Semua manusia jelas diberi insting pikiran untuk menilai masing-masing diri mereka atau bahkan orang lain. Begitu pula dengan Sorin. Selama lebih dari satu jam yang dirinya rasakan adalah ketidaknyamanan dan perasaan bingungnya. Sehun berada disampingnya namun terasa seluruh pikiran dan perasaannya hanya jatuh kepada Joohyun yang keberadaannya cukup jauh dari kursi mereka. Bahkan saat sesi film sudah usai, yang pria itu lakukan hanya berdiam diri sambil berjalan disamping Sorin.
"Kau baik-baik saja?" Tidak tahan dengan keheningan diantara mereka, Sorin memberanikan diri untuk bertanya.
Sehun terlihat cukup terkejut dengan teguran yang Sorin katakan untuknya. Karena itu Oh Sehun langsung membalas dengan anggukan dan bibirnya terbuka untuk mengucapkan sesuatu.
"Sudah cukup sore, ayo aku antar pulang.""Aku naik taksi saja, hari ini aku sudah banyak merpotkan."
Balasan yang diucapkan Sorin barusan membuat Sehun sedikit tersadar. Ia memang sudah tidak ada mood untuk berbicara dengan seorangpun, karena itu sebenarnya ide Sorin cukup disetujuinya.
"Aku akan pesankan taksi." Sehun menyetujui dengan syarat yang disarankan dan Sorin mengangguk.
Tidak lama kemudian taksi hitam datang menjemput, Sorin bersiap-siap sebelum beranjak meningggalkan pria Oh itu, dirinya sempat tersenyum dan mengucapkan terima kasih lagi.
Begitu Sorin sudah berada di dalam taksi dan supir menancapkan pedal gas, Oh Sehun segera beralih ke parkiran basement.Kemampuan menyetir Sehun tidak pernah berubah sejak dulu. Dia selalu mahir menggunakan stir mobil apalagi dalam keadaan seperti ini. Jujur saja semenjak Junmyeon dan Joohyun pergi lebih dulu meninggalkan teater, dari situ hatinya sudah tidak tenang. Sehun tahu semuanya akan benar-benar selesai jika dia bermain emosinya dalam masalah seperti ini, namun bukankah Joohyun sudah keterlaluan?
Dia sudah bersuami dan pergi dengan mantan merupakan kesalahan besar dimata Sehun. Hal yang tambah membuatnya tidak mengerti adalah dimana mereka dipertemukan. Memangnya Seoul sekecil daun kelor? Kenapa mereka harus pergi menonton di tempat Sorin dan dirinya melakukan perkerjaan?
Semua pikirannya kalang kabut. Begitu sampai di basement, Sehun keluar dan tanpa sadar membanting pintu dengan suara cukup keras. Langkahnya dipercepat agar bisa segera sampai ke unit apartemennya. Tepat pada pintu apartemennya yang terbuka, pria itu dapat melihat langsung dimana Joohyun berada. Sehun mempercepat langkahnya hingga berdiri hampir mengikis jarak antara pijakan tangga dan Bae Joohyun.
"Kau senang?" Suara Oh Sehun dapat dipastikan tegas mengarah kepadanya.
"Untuk apa?"
"Pergi bersama lelaki brengsek itu."
Joohyun membuka sedikit bibirnya, terkejut bukan main melihat sisi ucapan kasar suaminya.
"Dia saudaramu."
"Karena itu aku membencinya!" Sehun mengucapkannya dengan keras, hingga Joohyun terlonjak kaget dan sempat mengedipkan kedua matanya terkejut lagi.
"Aku tidak mengerti dan tidak peduli kenapa kau sangat membencinya, jadi tolong jangan libatkan aku dalam hubungan kalian yang rusak." Balas Joohyun serius, ia menatap balik mata Sehun dengan kesal sebelum berlalu meninggalkan pria tersebut.
"Kau tidak mau terlibat tapi selalu bersamanya." Sehun membalas.
Joohyun terdiam. Ia mengingat beberapa hari yang lalu sempat bertemu dengan Junmyeon di waktu istirahatnya, kemudian hari ini pun dirinya pergi lagi bersama Junmyeon. Memang benar Joohyun kadang bersamanya, tapi untuk kali ini ia punya alasan.
"Ya aku memang bersamanya tadi, tapi bukannya kau juga bersama seorang perempuan?" Joohyun kembali berbalik badan, bertanya secara langsung untuk meminta jawaban kepada Oh Sehun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ineffable [HunRene]
Fanfiction(Adult) Hidupnya baik-baik saja. Berkecukupan dan memiliki apapun yang dia butuhkan. Berbeda dengan sifat dan siasat yang hatinya pilih. Dia berantakan, segala yang bersangkutan dengannya penuh kesalahan. Dari mulai penampilan liar dan nakalnya, keh...