata Melan karena Gelan tak kunjung menerima minuman tersebut. "Gel! Kalau emang lo nggak tahu, fungsi mulut itu selain makan juga ngomong!"

Gelan menghembuskan nafas panjang nampak tak suka dengan kehadiran gadis itu. "Pergi." akhirnya kalimat itu mengucur dari mulut lelaki itu.

"Nggak mau sampai lo terima minuman gue!" paksa Melan.

Gelan menerimanya, Melan tersenyum namun senyumannya luntur kala Gelan membuangnya ke tempat sampah dekat mereka.

"Gila ya lo?!" pekik Melan. Menurutnya, Gelan terlalu sombong. Gadis itu memandang Gelan tajam, ternyata cowok ini memang tak ingin dibaik-baikin lihat saja nanti. Melan atau dirinya yang menang.

Melan bangkit cepat, tak ingin lebih malu lagi karena beberapa teman Gelan justru menertawainya. Gadis itu melangkah cepat menuju kelasnya dan langsung menyembunyikan wajahnya dibalik kedua lipatan tangannya kala sampai ditempat duduknya.

"Mel?"

"Gue lagi badmood, nggak mau ngomong apa-apa Jihan."

***

Melan sudah bersandar di motor Gelan sedari bel berbunyi, dia menunggu lelaki itu namun sudah tiga puluh menit terlewati lelaki menyebalkan itu tak muncul juga. Melan menghembuskan nafas berat, dia menendang motor Gelan saking kesalnya.

"Lo ngapain?"

Melan terlonjak kaget dia segera melap-lap motor Gelan. "Hehehe kotor gue bersihkan nih!"

Gelan berdecak. Menurutnya Melan itu gadis menyebalkan yang harus dia hindari. "Minggir!" seru Gelan.

Melan otomatis menyingkir, Gelan naik ke atas motornya dan saat itu Melan tersadar, dia buru-buru meloncat naik ke motor Gelan. Dan meringis setelah itu kala tahu kakinya ikut terkilir.

"Lo ngapain?! Turun!?"

Melan justru memeluk pinggang Gelan. "Nggak mau!"

"Turun!"

"Tinggal jalan apa susahnya, sih?!"

"Lo nggak punya malu?"

Melan berdecak. "Terserah, pokoknya gue tetap stand by disini."

Tiba-tiba Gelan, turun dari motornya.

Melan ikut turun. "Eh, Gelan!" teriak Melan.

"Lo butuh motornya, kan? Tuh buat lo gue sedekah."

Melan menghentakkan kakinya kesal. Rasanya dia ingin mengumpat sekarang juga. Manusia spesies seperti Gelan kok bisa hidup ya!?

***

Next? Jangan lupa vote dan coment!

Bye,

kharlynUlle.

28 Februari 2020.

Gelan & MelanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang