22. Silently and Reality

4.9K 566 174
                                    

Seminggu yang lalu, semenjak diberlakukannya syarat dari Joohyun untuk suaminya, Sehun menuruti.

Pria itu mengikuti segala aturan yang Joohyun berikan untuknya. Tidak ada skinship sama sekali. Paling parah hanya menatap satu sama lain saat bertemu di apartemen. Joohyun akan diam dan Sehun pun sama. Ikut diam tanpa berbicara apapun, lalu pergi dengan canggung. Begitu terhitung sudah seminggu. Kadang hanya membuka percakapan singkat seperti menanyakan sibuk atau tidak, pulang malam atau tidak, dan hal-hal monoton lainnya.

Seperti sore ini, entah bagaimana ceritanya mereka berdua sudah dipertemukan kembali. Padahal biasanya Sehun pulang malam, begitpun Joohyun. Tapi hari ini mereka malah kebetulan pulang sore hari, berpapasan pula di depan dapur dan saling pandang memandang. Joohyun terlihat canggung, berdeham sesekali sambil menggerakan badannya pelan lalu bertanya untuk sekedar mencairkan suasana.

"Sudah makan?"

Yang ditanya terdiam, lalu tersenyum singkat.

"Sudah."

Begitu saja Sehun menanggapinya. Pria itu bahkan tidak menunggu lebih lama lagi untuk apa yang Joohyun katakan selanjutnya. Membuat tanpa sadar ada sedikit perasaan di dalam hati Joohyun yang terluka. Bukannya kenapa-kenapa, tapi berada dalam situasi canggung dan diabaikan itu sungguh tidak enak. Dan sekarang Joohyun sedang merasakannya. Sambil meminum seteguk air mineral, Joohyun memandang kepergian suaminya dari sana dalam diam.

Dia ingin mengetuk pintu kamar Sehun untuk sekedar menanyakan kabarnya atau basa-basi, tapi ego Joohyun terlalu kuat bersamanya. Makanya tidak ada lagi yang dilakukan wanita itu selain jalan menuju pintu kamarnya dan masuk kesana. Di dalam kamar, Joohyun seperti berperang sendiri dengan tubuh dan pikirannya.

"Menghampirinya atau tidak..." Dia berujar sambil menggigit kuku jari-jari tangannya pelan. Wajahnya menunjukkan ekspresi dilema yang kentara sekali.

Lama berpikir, tanpa sadar telinga Joohyun mendengar suara pintu kamar yang terbuka. Itu pasti Oh Sehun yang keluar dari kamar pribadinya. Joohyun tanpa sadar berlari menuju pintu dan langsung membukanya. Lalu menghampiri suara dari pintu kamar suaminya dalam keadaan tergesa-gesa. Begitu sampai, mereka saling terdiam satu sama lain. Ada Sehun disana. Mengenakan topi hitam beserta baju dan celana panjang, tak lupa sebelah tangannya menggenggam kunci mobil silver. Joohyun jelas tahu apa yang selanjutnya Sehun mau lakukan.

"Kau mau pergi?" Tiba-tiba Joohyun bertanya begitu kedua matanya melirik ke genggaman tangan Sehun yang memegang kunci mobil.

"Iya." Jawab Sehun tenang. Ia berjalan kemudian setelah menjawab pertanyaan barusan.

"Tunggu!" Teriak Joohyun cukup keras dan menganggetkan hingga membuat Sehun menoleh kepadanya.

Sehun kelihatan bingung, tapi pintar mengendalikan ekspresi agar kembali santai.
"Kenapa?"

"A-aku ikut." Suara Joohyun terdengar terbata-bata. Siapapun dapat menilainya dengan mudah.

Setelahnya terdengar suara tawa. Tentu saja dari bibir Oh Sehun yang menyunggingkan senyum singkat.
"Malam ini? Bersamaku?" Tanya Sehun kemudian sedikit heran.

"Iya bersamamu." Ada banyak perasaan canggung yang Joohyun rasakan. Sungguh tidak nyaman berada dalam keadaan seperti sekarang.

"Aku mau berkumpul bersama teman-temanku, tidak apa-apa?"

Joohyun membuang nafas dengan lemas. Lalu menggigit bibirnya kencang. Tiba-tiba saja dia merasa malu karena terlalu percaya diri membawa tubuhnya untuk menghampiri Oh Sehun.

"Ah, begitu..." Bahunya kelihatan langsung melemas.

"Tetap mau ikut?" Sehun menaikkan sebelah alisnya sambil bertanya.

Ineffable [HunRene]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang