[25] My boo

1.9K 226 24
                                    

-

"Kak Gitooo, Kak Gitooo," bisik Jihan nyaring yang membuat telinga Melan rasanya begitu gatal.

"Iya," desis Melan membalas. Saat ini keduanya sedang di dalam perpustakaan. Sibuk mencari buku fisika untuk menyelesaikan tugas mereka yang belum dikerjakan.

"Kak Gito kesini," bisik Jihan lagi. Jihan buru-buru merapikan rambutnya.

Melan ikut melakukan hal yang sama. Kemudian, gadis itu melirik Gito yang sedang berjalan menghampiri keduanya.

"Hai, Melan," sapa Gito ketika lelaki itu berhenti tepat didepan Melan.

Melan baru saja ingin membalas namun terhenti karena batukan Jihan yang terkesan dibuat-buat.

Gito tersentak. "Oh, Jihan. Hi," ujar lelaki itu lagi, yang langsung dibalas Jihan cepat.

"Melan punya waktu nggak?"

"Punya, Kak, punya kok. Melan mah selalu punya waktu, dia mah nggak punya kesibukan, sok sibuk aja, sih." cerocos Jihan yang membuat Melan hanya pura-pura tersenyum.

"Kalau gitu, pulang bareng Kak Gito, ya? Entar kakak jemput di depan kelas, sekalian ada yang mau kakak omongin."

"Oh, boleh kak," balas Melan sambil tersenyum manis.

"Kalian ngapain disini?" tanya Gito kemudian.

"Eh, itu, nemenin Jihan kerja tugasnya, malas banget anaknya." Melan membalas cepat, dan pura-pura tertawa kecil.

Gito ikut tersenyum. "Oh oke. Kak Gito duluan, ya?"

Melan menganguk.

"ANJING, PENCITRAAN MACAM APA INI!?"

"Jihan jangan teriak-teriak, ini bukan hutan!" tegur pustakawan didepan.

"Parah banget lo, Mel. Jaga image juga nggak gini, ngorbanin gue namanya!"

"Ya, ya, maaf dong Jihan. Eh, menurut lo kak Gito mau omongin apa, ya?" tanya Melan binggung.

"Kak Gito pasti mau tembak lo! Percaya sama gue, deh, Mel. Kalau dia nembak lo, lo harus terima, okay, okay? Terus lo harus traktir gue, dan doain gue dan abang lo cepat nyusul, soalnya abang lo nggak ada kemajuan samsek!"

"Iyain sahabat terbaikk gue!"

"Baru nyadar?" balas Jihan.

Melan tertawa. "Just kiding!" kemudian, Melan mendapatkan satu tabokan kencang dari Jihan.

"Aish, jangan pukul kepala gue, nanti calon suami gue marah!" ujar Melan bercanda.

"BACOOTTT!" jawab Jihan dengan berteriak.

"JIHAN! MELAN! KELUAR DARI PERPUSTAKAAN SEKARANG! S.E.K.A.R.A.N.G!"

"Good job, Jihan," ujar Melan dengan senyum kecut, disela keduanya meninggalkan perpustakaan.

***

"Lima menit lagi," bisik Jihan.

Melan menormalkan jantungnya yang berdetak lebih cepat. "Okay, rileks lo belum mau mati, ini cuma pulang bareng. Tapi, kenapa gugup, banget sih?"

"Ya karena lo suka sama Kak Gito!" kemudian Jihan tersentak. "Eh, bukanya lo suka sama sih kenebo kering, ya?"

Bel berbunyi, dan Bu Indah membersihkan peralatan mengajarnya, kemudian pamit dan berlalu keluar kelas.

Melan membuang nafas gusar. Binggung sendiri, perkataan Jihan menganggu pikirannya. Dia bener-bener binggung dengan semuanya.

"Ah, Mel, Mel, hujan parah banget sih!" gerutu Jihan. "Ih, hujan nggak tahu situasi banget, mana lo mau date lagi!"

Melan mencubit Jihan saling kesalnya, perkataan gadis itu membuat mereka menjadi fokus satu kelas.

"Melan, lo dicariin!"

"Itu pasti Kak Gito, cepetan Mel, eh rapiin rambut lo dulu!"

Melan membuang nafas panjang. Rasanya menjadi dua kali lebih deg-degan, entah karena apa. Gadis itu melangkah cepat ke depan kelas.

"Kak Gito-" ucapan Melan terhenti, matanya membesar karena terkejut dengan apa yang dilihatnya. "Gelan!?"

***

A/n: satu bulan tepat, cerita ini nggak di-update. Aku juga ada keinginan buat revisi cerita ini soalnya ambaradul banget. Dan aku mau revisi ulang dari part 01, menurut kalian gimana?

bye,

carlin.

26 Oktober 2020.


Gelan & MelanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang