Kursi-kursi putih mulai berjejer disertai hiasan berwarna hijau yang menempel dibadan kursi tersebut. Pernak-pernik bunga putih banyak menghiasi halaman indah ini. Dan disebelah sana, ada panggung kecil yang digunakan sebagai altar untuk pernikahan yang entah membawa kebahagiaan untuk siapa.
Bae Joohyun duduk diam di dalam sebuah ruangan, entah apa yang dipikirkannya hingga matanya menjadi kosong seperti itu. Aneh bukan? harusnya di hari yang paling penting ini dia bahagia, namun ini jauh berbanding terbalik dengan ekspektasi orang-orang. Matanya kosong, bibirnya yang tak berhenti dipoles lipstik oleh perias pun tak ingin bergeming sedikitpun. Sampai ibunya yang hari ini kelihatan cantikpun datang menghampiri Joohyun.
"Joohyun-ah, kau sudah siap?" Pantulan cermin didepan Joohyun memberitahu bahwa itu suara ibunya. Joohyun melirik sedikit kearah cermin didepannya, melihat ibunya tersenyum jadi membuat ia bak orang jahat yang tak bisa menampilkan senyumnya sedikitpun.
"Ibu... apa tidak ada jalan lain?" Itu sebuah keluhan pertama yang Joohyun keluarkan dari bibir merah mudanya pagi ini.
Ibunya menatap Joohyun serius, kemudian tersenyum lagi.
"Joohyun-ah, beri satu alasan kenapa kau menolaknya."
"Aku tidak menyukainya."
"Itu bukan alasan yang jelas, kau bahkan harus punya alasan kenapa tidak menyukainya."
"Dia brengsek, ibu..." Joohyun menunjukkan wajah kesalnya. Dia hanya bingung kenapa semua orang selalu memandang Sehun sebagai pria baik-baik.
"Kalau dia brengsek ayahmu tidak mungkin mendukung pernikahan ini." Ibunya menepis omongan asal Joohyun. "Sehun tampan, baik, sopan, dia bisa sukses diusia semuda ini dengan kerja kerasnya. Jangan menolaknya hanya karena kau masih ingin bermain-main dengan kehidupanmu yang lalu." Lanjut Nyonya Bae yang membuat Joohyun tidak bisa berkutik lagi.
"Ayo keluar, pernikahan sudah dimulai." Nyonya Bae berucap lagi, yang membuat Joohyun langsung berdiri dengan pasrah. Ia kemudian berjalan keluar ruangan dengan sekelebat pemikiran tak warasnya.
You may feel victorious now, but don't blame me if your days will get worse later, Oh Sehun.
*****
Pria itu memakai atasan kemeja putih, lalu dilapisi dengan luaran tuxedo hitam yang tertata sangat pas untuk ukuran badannya. Dia tampan, malah diatas rata-rata. Belum lagi senyum dan sifat ramah yang selalu ditunjukkannya didepan semua orang.
Lalu dia tersenyum, pria itu tersenyum, tepat dua langkah dihadapan Bae Joohyun. tepat setelah mereka berhasil mengesahkan janji suci pernikahan mereka untuk pertama kalinya dalam seumur hidup.
"Kau bisa mencium istri sahmu sekarang." Pendeta yang mungkin sudah berumur lewat dari lima puluh tahunan itu memberi instruksi kepada Oh Sehun sambil tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ineffable [HunRene]
Fanfiction(Adult) Hidupnya baik-baik saja. Berkecukupan dan memiliki apapun yang dia butuhkan. Berbeda dengan sifat dan siasat yang hatinya pilih. Dia berantakan, segala yang bersangkutan dengannya penuh kesalahan. Dari mulai penampilan liar dan nakalnya, keh...