[24] Ironman

1.9K 267 16
                                    

-

Jihan duduk di tribun basket sendirian, dia melirik lelaki yang sedang memantulkan bola berwarna oranye itu lekat, sampai lelaki itu berjalan keluar dari lapangan.

Jihan dengan cepat, menyusul lelaki itu yang berjalan menuju ruang ganti. Dihadangnya langkah lelaki itu.

"Gue mau ngomong sama lo," ujar Jihan telak.

Gelan didepannya, mengernyit sampai kedua alis tebalnya nyaris bertaut. Heran, kenapa tiba-tiba, Jihan ingin berbicara dengannya, kemudian Gelan tersadar: cuma satu opsi, mudah ditebak karena Melan.

"Kenapa?" balas Gelan datar.

"Gila." Jihan berdecak. "Lo udah buat Melan sakit dan malah senang-senang? Sialan emang lo. Cowok bukan, sih? Punya hati, kan?"

Gelan membuang nafas gusar. "Gue?" ulangnya masih tak percaya, memangnya apa yang dia perbuat?

"Ya lo lah! Capek-capek gue sembunyiin semuanya dari kakaknya, elo malah enak-enakan!"

Gelan menatap Jihan datar. Kenapa gadis itu malah memutar-mutar pembicaraan, dan berbicara hal yang sama sekali tak Gelan paham. "Gue ngapain?"

"Hah?" Jihan melongo dengan eksepsi kelewat kaget. "Tahu nggak rasanya ngobrol sama lo?"

Gelan mengernyit kemudian mengeleng.

"Rasanya seperti menjadi Ironman!" teriak Jihan kesal.

***

Pukul satu lewat empat menit, dan Melan masih terjaga di atas kasurnya. Dia tak bisa tidur, dan tak tahu karena apa.

Melan membuka kembali percakapannya dengan Jihan beberapa jam lalu.

Jihan pacarnya Ichsan.

Mel, ini gila.

Gue maunya ke rumah lo baru bilang, biar ada sensasinya tersendiri.

Tapi, gue nggak bisa, gue ada urusan sama keluarga.

DAN LO TAHU INI TENTANG SIAPA!

GELANN!

GUE BEBERAPA JAM LALU LABRAK SI GUNUNG ES ITU

DAN GUE BENER-BENER NYESEL

RASANYA BENER-BENER MENJADI IRONMAN TAHU NGGAK!

GUE SURUH DIA TANGGUNG JAWAB BUAT LO!

ANJING!

EMANG DIA NGAPAIN GUE BANGKE!

GUE TAHU LO GILA TAPI INI UDAH KELEWATAN BATAS JIHANNNN

CIH,

DIA UDAH BUAT ELO SAKITT

DEMAM TINGGI

YA TANGGUNG JAWAB LAHHHH

Off capslock

Dengar gue baik-baik Mel,

Gelan itu bener-bener sialan emang.

Udah deh, lo sama kak Gito aja. Udah ganteng nggak buat orang kesal kayak Gelan.

Eh mami gue panggil, lanjutin besok yaaa!

Melan mendengus, serandom apa chat mereka. Tapi, yang dia bener-bener tak mengerti. Kenapa Gelan setega ini padanya, padahal dia bukan mantega.

"Astaga," ponsel ditangan Melan terbang bebas ke lantai. Dia mengambil dengan takut-takut, dan terkejut dengan gambar yang muncul disana.

"Bangsat," umpat Melan kesal. "BANG ICHSAN BANGKE NGAPAIN LO KIRIM FOTO SETAN JAM SEGINI HAH!"

Melan rasanya ingin bangkit dari kasurnya dan menghancurkan kamar Ichsan tapi dia urungkan karena sudah terlalu nyaman dengan kasurnya.

Untungnya, dia bukan tipikal cewek penakut seperti Jihan.

Kali ini ponsel Melan jatuh kembali ke lantai dengan lebih keras. Melan terkejut, mengercap matanya sekali. Kemudian meraih ponselnya lagi dengan keterkejutan berlipat ganda.

Gelan

L skt?

Melan kemudian pingsan saking terkejut dan tak tahu arti typingan Gelan.

Tapi boong.

Typing itu gratis. Yang jelas dong, mau gue kirim keyboard nggak, siapa tahu keyboard lo hilang.

Melan mengigit bibirnya gelisah, menunggu dengan lama sampai balasan berikutnya muncul.

Lo sakit?

:)

Emot juga dong akang gendangg.

Eh, makdushd

Astaga typing aja remedial gue.

Eh,

Iyqz

Iya gue sakit.


Oh.

Melan refleks mengumpat karena terlalu kesal. Sedangkan, diseberang sana, tanpa sadar Gelan menertawai sikap konyolnya.

***

A/n: parah, hampir sebulan cerita ini nggak update.

Akang gendang kalau saya bilang vote dan coment voment ya! Odading mang oleh rasanya

SEPERTI MENJADI IRONMAN.

WKWKW RECEH BAT!

XOXO,

AERLYN.

26 September 2020

Gelan & MelanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang