Sudah lebih dari 24 jam perhitungan waktu berjalan dan Junmyeon masih menunggu.
Pesannya belum ada balasan sedikitpun. Sebenarnya, bisa saja pria itu menghampiri Joohyun untuk mengajaknya bertemu dan berbicara empat mata. Tapi sayangnya, nyali Junmyeon belum terlalu berani untuk bertindak lebih lanjut. Masih banyak yang dia khawatirkan tentang wanita itu. Bahkan waktu keberangkatannya untuk meninggalkan Korea tinggal hari ini, alias besok dia sudah menuju bandara untuk melakukan penerbangan. Dan belum mendapati balasan pesan sedikitpun dari Joohyun membuatnya mendecak kesal. Junmyeon jadi dilema, haruskah dia menghubungi Joohyun lewat telepon, atau terus menunggu?
Saat sibuk berdiam diri memikirkan wanita itu, tiba-tiba saja ponselnya berbunyi. Menandakan satu panggilan masuk lewat telepon yang langsung mengganggu fokusnya saat ini. Tanpa basa-basi, Junmyeon segera mengambil ponsel dan menggeser jari di atas layar untuk mengangkat panggilan teleponnya.
"Halo" Seorang perempuan disebrang sana menyapa, suaranya sudah Junmyeon hafal diluar kepala. Dia jelas mengetahui siapa yang berbicara sekarang, dan hatinya bergetar bukan main. Tidak pernah terpikirkan sedikitpun bahwa Joohyun akan menghubunginya malam-malam begini.
"Joohyun?"
"Iya, aku sudah membaca pesanmu. Hmm... apa kau pulang besok?"
Junmyeon tidak mengerti lagi, bagaimana bisa Joohyun menghubunginya sekarang dan bahkan bertanya mengenai penerbangan yang akan dilakukannya besok. Bukankah ini adalah kemajuan pesat dalam hubungan cinta sepihak diantara mereka?
"Ya, aku akan pulang besok. Makanya ingin mengajakmu untuk bertemu sekarang. Apa kau ada waktu kosong?"
"Aku tidak bisa bertemu saat ini." Jawab Joohyun tenang. Junmyeon ingin menanyakan alasannya, tapi dia enggan mengetahui lebih lanjut agar hatinya baik-baik saja.
"Baiklah, jadi... aku di tolak lagi ya...?" Suara balasan Junmyeon terdengar canggung, hingga membuat Joohyun mau tidak mau kembali berbicara.
"Kim Junmyeon,"
"Keberangkatanku ke China besok pukul 9 pagi." Junmyeon tahu, kemungkinan terbesar Joohyun tidak akan pernah menghampirinya atau mengantarnya besok, tapi pria itu hanya ingin memberitahunya.
"Aku menghubungimu untuk memberikan salam terakhir sebelum kau pergi ke sana. Selama ini, terima kasih..."
Kim Junmyeon terdiam. Tubuhnya benar-benar kaku sejenak saat mendengarkan penuturan singkat Bae Joohyun detik ini. Entah mengapa, rasanya menyenangkan karena akhirnya dapat mendengar terima kasih dari seseorang yang kalian sukai.
"Kenapa mengucapkan terima kasih?" Tanya Junmyeon dengan suara bergetar, dia seperti menahan sesuatu untuk dikeluarkannya sekarang.
Di sebrang sana, Joohyun terdengar berdeham. Seperti ragu akan kata-kata selanjutnya yang dapat Junmyeon dengar dengan jelas.
"Karena tetap berusaha sejauh ini walaupun aku mati-matian menolak."
"Aku senang melakukannya, setidaknya itu membuktikan kepadamu bahwa rasa cintaku melebihi apa yang kau bayangkan. Bahkan hingga detik ini..."
"Kau masih menyukaiku?" Potong Joohyun secepat mungkin.
"Mencintaimu." Junmyeon meralatnya. Dan dari sana, dapat dirasakan bahwa sebulir air mata mulai mengalir dari bawah matanya. Junmyeon juga terkejut, ini mungkin pertama kali dia menangisi seorang wanita yang tidak dapat dimilikinya.
Mereka saling bungkam untuk membalas, Junmyeon sibuk menenangkan perasaannya, sedangkan disebrang sana, hanya terdengar suara helaan nafas dari Bae Joohyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ineffable [HunRene]
Fanfiction(Adult) Hidupnya baik-baik saja. Berkecukupan dan memiliki apapun yang dia butuhkan. Berbeda dengan sifat dan siasat yang hatinya pilih. Dia berantakan, segala yang bersangkutan dengannya penuh kesalahan. Dari mulai penampilan liar dan nakalnya, keh...