Kencan pertama yang menjadi tujuan awal Oh Sehun telah berakhir setengah jam yang lalu. Bae Joohyun tentu saja senang, ia menghabiskan lebih banyak waktu membosankan berada di kebun binatang, oleh karena itu malam ini Joohyun akan bergantian merekomendasikan suaminya ke suatu tempat yang sudah lama dia tidak kunjungi.
Di dalam mobil, Sehun menerka-nerka kemana istrinya mengarahkan mobil mereka pergi. Bahkan hingga pukul 20.00 malam pun mereka belum sampai tujuan. Joohyun masih terus mengarahkan pria itu diam-diam. Menyuruh lurus, belok kanan, belok kiri, hingga masuk ke jalan terowongan, dan akhirnya berhasil memarkirkan mobil tepat di depan sebuah pelataran mewah bangunan klasik berwarna coklat.
Keadaan di luar tidak begitu ramai, hanya ada beberapa pasang orang yang sibuk masuk dan keluar lewat pintu kedatangan. Bae Joohyun berjalan lebih dulu dan saat kedua mata Sehun melirik pada sebuah nama tempat yang wanita itu tuju, Sehun menghela nafas sabar.
"Klub malam?"
Tanya Sehun diarahkan pada Joohyun. Kelihatan sekali dia sempat terkejut, tapi sedetik kemudian kembali menahan raut wajahnya agar tampak normal.
Bae Joohyun mengangguk antusias. Dia menarik kemeja yang Oh Sehun gunakan malam ini, mengajak pria itu agar berjalan lebih cepat sejajar dengan langkahnya yang berantusias tinggi. Sedetik kemudian Joohyun menyelipkan sebagian rambut hitam panjangnya ke belakang telinga. Berbicara cukup kencang saat tubuh mereka berhasil memasuki klub malam yang terlihat berbeda dari tempat yang biasanya Sehun kunjungi.
"Ini klub terbaik yang pernah aku kunjungi. Mereka membagi lantai menjadi tiga bag-" Saking antusiasnya bercerita kepada Oh Sehun, wanita itu tidak menyadari bahwa baru saja seorang pria menyenggol tubuhnya hingga menyebabkan Joohyun hampir terjatuh.
Untungnya Sehun disamping, tepat di sebelah Joohyun yang langsung diamankan kedua bahunya agar tidak tersungkur ke belakang. Pria itu menatap Joohyun menuntut, layaknya seorang ayah yang menasihati agar anaknya berhati-hati dan tidak ceroboh. Hingga membuat Joohyun mulai menyengir, pelan-pelan mengaku bahwa dirinya kurang hati-hati.
"Hati-hati Joohyun." Ujar Sehun dengan raut wajah khawatir. Dia sama sekali tidak bisa merasa seantusias Joohyun. Karena klub malam bukan merupakan tempat favoritnya, klub malam hanya dia kunjungi saat merasa hari-hari terburuk menimpanya. Dan Sehun paham betul bahwa malam ini dia tidak merasakan hari-hari buruk sama sekali. Makanya sangat disayangkan sebenarnya jika Joohyun menghabiskan waktu kencan mereka berdua ke tempat seperti sekarang.
"Aku hanya berjalan tapi dia menabrakku."
Saat Joohyun menjelaskan alasannya, Sehun tidak menjawab apapun selain langsung menggenggam telapak tangan istrinya untuk dikaitkan pada jari-jari tangan pria itu. Bahkan Sehun punya inisiatif sendiri untuk membawa tubuh mereka menjauh dari kerumunan tengah klub. Hingga menempatkan diri mereka berdua di depan sebuah tangga besar yang bisa dilalui menuju lantai dua.
Sehun ingin mengajak Joohyun agar mereka berdua tidak perlu merasakan keadaan yang hectic sekali di lantai satu, tapi belum sempat kakinya menginjak lantai tangga, Joohyun lebih dulu menghentikan.
"Tidak-tidak, jangan ke atas dulu. Kita di sini dulu. Aku mau memesan sebuah koktail yang rasanya benar-benar mengagumkan!" Joohyun menunjukkan binar pada kedua matanya. Sampai-sampai membuat Sehun kesulitan untuk tidak menuruti permintaan istrinya saat ini.
Mau tidak mau Sehun mengangguk berat hati, mengizinkan Joohyun untuk mengajaknya mencari tempat duduk yang dikhusukan untuk sebuah pasangan. Untungnya sofa yang berada di dalam ruangan masih tersisa banyak, jadi mudah memilih meja mana yang akan mereka tempati. Begitu sudah berhasil mendapatkan meja, Joohyun mengangkat sebelah tangannya hingga salah satu pegawai klub menghampiri mereka. Sehun tidak sempat mendengar apapun yang Joohyun sebutkan dalam pesanan karena musik di dalam terlalu kencang, jadi mungkin dia hanya bisa pasrah saja sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ineffable [HunRene]
Fanfiction(Adult) Hidupnya baik-baik saja. Berkecukupan dan memiliki apapun yang dia butuhkan. Berbeda dengan sifat dan siasat yang hatinya pilih. Dia berantakan, segala yang bersangkutan dengannya penuh kesalahan. Dari mulai penampilan liar dan nakalnya, keh...