Kemarin malam bukan pertama kalinya bagi Sehun untuk mencium perempuan.
Sehun tidak sepolos apa yang mungkin orang-orang pikirkan. Ciuman pertamanya bersama dengan teman tk perempuan yang tak sengaja ditubruknya. Lalu beranjak pada umur menuju dewasa, Sehun pernah berciuman dengan Sorin saat mereka menjalin kasih, dan pada tahun ini ia sudah mencium Bae Joohyun lebih dari dua kali.
Tapi dibandingkan dengan yang dulu, ciuman semalam mampu membuat Sehun tidak bisa sedetik saja melupakan bagaimana wajah Bae Joohyun mengitari pikirannya. Joohyun jarang tersenyum, tapi sialnya Sehun malah semakin ingin melihat wanita itu menyunggingkan senyuman di bibirnya.
Kalau boleh diakui, diantara seluruh tubuh Bae Joohyun, Sehun paling menyukai mata dan bibirnya. Mata Joohyun terlihat indah saat mereka saling bertemu untuk menatap satu sama lain, Sehun seperti diberikan insting tertentu lewat tatapan mereka, makanya kadang pria itu suka untuk memandang Joohyun walaupun hanya sedetik.
"Kenapa kau terus mengikutiku?" Langkah Bae Joohyun berhenti begitu dirinya telah sampai pada ruang kantor pribadinya. Joohyun tidak sendiri, karena sekarang Sehun sedang bersamanya. Bae Joohyun kira, Sehun hanya akan langsung pergi begitu telah mengantarkan Joohyun di depan perusahaannya, namun seperti yang terjadi sekarang, Oh Sehun masih mengikutinya hingga dia menginjakkan kaki pada lantai ruang pribadinya.
"Kau belum menjawab pertanyaanku tadi..." Sehun berujar dan mereka saling menatap satu sama lain.
"Yang mana?"
"Kencan malam ini,"
Joohyun seharusnya tidak batuk karena tenggorokannya baik-baik saja. Tapi kenapa dia merasa tidak tenang begitu mendengar penuturan Sehun saat ini.
"Aku harus bekerja," Joohyun terlihat salah tingkah, ia bahkan meletakkan tasnya dengan asal-asalan.
"Kau bekerja sampai malam?" Tanya Sehun ragu-ragu, pria itu mulai duduk di salah satu kursi yang tersedia.
"Tentu saja tidak, maksudku-"
"Jam 8 malam, aku tunggu di basement kantormu." Sehun berdiri kembali setelah mengambil beberapa permen yang berada di dalam toples. Lalu menghampiri Joohyun dalam jarak dekat.
"Jangan telat." Pria itu menundukkan kepalanya ke bawah, mensejajarkan perbedaan tinggi mereka yang cukup jauh sebelum berbisik pelan di samping daun telinga Bae Joohyun.
Kata-katanya sesimpel itu namun mampu membuat seorang desaigner kelas atas seperti Bae Joohyun luluh."Memangnya aku sudah mengatakan setuju?" Berusaha sebisa mungkin untuk tidak terlihat semudah itu mengiyakan ajakan suaminya, Joohyun membulatkan matanya menatap Sehun galak.
Sehun menatap sebentar tapi beberapa detik setelahnya malah menelisir penampilan Joohyun dari atas sampai bawah tubuh wanita itu.
"Irene,"Yang dipanggil langsung kesal, merasa panggilan itu hanya diperbolehkan untuk orang-orang yang dekat dengannya.
"Aku kan sudah mengatakan berkali-kali jangan memanggil nama itu!"
"Tapi aku suka,"
Seperti halnya tomat yang mematang sempurna, pipi Joohyun berubah warna secepat itu. Membuat lagi-lagi seorang Oh Sehun betah menatapnya lama dalam jarak dua jengkal.
"Aku yang tidak suka!" Balas Joohyun menunjukkan kekesalannya kembali.
"Telat untuk mengatakannya sekarang, tapi... kau terlihat jauh lebih cantik kalau aku menatap dari jarak sedekat ini," Senyum Sehun mengembang, sempurna sekali seperti tokoh dalam karakter pangeran yang tidak punya cela sedikitpun.
Karena Joohyun tidak memberikan respon apapun, hanya menatap dalam diam pada kedua mata suaminya, Sehun memberanikan untuk maju satu langkah lagi. Hampir mengikis jarak mereka. Saat itu juga Joohyun berteriak tercekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ineffable [HunRene]
Fanfic(Adult) Hidupnya baik-baik saja. Berkecukupan dan memiliki apapun yang dia butuhkan. Berbeda dengan sifat dan siasat yang hatinya pilih. Dia berantakan, segala yang bersangkutan dengannya penuh kesalahan. Dari mulai penampilan liar dan nakalnya, keh...