2. Unexpected Meeting

8.8K 909 162
                                    

Sudah terhitung sejak tiga hari pertengkaran antara anak menteri dan dirinya berakhir biasa saja. Buktinya hingga malam ini gadis bipolar itu tidak kunjung datang. Benarkan apa katanya? Hyein pasti hanya membual untuk sekedar menakut-nakutinya.

Bae Joohyun menaruh gelas beling yang berisi wine tepat diatas meja. Disana terdapat dua botol wine merah yang sudah tersaji dengan begitu sempurna. Ini sudah pukul tujuh malam lewat beberapa menit tapi pria yang biasanya menjadi partner bermain bersamanya belum kunjung menampilkan batang hidungnya. Joohyun memutarbalikkan tubuhnya untuk membuka kaca jendela ruangannya. Seketika hembusan angin dapat dirasakannya begitu saja. Menyentuh rambut, wajah, hingga menyapu kulit tangannya. Ngomong-ngomong soal tangan, pergelangan yang luka itu sudah sembuh karena Park Bo Gum -pria yang sedari tadi ia tunggu- telah memberikannya salap khusus untuk luka bakar, sekaligus penghapus bekas luka untuknya. Jadi sekarang ia tidak perlu mengkhawatirkan apapun tentang pergelangan tangannya yang sebelumnya terlihat kurang bagus.

Cukup lama menunggu sekitar dua puluh menit atau mungkin kurang, Bae Joohyun merasakan bahwa pintu ruangannya terbuka dan objek yang sedari tadi dia tunggu kini berada tepat menghampirinya mendekat. Joohyun terpukau menatapnya, begitupun pria disebrang sana. Ia selalu merasa Joohyun tampil sempurna. Tidak peduli seberapa terbukanya pakaian yang Joohyun kenakan, semuanya terasa sempurna dan cocok untuknya.

Hubungan mereka tidak lebih dari sekedar crush sesaat. Karena jika boleh Joohyun jujur, ia hanya menyukai Bo Gum untuk sekedar bersenang-senang. Tidak lebih dari apapun karena latar belakang pria itu bagus, dia tampan, rahangnya terlihat tajam walaupun tidak terlalu menapik, senyumnya terlihat lugu walaupun sebenarnya ia sungguh hebat dalam berciuman, hanya saja kekurangannya... Park Bo Gum selalu mengharapkan lebih untuk hubungan ini. Disaat Joohyun sama sekali tidak bisa memberikan perasaannya lebih dari apapun, tapi Park Bo Gum dapat melakukan semuanya untuk wanita itu. Jadi cukup sulit jika berada jauh darinya.

"Apa aku terlambat?" Pria itu menaruh jasnya tepat diatas sofa yang terpampang lebar tak jauh dari keberadaannya.

Joohyun tersenyum simpul, ia menatap Bo Gum dengan kepalanya yang sedikit dimiringkan.
"Beberapa menit cukup lama." Wanita itu mengangguk membenarkan.

"Lalu apa aku dapat hukuman atas keterlambatanku?" Pria itu mendekatkan tubuhnya untuk mengikis jarak antara dirinya dan Bae Joohyun.

Dengan berani Joohyun menyentuh samar-sama setiap kancing kemeja yang masih menempel ditubuh teman bermainnya.
"As your wish." Sampai sana berakhir, percakapan mereka hanya sampai sana. Sampai Joohyun langsung mendekatkan dirinya untuk lebih dekat lagi jarak antara tubuh mereka yang berdempetan. Lalu perlahan-lahan pria dihadapannya memajukan wajahnya, membenarkan letak posisi wajah untuk mensejajarkan bibirnya kepada bibir Joohyun. Detik berikutnya mereka berciuman.

Awalnya pelan-pelan dan terkesan lembut juga tenang, tapi kemudian tidak ada yang bisa menyangka sebesar apa gairah yang Joohyun butuhkan malam ini. Jadi wanita itu terlihat lebih menempelkan dirinya pada tubuh kekar milik Park Bo Gum yang dengan senang hati langsung melingkarkan satu tangannya dipinggang Joohyun. Sedangkan satu tangannya lagi digunakan untuk mendorong bahu belakang Joohyun agar lebih mendekat lagi walaupun jarak mereka sudah terkikis dengan sempurna.

Joohyun mengerang ditengah ciumannya yang terasa tergesa-gesa. Hingga Bo Gum akhirnya mulai berhenti mencium bibirnya dan beralih pada leher jenjang wanita itu. Bo Gum mengecup berkali-kali dibagian sana hingga menimbulkan suara-suara kecupan yang mendominasi ruangan ini. Membuat Joohyun sepenuhnya sadar bahwa ia sedang berada dalam ambang kenikmatan seperti biasanya. Ia mengeluarkan suara desahan yang keluar begitu saja dari bibirnya. Dan berkali-kali juga Bo Gum masih mengecupnya dengan tak sabaran.

Sampai pada suara pintu yang terbuka membuat mereka berdua seketika mematung dan terdiam. Joohyun sontak memundurkan badannya dan merapihkan helaian rambutnya yang terlihat cukup berantakan, sedangkan Bo Gum tidak bergeming dari tempatnya sedikitpun, ia memaksakan matanya untuk melihat siapa setan pengganggu disaat-saat mengenakan seperti ini. Dan disanalah dirinya dapat menemukan seorang pria berwajah tampan berdiri bersebelahan dengan seorang gadis muda yang berpenampilan cukup hedon.

Ineffable [HunRene]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang