6. Early Retaliation

7.1K 806 125
                                    

Malam ini bintang-bintang mungkin bertebaran banyak diatas langit, seharusnya menabur banyak kebahagiaan juga bukan untuk Bae Joohyun?

Tapi sayang, sungguh disayang karena Joohyun tidak sedikitpun merasa bahagia atau senang malam ini. Banyak sekali senyum yang dia lihat. Dari mulai senyum ibunya yang selebar bentuk setengah lingkaran, lalu wanita paruh baya cantik disebrang ibunya yang selalu tersenyum kearahnya, dan senyum pria gila yang sedari tadi dipamerkan kepadanya. Sudah berlangsung setengah jam mereka semua yang berada disini melangsungkan pertemuan pertama sekaligus jamuan makan malam bersama-sama.

Joohyun tidak menunjukan senyumnya sama sekali walaupun semua orang terus-terusan senyum menatapnya. Ia hanya makan secukupnya walaupun perutnya ingin memuntahkan seluruh isi makanan. Jujur saja, bukannya lapar justru ia muak setengah mati. Berada lama-lama untuk membicarakan hal tentang pernikahan yang sangat ia hindari selama ini.

"Kedepannya tempat, undangan, makanan, gaun, dan baju pernikahan akan mulai diurus secepatnya." Suara Nyonya Bae memberi tahu perihal beberapa hal yang sudah direncanakannya.

Tuan Bae mengangguk membenarkan sambil meminum air mineralnya.

"Soal gaun dan baju pernikahan, aku yang akan mengurusnya bersama Joohyun."

Jeha menoleh cukup terkejut menatap kedua mata Oh Sehun. Barusan ia berbicara, terang-terangan menunjukan bahwa ia sangat ingin menghabiskan waktu bersama Joohyun.

"Ah, benar. Akan lebih baik seperti itu..." Tuan Bae tertawa sambil menganggukkan kepalanya berkali-kali.

Seketika Joohyun langsung menaruh pisau dan garpunya kasar. Menimbulkan suara kencang yang tidak merdu ditelinga semua orang. Membuat hampir seluruh diantara mereka menatap keberadaan dan raut wajahnya saat ini.

Joohyun menghela nafasnya pelan.

Jaga sikap.

Itu yang ayahnya katakan saat mereka ingin berangkat ke restoran ini sebelumnya. Joohyun mencoba, dia sudah mencoba menjaga sikapnya sedari tadi. Sudah sabar sekali ia mendengar kata-kata Oh Sehun yang keluar dari mulut pria itu. Tapi barusan, pria tersebut memancingnya lagi. Dan kali ini Joohyun sudah tak bisa bertingkah terus menerus menurut dan diam. Kali ini ia memang harus bertindak. Setidaknya katakan sepersen kalimat yang menunjukan kepada semua orang bahwa dirinya sama sekali tidak menyukai perjodohan sinting ini.

"Kau saja yang mengurusnya," Joohyun menoleh kearah Sehun, dengan wajah yang dibuat sesantai mungkin agar ayahnya tak perlu memarahinya nanti.

"Kita berdua saja, akan lebih baik." Tapi Sehun memaksa dan menentang argumennya dengan sangat sempurna. Membuat kali ini dirinya terlihat salah dimata semua orang.

"Aku sibuk, aku tidak punya waktu." Joohyun memberi alasan pertentangan. Berharap agar Sehun mengertinya dan keluarga memakluminya.

"Kalau begitu akan kuberikan waktu untukmu..."

Lagi...
Dia seperti ini lagi kan?

"Memangnya kau siapa?" Joohyun mulai kehilangan kesabarannya. Intonasi nada yang dia keluarkan cukup tinggi. Membuat Nyonya Bae siap siaga berjaga-jaga dengan was-was. Jeha dan Tuan Oh bahkan menatap adu argumen mereka dalam diam.

"Calon suamimu."

Astaga! Alasan bodoh yang tidak nyambung dan masuk akal sama sekali!

"Hei Oh Sehun!" Joohyun mendorong kursinya untuk mundur. Ia baru saja ingin berdiri memaki pria itu tak peduli lagi bagaimana ekspresi ayahnya nanti.

Tapi ternyata Nyonya Bae mencegah, wanita paruh baya tersebut buru-buru menggenggam lengan putrinya dengan kencang namun halus, ia tersenyum memaksa agar Joohyun duduk kembali diatas kursinya. Tatapannya memohon, pikiran Nyonya Bae hanya menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Oleh karena itu lebih baik jika Joohyun menurut saja dan melaksanakan sesuai permintaan dengan lapang dada.

Ineffable [HunRene]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang